Monolog Budaya, Eny Yaqut: Cinta, Kasih Sayang, dan Penghormatan 3 Pilar Moderasi Beragama

Kamis, 09 Desember 2021 - 11:35 WIB
Penasihat Darma Wanita Persatuan Kemenag Eny Retno Yaqut mengatakan moderasi beragama harus dimulai dari diri kita sendiri karena persoalan apa pun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bermula dari diri sendiri. Foto/Istimewa
BALI - Penasihat Darma Wanita Persatuan Kementerian Agama (Kemenag) Eny Retno Yaqut mengatakan moderasi beragama harus dimulai dari diri kita sendiri karena persoalan apa pun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bermula dari diri sendiri. Cinta, kasih sayang, dan penghormatan menghargai perbedaan merupakan kunci moderasi beragama.

Hal itu disampaikannya dalam acara monolog budaya dan peluncuran buku moderasi beragama 3 bahasa (Inggris, Mandarin, Arab) yang diselenggarakan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag, di Swiss BelHotel Rainforest Kuta Bali pada tanggal 7-11 Desember 2021. Kegiatan ini dirangkai dengan International Seminar & Expose on Religious Harmony dengan tema “Diplomasi Moderasi Bergama Untuk Perdamaian Dunia: Peran Strategis Indonesia dalam Mempromosikan Moderasi Beragama di Tingkat Global”.

“Hidup dalam keragaman perlu adanya penghormatan yang bisa diekspresikan secara proporsional, tidak boleh terjebak prasangka dalam memandang perbedaan, tidak boleh kita memandang seseorang dari latar belakangnya, warna kulitnya atau suku, bangsa dan agamanya. Kita perlu memandang seseorang sesuai dengan kapasitasnya dan kita perlu selalu mengedepankan rahmah (cinta kasih) dan nilai-nilai itu hendaknya bisa kita tanamkan pada keluarga kita, anak-anak kita. Dengan cara tersebut maka kedamaian, kenyamanan akan dapat terwujud dalam kehidupan kita,” ujar Eny Retno.



Eny Retno Yaqut yang merupakan istri Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menambahkan untuk tidak saling menyalahkan satu sama lain dan perlunya saling menghargai sesama anak bangsa.

“Jangan suka menyalahkan orang lain seberapa bedanya kita, sejatinya kita disatukan sebagai sesama manusia dan percayalah bahwa sesungguhnya kebaikan itu seperti virus, yang apabila kita lakukan maka akan bisa menyebar dan menular pada orang lain agar bisa melakukan kebaikan. Kita boleh berbeda tetapi kita tetap perlu menghormati setiap hal yang berbeda,” tutur Eny Retno.

Acara yang dibuka Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Achmad Gunaryo dengan dihadiri sejumlah duta besar negara seperti Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket, Duta Besar Amerika Serikat diwakili Greg Bauer, Duta Besar Tiongkok, Duta Besar Mesir, perwakilan Konjen negara-negara sahabat, perwakilan majelis-majelis agama, ormas keagamaan, lembaga keagamaan di Provinsi Bali, para kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi.

Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket mengapresiasi terbitnya buku Moderasi Beragama 3 bahasa ini khususnya bahasa Inggris agar bisa ikut menyuarakan perdamaian di dunia. Kedubes China juga mengapresiasi Moderasi Agama 3 Bahasa ini khususnya yang berbahasa Mandari agar bisa dipahami oleh masyakat terkait nilai-nilai kearifan yang ada di Indonesia. Apreasiasi serupa juga datang dari Duta Besar Amerika Serikat (AS) diwakili Greg Bauer.

“Kami sudah menunggu lama hadirnya terjemahan buku Moderasi Beragama yang berbahasa Inggris. Sebenarnya pihak Kedubes AS sudah mengetahui keberadaan buku ini setahun sebelumnya dan menunggu bukunya hadir dalam bahasa Inggris agar bisa disebarkan lebih luas lagi,” ujar Greg Bauer.

Para Kedubes berharap dalam setiap event internasional buku Moderasi Beragama 3 bahasa ini hadir dan menjadi salah satu alat untuk spirit perdamaian yang bisa disuarakan di tingkat global.
(kri)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More