Cerita 3 Sekjen PDIP Soal Sosok Megawati: Penuh Prinsip dan Taat Konstitusi
Minggu, 23 Januari 2022 - 20:55 WIB
JAKARTA - Tiga sosok Sekjen PDIP yang saat ini masih menjabat dan sudah purnatugas menyampaikan pandangan mereka masing-masing terhadap pribadi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri . Pramono Anung, Tjahjo Kumolo, dan Hasto Kristiyanto sepakat bahwa Presiden Kelima RI itu memiliki prinsip yang sangat teguh dan taat dengan konstitusi.
"Di luar kekuasaan atau di dalam kekuasaan, Bu Mega itu selalu mengajarkan taat terhadap konstitusi," ujar Pramono dalam webinar HUT ke-75 Megawati bertajuk Sikap Hidup Merawat Pertiwi: Panjang Umur Ibu Megawati yang disiarkan melalui akun YouTube PDIP, Minggu (23/1/2022).
Menteri Sekretaris Kabinet itu mencontohkan pernah sekitar 2005 atau 2006, Anggota DPR RI Fraksi PDIP menginterupsi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyampaikan pidato nota keuangan di Sidang Paripurna 17 Agustus. Mengetahui itu, kata Pram, Ketua Umum Megawati sangat marah.
"Waktu itu saya masih Sekjen. 'Siapa pun yang melakukan interupsi kepada presiden, saya akan pecat pada saat itu juga'," kata Pram mengulang pesan Ketua Umum Megawati.
"Kenapa itu dilakukan, karena beliau menjaga marwah konstitusi. Jadi kita boleh berbeda pendapat, kita boleh berseberangan, tetapi kita harus taat, patuh, tunduk pada konstitusi. Itu menjadi hal yang diajarkan Bu Mega," tambah Pram.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang tengah berada dalam perjalanan menuju pesawat, menyampaikan banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sosok Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Hasto yang baru saja memimpin penanaman pohon di Bali dalam rangka merayakan milad Ketum Megawati itu, menyatakan putri Proklamator RI Bung Karno tersebut memiliki prinsip yang kuat.
"Ibu Mega menegaskan solid itulah yang menjadi kekuatan partai yang terus menyatu dengan rakyat. Karena itulah Bu Mega kita diajarkan hal-hal terkait prinsip, yang fundamental tentang bangsa, negara, dan tentang partai," kata Hasto.
Bukan hanya itu, politikus asal Yogyakarta itu juga mengutip kesan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang mengenal Ketum Megawati sebagai sosok yang visioner, detail, dan kokoh pada prinsipnya.
"Di luar kekuasaan atau di dalam kekuasaan, Bu Mega itu selalu mengajarkan taat terhadap konstitusi," ujar Pramono dalam webinar HUT ke-75 Megawati bertajuk Sikap Hidup Merawat Pertiwi: Panjang Umur Ibu Megawati yang disiarkan melalui akun YouTube PDIP, Minggu (23/1/2022).
Baca Juga
Menteri Sekretaris Kabinet itu mencontohkan pernah sekitar 2005 atau 2006, Anggota DPR RI Fraksi PDIP menginterupsi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat menyampaikan pidato nota keuangan di Sidang Paripurna 17 Agustus. Mengetahui itu, kata Pram, Ketua Umum Megawati sangat marah.
"Waktu itu saya masih Sekjen. 'Siapa pun yang melakukan interupsi kepada presiden, saya akan pecat pada saat itu juga'," kata Pram mengulang pesan Ketua Umum Megawati.
"Kenapa itu dilakukan, karena beliau menjaga marwah konstitusi. Jadi kita boleh berbeda pendapat, kita boleh berseberangan, tetapi kita harus taat, patuh, tunduk pada konstitusi. Itu menjadi hal yang diajarkan Bu Mega," tambah Pram.
Sementara itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang tengah berada dalam perjalanan menuju pesawat, menyampaikan banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sosok Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Hasto yang baru saja memimpin penanaman pohon di Bali dalam rangka merayakan milad Ketum Megawati itu, menyatakan putri Proklamator RI Bung Karno tersebut memiliki prinsip yang kuat.
"Ibu Mega menegaskan solid itulah yang menjadi kekuatan partai yang terus menyatu dengan rakyat. Karena itulah Bu Mega kita diajarkan hal-hal terkait prinsip, yang fundamental tentang bangsa, negara, dan tentang partai," kata Hasto.
Bukan hanya itu, politikus asal Yogyakarta itu juga mengutip kesan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang mengenal Ketum Megawati sebagai sosok yang visioner, detail, dan kokoh pada prinsipnya.
tulis komentar anda