KH Anwar Mansyur: Kiai Harus Bareng-bareng Rais Aam
Minggu, 05 Desember 2021 - 10:46 WIB
KEDIRI - Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo KH Anwar Mansyur minta seluruh kiai bisa bersama dengan Rais Aam KH Miftachul Ahyar . Rais Aam adalah representasi dari kiai-kiai pesantren.
“Kiai harus bareng-bareng ndak boleh sendiri-sendiri bersama Kiai Mift (Miftachul Ahyar,” pesan KH Anwar Mansyur saat silaturahmi bersama Rais Aam serta sejumlah kiai sepuh di Dalem KH Nurul Huda Djazuli, Ploso, Kediri, Minggu (5/12).
Hadir dalam silaturahmi kali ini, Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar; KH Nurul Huda Djazuli, serta KH Anwar Iskandar. KH Anwar Mansyur hadir dengan virtual melalui sambungan telepon karena kebetulan sedang tidak berada di Kediri.
Hal yang sama diungkapkan KH Anwar Iskandar, Rais Aam adalah simbol pemimpin tertinggi sehingga harus dijaga marwahnya. Rais Aam juga merupakan simbol kiai-kiai sepuh pesantren.
Sebagai simbol tertinggi, maka keputusan Rais Aam harus diikuti. PBNU ibarat sebuah pondok pesantren besar, di mana Rais Aam adalah kiainya sedangkan pengurus PBNU adalah lurahnya atau pengurus pondoknya.
“Yang namanya kiai itu posisinya tertinggi di pesantren. Bahkan Kiai punya hak veto, kalau lurah (pengurus) pondok salah bisa langsung diveto. Begitu juga Rais Aam itu posisinya seperti itu. Pengurus PBNU wajib nurut,” ujar KH Anwar.
KH Nurul Huda Djazuli mengatakan, Rais Aam KH Miftachul Ahyar adalah titipan para kiai-kiai sepuh untuk memimpin NU. “Pengurus PBNU harus selalu mendengarkan Rais Aam,” ujarnya.
Sementara itu dalam pertemuan ini juga turut hadir sejumlah kiai muda atau Gus di antaranya, Gus Muhammad Abdurrahman Al Kautsar (Ploso); Gus Saifullah Yusuf (Gus Ipul); Gus Fahim Rouyani (Ploso); Gus Atho'illah Sholahuddin Anwar (Lirboyo); Gus Fahrurozi (Malang); Gus Abdussalam Shohib (Jombang) serta sejumlah Gus-gus lainnya.
“Kiai harus bareng-bareng ndak boleh sendiri-sendiri bersama Kiai Mift (Miftachul Ahyar,” pesan KH Anwar Mansyur saat silaturahmi bersama Rais Aam serta sejumlah kiai sepuh di Dalem KH Nurul Huda Djazuli, Ploso, Kediri, Minggu (5/12).
Hadir dalam silaturahmi kali ini, Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar; KH Nurul Huda Djazuli, serta KH Anwar Iskandar. KH Anwar Mansyur hadir dengan virtual melalui sambungan telepon karena kebetulan sedang tidak berada di Kediri.
Hal yang sama diungkapkan KH Anwar Iskandar, Rais Aam adalah simbol pemimpin tertinggi sehingga harus dijaga marwahnya. Rais Aam juga merupakan simbol kiai-kiai sepuh pesantren.
Sebagai simbol tertinggi, maka keputusan Rais Aam harus diikuti. PBNU ibarat sebuah pondok pesantren besar, di mana Rais Aam adalah kiainya sedangkan pengurus PBNU adalah lurahnya atau pengurus pondoknya.
“Yang namanya kiai itu posisinya tertinggi di pesantren. Bahkan Kiai punya hak veto, kalau lurah (pengurus) pondok salah bisa langsung diveto. Begitu juga Rais Aam itu posisinya seperti itu. Pengurus PBNU wajib nurut,” ujar KH Anwar.
KH Nurul Huda Djazuli mengatakan, Rais Aam KH Miftachul Ahyar adalah titipan para kiai-kiai sepuh untuk memimpin NU. “Pengurus PBNU harus selalu mendengarkan Rais Aam,” ujarnya.
Sementara itu dalam pertemuan ini juga turut hadir sejumlah kiai muda atau Gus di antaranya, Gus Muhammad Abdurrahman Al Kautsar (Ploso); Gus Saifullah Yusuf (Gus Ipul); Gus Fahim Rouyani (Ploso); Gus Atho'illah Sholahuddin Anwar (Lirboyo); Gus Fahrurozi (Malang); Gus Abdussalam Shohib (Jombang) serta sejumlah Gus-gus lainnya.
(muh)
tulis komentar anda