Sejumlah Politikus Masuk Pengurus PBNU, Gus Yahya: Biar Bisa Saling Menjaga

Rabu, 12 Januari 2022 - 15:18 WIB
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menjelaskan, masuknya sejumlah politikus dalam susunan kepengurusan sebagai strategi untuk menyeimbangkan PBNU dari perbedaan kepentingan politik. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Sejumlah politikus dari beberapa partai politik masuk dalam jajaran kepengurusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmat 2022-2027.

Terkait hal itu, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau biasa dikenal Gus Yahya menjelaskan, hal itu sebagai sebuah strategi dilakukan guna menyeimbangkan PBNU dari perbedaan kepentingan politik ke depan.

"Strategi yang kami pilih adalah dengan memasukkan unsur-unsur dari berbagai kepentingan politik yang berbeda supaya satu sama lain bisa saling menjaga. Karena kalau kita bersihkan dari politis sama sekali, tetap saja nanti kepentingan-kepentingan politik akan berusaha masuk,"ucap Gus Yahya di Kantor PBNU Jakarta, Kamis (12/1/2022).





Gus Yahya mengatakan dengan memasukkan orang-orang yang sudah diketahui latar belakangnya, seperti H. Nasyirul Falah Amru, Nusron Wahid dari Golkar, Khofifah Indar Parawansa, Syaifullah Yusuf dari PKB dan lainnya.



Sehingga jika mereka kemudian mengeluarkan, bertindak atau menyampaikan sesuatu yang mengarah kepada kepentingan politik masing-masing, itu dapat langsung ketahuan. "Tidak bisa mengklaim sebagai sesuatu yang netral, karena kita ingin PBNU ke depan ini sungguh transparan semuanya diketahui oleh publik,"ujar dia.

Lebih lanjut, Gus Yahya menyebut hal itu termasuk laporan keuangan PBNU yang harus terbuka dan bisa diakses oleh publik. Nantinya keterbukaan informasi laporan keuangan seperti dari mana asal usulnya, berapa jumlahnya, dan digunakan untuk apa, akan dikeluarkan secara berkala dan di upload melalui NU Online dan bisa diakses oleh siapa saja.

"Karena ini milik semua orang. semua orang berhak tahu apa yang terjadi dan berhak tau NU ini mau kemana. Ini adalah cara kita supaya lebih mudah mengelola karena kita dalam lingkungan multipolar sehingga kita harus cari cara yang paling efektif untuk mengelola berbagai macam kecenderungan dan kepentingan yang berbeda,"ujar dia.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More