Masih Berpolemik, Kritik Wakil Ketua MUI Dinilai Curi Golden Momen Umat Islam
Jum'at, 17 Desember 2021 - 20:43 WIB
JAKARTA - Kritik Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam masih berpolemik. Ada kalangan yang menganggap kalau Anwar menunjukkan sikap kurang adab di depan pemimpin. Ada pula yang menganggap sikap Anwar ksatria karena menyampaikan kritik langsung di depan Presiden.
Namun, Forum Diskusi Kebangkitan Indonesia (Forum DKI) memiliki pandangan berbeda. “Pertanyaan dan celoteh kritis Buya Anwar secara langsung ataupun tidak langsung telah mencuri golden momen umat Islam,” kata Bandot DM Koordinator Forum DKI dalam siaran tertulisnya, Jumat (17/12/2021).
Bandot menjelaskan setidaknya ada dua hal yang membuatnya menyebut umat Islam kehilangan golden momen akibat ucapan Anwar Abbas. Pertama kehadiran Presiden Jokowi di acara Kongres Ekonomi Umat Islam merupakan golden moment. Kehadiran Presiden mestinya menunjukkan perhatian dan atensi Presiden terhadap isu ekonomi umat Islam. Kesempatan ini, sekaligus merupakan momen bagi MUI untuk menyampaikan perkembangan dan kondisi umat Islam terkini.
Kedua, muatan pertanyaan yang disampaikan oleh Anwar terlalu umum dan klise. Bahkan, tidak secara langsung menyentuh ekonomi umat. Setidaknya ada 3 poin pertanyaan Anwar, kesenjangan kesejahteraan, kesenjangan penguasaan lahan, dan kesenjangan akses perbankan untuk pengusaha mikro. "Pertanyaan atau kritik Buya Anwar ini terlalu klise karena pada dasarnya ini adalah persoalan setiap presiden, terutama di era Reformasi. Jokowi pun menjawab dengan lugas pertanyaan-pertanyaan tersebut, bahkan tanpa teks," jelasnya.
Akibat dari celoteh tersebut, lanjut Bandot momentum untuk memberikan masukan kepada Presiden menjadi canggung. Bahkan, akibat polemik tersebut ruang publik jadi riuh oleh isu tersebut sehingga, sembilan resolusi jihad ekonomi yang merupakan hasil dari konferensi ekonomi umat Islam menjadi tenggelam nyaris tak terdengar.
Sembilan resolusi yang disepakati tersebut adalah gerakan produksi dan belanja produk nasional; Menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia; Optimalisasi zakat, infaq, sedekah dan wakaf atau ziswaf sebagai penggerak ekonomi umat. "Jika, menengok ke belakang, kegaduhan akibat pernyataan Buya Anwar bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya dia juga pernah viral akibat pernyataan bubarkan saja republik Indonesia saat merespons isu bubarkan MUI," ucapnya.
Namun, Forum Diskusi Kebangkitan Indonesia (Forum DKI) memiliki pandangan berbeda. “Pertanyaan dan celoteh kritis Buya Anwar secara langsung ataupun tidak langsung telah mencuri golden momen umat Islam,” kata Bandot DM Koordinator Forum DKI dalam siaran tertulisnya, Jumat (17/12/2021).
Bandot menjelaskan setidaknya ada dua hal yang membuatnya menyebut umat Islam kehilangan golden momen akibat ucapan Anwar Abbas. Pertama kehadiran Presiden Jokowi di acara Kongres Ekonomi Umat Islam merupakan golden moment. Kehadiran Presiden mestinya menunjukkan perhatian dan atensi Presiden terhadap isu ekonomi umat Islam. Kesempatan ini, sekaligus merupakan momen bagi MUI untuk menyampaikan perkembangan dan kondisi umat Islam terkini.
Kedua, muatan pertanyaan yang disampaikan oleh Anwar terlalu umum dan klise. Bahkan, tidak secara langsung menyentuh ekonomi umat. Setidaknya ada 3 poin pertanyaan Anwar, kesenjangan kesejahteraan, kesenjangan penguasaan lahan, dan kesenjangan akses perbankan untuk pengusaha mikro. "Pertanyaan atau kritik Buya Anwar ini terlalu klise karena pada dasarnya ini adalah persoalan setiap presiden, terutama di era Reformasi. Jokowi pun menjawab dengan lugas pertanyaan-pertanyaan tersebut, bahkan tanpa teks," jelasnya.
Akibat dari celoteh tersebut, lanjut Bandot momentum untuk memberikan masukan kepada Presiden menjadi canggung. Bahkan, akibat polemik tersebut ruang publik jadi riuh oleh isu tersebut sehingga, sembilan resolusi jihad ekonomi yang merupakan hasil dari konferensi ekonomi umat Islam menjadi tenggelam nyaris tak terdengar.
Sembilan resolusi yang disepakati tersebut adalah gerakan produksi dan belanja produk nasional; Menjadikan Indonesia sebagai pusat halal dunia; Optimalisasi zakat, infaq, sedekah dan wakaf atau ziswaf sebagai penggerak ekonomi umat. "Jika, menengok ke belakang, kegaduhan akibat pernyataan Buya Anwar bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya dia juga pernah viral akibat pernyataan bubarkan saja republik Indonesia saat merespons isu bubarkan MUI," ucapnya.
(cip)
tulis komentar anda