Mahfud MD ke Madura, Minta Habaib dan Ulama Tak Melarang Orang Beribadah

Sabtu, 25 Desember 2021 - 18:58 WIB
Mahfud MD mengajak para ulama Madura ikut serta mengembangkan negara Indonesia sebagai darus salam. Foto/ist
JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD menyerukan agar para ulama turut serta menjaga pemahaman keagamaan yang damai khas Indonesia. Seruan itu dikatakan Mahfud kepada pimpinan pondok pesantren dan habaib se-Madura, Sabtu (25/12/2021).

"Tantangan dan tugas segenap komponen bangsa dalam mewujudkan kesatuan bangsa, adalah menjaga pemahaman agama dan cara beragama khas Indonesia," ucap Mahfud di Pendopo Trunojoyo Kabupaten Sampang, Madura.

Mahfud MD menegaskan Negara Pancasila adalah mitsaqon ghalidza yang oleh NU sering disebut sebagai dar al mietsaq, atau disebut dar al ahdi wa al syahadah oleh Muhammadiyah. Untuk negara yang inklusif seperti ini, lanjutnya, ada juga yang menyebut sebagai dar al hikmah, seperti Fathullah Gulen.





"Dalam istilah yang lebih akademis, konsep Dar al Mietsaq atau Dar al Ahdi sering disebut sebagai Religious Nation State, negara kebangsaan yang berketuhanan, bukan negara agama tetapi juga bukan negara sekular," paparnya.

Mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini mengajak para ulama Madura ikut serta mengembangkan negara sebagai darus salam. Memperkuat akseptasi atau penerimaan terhadap perbedaan, saling menghargai antar umat beragama, serta tidak saling melarang menjalankan ibadah masing-masing.

"Lakum dinukum waliyadin, tidak saling menjelekkan, jangan larang orang beribadah, jangan larang orang ke gereja. jika ada yang larang orang beribadah lapor ke Polisi, kalau belum ditindaklanjuti lapor ke saya," ungkapnya.



Di dalam negara kebangsaan yang berketuhanan, tambah dia, negara tak memberlakukan hukum agama tertentu. Tetapi melindungi semua pemeluk agama untuk melaksanakan ajaran agamanya masing-masing.

Dia mengatakan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ulama dan habaib memiliki peran penting dalam menjaga toleransi dan kerukunan antar umat beragama serta tidak terjebak dalam radikalisme dan sekulerisme.

"Tidak boleh menjadi gerakan radikalisme, tidak boleh pula menjadi sekularisme. Indonesia harus banyak belajar dari kejadian di berbagai negara yang mengalami peperangan hingga perpecahan karena agama," pungkasnya.
(muh)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More