Respons Perkembangan Zaman, Kemenpora Dorong Terapkan Digitalisasi
Kamis, 11 Juni 2020 - 10:19 WIB
JAKARTA - Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Dana dan Usaha Keolahragaan (LPDUK) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) siap mendukung dan mengembangkan digitalisasi Esport. Dukungan ini sejalan dengan telah dipertandingkannya esport pada ajang Asian Games, SEA Games dan bahkan akan dipertandingkan di Olimpiade.
Dalam waktu dekat, LPDUK akan merealisasikan dukungan atas esport dengan pembentukan Digital Motor Sport Akademi bekerjasama dengan Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (IMI). (Baca juga: Pilih Aktivitas Minim Risiko)
"Esport sebagai sebuah virtual olahraga dan potensi besar industrinya merupakan kenyataan. LPDUK Kemenpora siap mendukung dan mengembangkan esport yang mempunyai unsur olahraganya seperti simulator balap mobil maupun event olahraga yg dapat dimainkan secara virtual seperti renang, lari, sepeda atau bahkan sepakbola melalui game virtual sepakbola," ujar Kepala Divisi Pendanaan dan Pengembangan Usaha Olahraga LPDUK Agus Mauro saat menjadi pembicara pada Webinar Fenomena Esport Terhadap Masa Depan Anak yang diselenggarakan oleh Koperasi Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Koparekraf), Rabu (10/6/2020).
Selain Agus Mauro, webinar ini menghadirkan pembicara Gary Ongko Putra (CEO Boom eSport), Christine Zoey Gray (Psikolog anak) dan Raihan Devino Ardi (Evos Esport Pro Player). Acara dimoderatori oleh Pilip Wiguna.
Agus Mauro menjelaskan, Kemenpora yang fokus pada sektor pemuda dan olahraga, sudah mendukung event olahraga Esport Piala Presiden dan beberapa event lainnya. Sehingga LPDUK juga siap bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menghadirkan event esports baik level nasional maupun internasional, juga mendukung pembinaan atlet-atlet espots nasional agar lebih berprestasi.
Sebetulnya, LPDUK pun sudah merencanakan pembentukan usaha keolahragaan Esport tahun ini. Namun karena keterbatasan anggaran, baru bisa direalisasikan tahun depan.
"Tahun ini kita fokus menyiapkan pembentukan Digital Motorsport Akademi bersama PP IMI. Digital Motorsport Akademi ini bisa jadi alat simulator bagi pembalap-pembalap otomotif, juga menjadi pusat pelatihan bagi pembalap-pembalap virtual yang dibina oleh PP IMI," jelas Agus Mauro.
Pada kesempatan Webinar ini, Christine Zoey Gray mengatakan, perkembangan pesat game atau esport di kalangan anak-anak harus diirngi dengan bimbingan dan panduan dari orang tua. Sebab, esport ada dampak negatifnya seperti mengakibatkan kecanduan yang ditandai dengan prilaku destruktif atau negatif. Juga berdampak negatif kepada fisik seperti pada mata dan perut karena selalu duduk sehabis makan, dan lain-lain.
Namun, esport juga memiliki dampak positif. Seperti menumbuhkan budaya kompetitif, berfikir strategi, teamwork, dll. "Jadi pembinaan Esports harus dilakukan dalam konteks yang terstruktur dan ada panduan. Agar pembinaan berjalan dengan seimbang antara di dunia maya dan dunia nyata. Mereka juga bisa mengerti jenjang karir jika ingin menekuninya," jelas Zoey.
Sementara itu, Gary Ongko Putra menjelaskan, Esport saat ini sudah tumbuh pesat di Indonesia mengikuti negara-negara lain yang sudah lebih dulu. Juga sudah banyak sponsor. Bahkan Indonesia juga sudah ada juara dunia mobile legend dan jenis esport lain.
Di luar negeri, kata dia, sudah bermunculan gaming house tempat Latihan Esport. Sepertinya juga akan ada Stadion Esport sebagai step berikutnya. "Sudah jadi industri baru. Bisa jadi pilihan karir. Pasca atlet juga bisa banyak pilihan karir yang bisa diambil. Bisa jadi coach, pembuat map, ada juga yang jadi youtuber dan banyak lagi," kata Gerry yang juga mantan gammer.
