Omicron Merebak, Luhut: Belum Ada Tanda Peningkatan Kasus Eksponensial
Senin, 24 Januari 2022 - 12:51 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memastikan hingga kini kasus Omicron di Indonesia relatif terkendali. Namun ia mengingatkan semua pihak untuk tidak jumawa.
"Meski kasus meningkat, pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian Omicron. Peningkatan kasus relatif terkendali," ujar Luhut saat jumpa pers, Senin (24/1/2022).
Luhut berujar, jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian masih lebih rendah 90% jika dibandingkan dengan kasus puncak Delta. "Kita tak perlu jumawa tapi kita harus disiplin. Kata kunci kita disiplin," ucapnya.
Menurutnya, hingga kini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus Omicron yang eksponensial meski varian baru tersebut sudah menyelinap masuk ke Tanah Air. "Sejak varian Omicron ditemukan satu bulan yang lalu di Indonesia, hari ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain," katanya.
Hal itu, kata dia, terlihat dari posisi Bed Occupancy Ratio/BOR di Jawa-Bali jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian delta, sehingga memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60%.
"Kasus kematian harian di seluruh wilayah Jawa-Bali selama 14 hari terakhir juga masih pada tingkat yang cukup rendah," ujarnya
Sebagai informasi, kasus Covid-19 di Indonesia mulai meningkat. Kondisi ini diperparah dengan masuknya varian Omicron. Pemerintah memperkirakan puncak kasus Omicron akan terjadi pada awal Februari 2022. Per Minggu, 23 Januari 2022, kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 2.925. Dengan adanya penambahan itu jumlah kasus corona secara nasional sebanyak 4.286.378.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat Sepekan Terakhir, Didominasi dari Jabodetabek
Sementara itu kasus sembuh tercatat ada 712 kasus, sehingga totalnya menjadi 4.123.267. Kemudian kasus meninggal bertambah 12, sehingga totalnya sebanyak 144.220. Kasus aktif Covid-19 bertambah 2.199 dan akumulasinya sebesar 18.891.
Lihat Juga: Prabowo Gembleng Menteri di Akmil, Luhut: Ingin Pembantunya Tanggap, Tanggon, Trengginas
"Meski kasus meningkat, pemerintah tetap dalam kendali penuh menghadapi varian Omicron. Peningkatan kasus relatif terkendali," ujar Luhut saat jumpa pers, Senin (24/1/2022).
Luhut berujar, jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian masih lebih rendah 90% jika dibandingkan dengan kasus puncak Delta. "Kita tak perlu jumawa tapi kita harus disiplin. Kata kunci kita disiplin," ucapnya.
Menurutnya, hingga kini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus Omicron yang eksponensial meski varian baru tersebut sudah menyelinap masuk ke Tanah Air. "Sejak varian Omicron ditemukan satu bulan yang lalu di Indonesia, hari ini belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang cukup eksponensial seperti yang terjadi di belahan negara yang lain," katanya.
Hal itu, kata dia, terlihat dari posisi Bed Occupancy Ratio/BOR di Jawa-Bali jauh lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian delta, sehingga memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan 60%.
"Kasus kematian harian di seluruh wilayah Jawa-Bali selama 14 hari terakhir juga masih pada tingkat yang cukup rendah," ujarnya
Sebagai informasi, kasus Covid-19 di Indonesia mulai meningkat. Kondisi ini diperparah dengan masuknya varian Omicron. Pemerintah memperkirakan puncak kasus Omicron akan terjadi pada awal Februari 2022. Per Minggu, 23 Januari 2022, kasus positif Covid-19 di Indonesia bertambah 2.925. Dengan adanya penambahan itu jumlah kasus corona secara nasional sebanyak 4.286.378.
Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat Sepekan Terakhir, Didominasi dari Jabodetabek
Sementara itu kasus sembuh tercatat ada 712 kasus, sehingga totalnya menjadi 4.123.267. Kemudian kasus meninggal bertambah 12, sehingga totalnya sebanyak 144.220. Kasus aktif Covid-19 bertambah 2.199 dan akumulasinya sebesar 18.891.
Lihat Juga: Prabowo Gembleng Menteri di Akmil, Luhut: Ingin Pembantunya Tanggap, Tanggon, Trengginas
(abd)
tulis komentar anda