Di Webinar Perindo, Pemilih Pemula Ini Ajak Masyarakat Jangan Golput
Jum'at, 04 Februari 2022 - 16:55 WIB
JAKARTA - Salah seorang pemilih pemula dalam Pemilu 2024 Auliya Yasyfa Anwar berharap masyarakat dapat lebih aktif lagi dalam berpolitik. Sebab, keaktifan itu akan berimbas pada Demokrasi Indonesia yang kian baik ke depannya.
Harapan itu diungkapkan Auliya saat menjadi pembicara dalam Webinar Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) yang mengambil tema Suara Pemula, Suara yang Diperebutkan, Jumat (4/2/2022). "Kalau masyarakatnya enggak aktif dan memilih golput itu kan bisa disalahgunakan ya dan sebagainya. Nah kalau misalnya partisipasinya baik maka, demokrasi yang ada di Indonesia dapat terwujud," katanya.
Dia juga berharap keterwakilan perempuan di pemerintahan baik eskekutif maupun legislatif bisa lebih banyak. Sepengetahuannya, jumlah itu masih terbilang cukup kurang.
"Dampaknya produk hukum atau produk legislasi oleh pemerintah dan DPR kurang berperspektif gender. Makanya UU yang bisa mewakili dan melindungi perempuan harus dimulai dari adanya keterwakilan perempuan," jelasnya.
Tak hanya itu, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini juga mengingatkan kepada seluruh pemilih pemula agar tetap kritis pasca-pencoblosan. Tugas-tugas wakil rakyat haruslah tetap dipantau meskipun mereka telah terpilih.
"Contohnya, pada awalnya dia menjanjikan, punya visi misi seperti ini itu, tetapi pada kenyataannya bisa jadi berubah. Makanya kita harus mengawasi yang kita pilih," ujarnya.
Harapan itu diungkapkan Auliya saat menjadi pembicara dalam Webinar Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) yang mengambil tema Suara Pemula, Suara yang Diperebutkan, Jumat (4/2/2022). "Kalau masyarakatnya enggak aktif dan memilih golput itu kan bisa disalahgunakan ya dan sebagainya. Nah kalau misalnya partisipasinya baik maka, demokrasi yang ada di Indonesia dapat terwujud," katanya.
Dia juga berharap keterwakilan perempuan di pemerintahan baik eskekutif maupun legislatif bisa lebih banyak. Sepengetahuannya, jumlah itu masih terbilang cukup kurang.
Baca Juga
"Dampaknya produk hukum atau produk legislasi oleh pemerintah dan DPR kurang berperspektif gender. Makanya UU yang bisa mewakili dan melindungi perempuan harus dimulai dari adanya keterwakilan perempuan," jelasnya.
Tak hanya itu, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini juga mengingatkan kepada seluruh pemilih pemula agar tetap kritis pasca-pencoblosan. Tugas-tugas wakil rakyat haruslah tetap dipantau meskipun mereka telah terpilih.
"Contohnya, pada awalnya dia menjanjikan, punya visi misi seperti ini itu, tetapi pada kenyataannya bisa jadi berubah. Makanya kita harus mengawasi yang kita pilih," ujarnya.
(rca)
tulis komentar anda