Kemenkes: 83,9% Pelayanan Kesehatan Terdampak Akibat Corona

Senin, 08 Juni 2020 - 14:56 WIB
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, Vensya Sitohang mengungkapkan, pandemi Corona memiliki dampak cukup serius terutama pelayanan kesehatan. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Vensya Sitohang mengungkapkan, kondisi pandemi virus Corona (Covid-19) memiliki dampak yang cukup serius terutama terhadap pelayanan kesehatan.

(Baca juga: Efek Pandemi Covid-19, 17 Persen Masyarakat Terkena PHK)

Vensya mengatakan hampir 83,9% pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia terdampak akibat pandemi Covid-19. (Baca juga: Update Corona Minggu: Positif 31.186 Orang, 10.498 Sembuh dan 1.851 Meninggal)

"Ternyata memang cukup mengagetkan bahwa hampir 83,9% pelayanan kesehatan berdampak," kata Vensya di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (8/6/2020).

Terdampaknya pelayanan kesehatan itu juga berdampak pada program penyelenggaraan program imunisasi. Khususnya imunisasi rutin lengkap di Indonesia.



"Dan gambaran itu tentu kita lihat di beberapa daerah di lapangan oleh karena itu kemaren beberapa waktu yang lalu kita bersama dengan teman-teman UNICEF dan para peduli, pemerhati imunisasi melakukan survei cepat seperti apa sih pelaksanaan di lapangan," kata Vensya.

Dengan terhentinya pelayanan kesehatan artinya imunisasi atau pemberian imunisasi itu tidak dilaksanakan lagi. "Yang tentu tidak tahu seperti apa dampak daripada kalau pelayanan imunisasi itu tidak dilakukan," ucapnya.

Pelayanan imunisasi yang terdampak itu baik yang di Posyandu maupun di Puskesmas, juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. "Dan itu seluruh provinsi dan kabupaten kota tentunya," jelas Vensya.

Vensya mengatakan perubahan ini ternyata cukup signifikan dan cukup serius karena kalau dibandingkan dengan pemberian program imunisasi dasar lengkap di tahun 2019. "Kalau kita bandingkan misalnya April 2020 dengan 2019 jadi pada sama-sama bulan April, untuk kita lihat trendnya itu ternyata sudah mengalami penurunan," katanya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More