Dalam waktu dekat, LPDUK akan merealisasikan dukungan atas esport dengan pembentukan Digital Motor Sport Akademi bekerjasama dengan Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (IMI). (Baca juga: Pilih Aktivitas Minim Risiko)
"Esport sebagai sebuah virtual olahraga dan potensi besar industrinya merupakan kenyataan. LPDUK Kemenpora siap mendukung dan mengembangkan esport yang mempunyai unsur olahraganya seperti simulator balap mobil maupun event olahraga yg dapat dimainkan secara virtual seperti renang, lari, sepeda atau bahkan sepakbola melalui game virtual sepakbola," ujar Kepala Divisi Pendanaan dan Pengembangan Usaha Olahraga LPDUK Agus Mauro saat menjadi pembicara pada Webinar Fenomena Esport Terhadap Masa Depan Anak yang diselenggarakan oleh Koperasi Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Koparekraf), Rabu (10/6/2020).
Selain Agus Mauro, webinar ini menghadirkan pembicara Gary Ongko Putra (CEO Boom eSport), Christine Zoey Gray (Psikolog anak) dan Raihan Devino Ardi (Evos Esport Pro Player). Acara dimoderatori oleh Pilip Wiguna.
Agus Mauro menjelaskan, Kemenpora yang fokus pada sektor pemuda dan olahraga, sudah mendukung event olahraga Esport Piala Presiden dan beberapa event lainnya. Sehingga LPDUK juga siap bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menghadirkan event esports baik level nasional maupun internasional, juga mendukung pembinaan atlet-atlet espots nasional agar lebih berprestasi.
Sebetulnya, LPDUK pun sudah merencanakan pembentukan usaha keolahragaan Esport tahun ini. Namun karena keterbatasan anggaran, baru bisa direalisasikan tahun depan.
"Tahun ini kita fokus menyiapkan pembentukan Digital Motorsport Akademi bersama PP IMI. Digital Motorsport Akademi ini bisa jadi alat simulator bagi pembalap-pembalap otomotif, juga menjadi pusat pelatihan bagi pembalap-pembalap virtual yang dibina oleh PP IMI," jelas Agus Mauro.
Pada kesempatan Webinar ini, Christine Zoey Gray mengatakan, perkembangan pesat game atau esport di kalangan anak-anak harus diirngi dengan bimbingan dan panduan dari orang tua. Sebab, esport ada dampak negatifnya seperti mengakibatkan kecanduan yang ditandai dengan prilaku destruktif atau negatif. Juga berdampak negatif kepada fisik seperti pada mata dan perut karena selalu duduk sehabis makan, dan lain-lain.
Namun, esport juga memiliki dampak positif. Seperti menumbuhkan budaya kompetitif, berfikir strategi, teamwork, dll. "Jadi pembinaan Esports harus dilakukan dalam konteks yang terstruktur dan ada panduan. Agar pembinaan berjalan dengan seimbang antara di dunia maya dan dunia nyata. Mereka juga bisa mengerti jenjang karir jika ingin menekuninya," jelas Zoey.
Sementara itu, Gary Ongko Putra menjelaskan, Esport saat ini sudah tumbuh pesat di Indonesia mengikuti negara-negara lain yang sudah lebih dulu. Juga sudah banyak sponsor. Bahkan Indonesia juga sudah ada juara dunia mobile legend dan jenis esport lain.
Di luar negeri, kata dia, sudah bermunculan gaming house tempat Latihan Esport. Sepertinya juga akan ada Stadion Esport sebagai step berikutnya. "Sudah jadi industri baru. Bisa jadi pilihan karir. Pasca atlet juga bisa banyak pilihan karir yang bisa diambil. Bisa jadi coach, pembuat map, ada juga yang jadi youtuber dan banyak lagi," kata Gerry yang juga mantan gammer.
(maf)
tulis komentar anda