Ramadhan di Tengah Wabah Corona, Muzani Ajak Masyarakat Saling Membantu
Kamis, 23 April 2020 - 16:16 WIB
JAKARTA - Virus Corona (COVID-19) yang mewabah di wilayah Nusantara diprediksi akan terus berlangsung selama Bulan Suci Ramadhan bahkan Lebaran. Dampaknya, salat tarawih berjamaah hingga mudik Lebaran dipastikan tidak akan terjadi pada Idul Fitri 1441 Hijriah mendatang. Alasannya, karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga larangan mudik yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Baca juga: Hari Ini Kemenag Gelar Sidang Isbat Tentukan Awal Ramadhan)
Terkait hal itu, Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani mengatakan, walau penuh beragam konflik dan pembatasan, datangnya bulan Ramadhan diharapkan dapat menjadi ladang amal hingga momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Baca juga: Masyarakat Dapat Saksikan Sidang Isbat Awal Ramadhan di Sini)
"Kita sebentar lagi akan menghadapi Ramadhan, bulan puasa, ini adalah puasa dalam sejarah kita. Dimana kita menghadapi pandemi yang sampai sekarang kita belum tahu ujung dan akhir dari pandemi COVID-19 ini," ungkap Ahmad Muzani dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (23/4/2020).
Menghadapi bulan puasa yang diperkirakan jatuh pada 24 April 2020, Ahmad Muzani mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Masyarakat harus terus berikhtiar dan saling tolong menolong membantu dalam menghadapi krisis imbas wabah virus Corona. "Pandemi virus Corona ini adalah sebuah musibah yang tentu saja datang dari Allah, dan tentu saja Allah menurunkan penyakit ini pasti ada obatnya. Bulan puasa diharapkan dapat menjadi pendorong bagi kita semua untuk meningkatkan amal soleh, ibadah dan sedekah bagi pribadi-pribadi kita," tambahnya.
Tidak hanya sebagai ladang beramal, bulan Ramadhan diyakininya dapat meningkatkan daya tahan tubuh personal hingga ketahanan sosial masyarakat. Imun personal dan imun sosial tersebut akan menjadi kekuatan dan obat dalam menghadapi pandemi ini. "Saya merasakan bahwa solidaritas kita antar manusia-antar masyarakat begitu besar dalam menghadapi COVID-19 ini, dan bulan puasa adalah momentum yang tepat bagi kita meningkatkan ibadah, meningkatkan solidaritas dalam menghadapi musibah ini," ungkapnya.
Pandemi Corona yang berlangsung hingga Bulan Ramadan ini diharapkan Ahmad Muzani dapat meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendekatan Ketuhanan, kata dia, dapat menjadi pendekatan baru bagi masyarakat untuk berbangsa dan bernegara dalam menghadapi situasi saat ini. "Barangkali saja, ini adalah ujian Tuhan kepada kita agar kita semakin dekat kepada Tuhan, semakin dekat dengan sesama manusia dan agar kita semakin dekat dengan alam. Mungkin ujian ini sebagai tanda bahwa selama ini kita jauh dari Tuhan, jauh dari kepentingan kita sesama manusia dan jauh dari kepentingan alam," ungkapnya.
Merujuk hal tersebut, Ahmad Muzani meminta masyarakat dapat melihat makna dari wabah virus Corona. Sebab, semua cobaan yang diberikan oleh Tuhan menurutnya memiliki makna. Muzani meyakini Tuhan telah memberikan solusi apabila manusia terus berikhtiar dan berdoa.
"Kita meyakini bahwa semua yang datang dari Allah, apapun penyakitnya pasti ada obatnya. Obat penyakit itu adanya di antara ikhtiar-ikhtiar kita, kita harus terus menerus berikhtiar untuk mencari obat dan solusi atas musibah ini. Tidak boleh ada keputusasaan, tidak boleh ada ketidaksabaran, apalagi saling menyalahkan. Kita memiliki kekuatan dan kita memiliki kebersamaan dalam menghadapi musibah ini," tutupnya.
Terkait hal itu, Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani mengatakan, walau penuh beragam konflik dan pembatasan, datangnya bulan Ramadhan diharapkan dapat menjadi ladang amal hingga momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. (Baca juga: Masyarakat Dapat Saksikan Sidang Isbat Awal Ramadhan di Sini)
"Kita sebentar lagi akan menghadapi Ramadhan, bulan puasa, ini adalah puasa dalam sejarah kita. Dimana kita menghadapi pandemi yang sampai sekarang kita belum tahu ujung dan akhir dari pandemi COVID-19 ini," ungkap Ahmad Muzani dalam siaran tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (23/4/2020).
Menghadapi bulan puasa yang diperkirakan jatuh pada 24 April 2020, Ahmad Muzani mengajak seluruh masyarakat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Masyarakat harus terus berikhtiar dan saling tolong menolong membantu dalam menghadapi krisis imbas wabah virus Corona. "Pandemi virus Corona ini adalah sebuah musibah yang tentu saja datang dari Allah, dan tentu saja Allah menurunkan penyakit ini pasti ada obatnya. Bulan puasa diharapkan dapat menjadi pendorong bagi kita semua untuk meningkatkan amal soleh, ibadah dan sedekah bagi pribadi-pribadi kita," tambahnya.
Tidak hanya sebagai ladang beramal, bulan Ramadhan diyakininya dapat meningkatkan daya tahan tubuh personal hingga ketahanan sosial masyarakat. Imun personal dan imun sosial tersebut akan menjadi kekuatan dan obat dalam menghadapi pandemi ini. "Saya merasakan bahwa solidaritas kita antar manusia-antar masyarakat begitu besar dalam menghadapi COVID-19 ini, dan bulan puasa adalah momentum yang tepat bagi kita meningkatkan ibadah, meningkatkan solidaritas dalam menghadapi musibah ini," ungkapnya.
Pandemi Corona yang berlangsung hingga Bulan Ramadan ini diharapkan Ahmad Muzani dapat meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pendekatan Ketuhanan, kata dia, dapat menjadi pendekatan baru bagi masyarakat untuk berbangsa dan bernegara dalam menghadapi situasi saat ini. "Barangkali saja, ini adalah ujian Tuhan kepada kita agar kita semakin dekat kepada Tuhan, semakin dekat dengan sesama manusia dan agar kita semakin dekat dengan alam. Mungkin ujian ini sebagai tanda bahwa selama ini kita jauh dari Tuhan, jauh dari kepentingan kita sesama manusia dan jauh dari kepentingan alam," ungkapnya.
Merujuk hal tersebut, Ahmad Muzani meminta masyarakat dapat melihat makna dari wabah virus Corona. Sebab, semua cobaan yang diberikan oleh Tuhan menurutnya memiliki makna. Muzani meyakini Tuhan telah memberikan solusi apabila manusia terus berikhtiar dan berdoa.
"Kita meyakini bahwa semua yang datang dari Allah, apapun penyakitnya pasti ada obatnya. Obat penyakit itu adanya di antara ikhtiar-ikhtiar kita, kita harus terus menerus berikhtiar untuk mencari obat dan solusi atas musibah ini. Tidak boleh ada keputusasaan, tidak boleh ada ketidaksabaran, apalagi saling menyalahkan. Kita memiliki kekuatan dan kita memiliki kebersamaan dalam menghadapi musibah ini," tutupnya.
(cip)
tulis komentar anda