Ajaib! Diberondong Tembakan, Jenderal AD Berkalung Alquran Emas Tak Lecet Sedikit Pun
Selasa, 30 November 2021 - 05:45 WIB
JAKARTA - Baku tembak pecah di Pinrang, Sulawesi Selatan. Pasukan Kujang dari Divisi III Siliwangi dihujani tembakan dan lemparan granat musuh. Hebatnya, seorang petinggi Angkatan Darat (AD) yang jadi target utama lolos dari maut. Dia bahkan tak lecet sedikit pun.
Semuanya bermula pada 4 April 1964. Pangdam XIV Hasanuddin M Jusuf mendadak muncul di Pos Komando Batalyon 330 di Enrekang. Sang komandan batalyon dan pasukannya kontan kaget mendapat kunjungan orang nomor satu di Kodam itu.
Jusuf terkesan dengan anak-anak (tentara) Siliwangi yang ditugaskan di Sulsel. Untuk itu dia pun memutuskan makan siang bersama mereka. Lauknya, nasi, lodeh, dan sambel pete. Usai makan siang, Jusuf memberitahukan maksud kedatangannya.
“Besok aku akan mengadakan pertemuan dengan Andi Selle agar ia kembali ke jalan yang benar. Sebagai putera Sulawesi, saya ingin mengajaknya baik-baik untuk bersama-sama membangun Sulawesi ini,” kata Jusuf dalam buku ‘Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit’ tulisan Atmadji Sumarkidjo, dikutip Selasa (30/11/2021).
Andi Selle merupakan komandan batalyon Bau Masseppe di Korps Cadangan Nasional Sulsel. Andi Selle awalnya satu barusan dengan Kahar Muzakkar. Namun mereka akhirnya berpisah jalan.
Kahar merupakan pemimpin Tentara Islam Indonesia/Darul Islam (TII/DI) Sulsel. Akibat kekecewaannya terhadap Pemerintah Indonesia, dia memutuskan bergabung dengan NII Kartosuwiryo.
Akan halnya Andi Selle, dia menjadi tuan tanah di Mandar. Dia mengeruk keuntungan dengan menjadi ‘raja lokal’. Dia berusaha mengendalikan perdagangan yang cara-caranya itu berseberangan dengan kebijakan pemerintah pusat.
Jusuf menoleh kepada Danyon 330 Siliwangi Himawan Susanto. Dia meminta Himawan menyiapkan anak buahnya. “Pertemuan ini dipersiapkan Letkol Eddy Sabara, Komandan Brigif 011, namun saya tidak tahu pasti bagaimana kelanjutan dari pertemuan ini. Karena itu siapkan satu kompi 330 untuk pengamanan,” kata Jusuf.
Baku Tembak di Pinrang
Semuanya bermula pada 4 April 1964. Pangdam XIV Hasanuddin M Jusuf mendadak muncul di Pos Komando Batalyon 330 di Enrekang. Sang komandan batalyon dan pasukannya kontan kaget mendapat kunjungan orang nomor satu di Kodam itu.
Jusuf terkesan dengan anak-anak (tentara) Siliwangi yang ditugaskan di Sulsel. Untuk itu dia pun memutuskan makan siang bersama mereka. Lauknya, nasi, lodeh, dan sambel pete. Usai makan siang, Jusuf memberitahukan maksud kedatangannya.
“Besok aku akan mengadakan pertemuan dengan Andi Selle agar ia kembali ke jalan yang benar. Sebagai putera Sulawesi, saya ingin mengajaknya baik-baik untuk bersama-sama membangun Sulawesi ini,” kata Jusuf dalam buku ‘Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit’ tulisan Atmadji Sumarkidjo, dikutip Selasa (30/11/2021).
Andi Selle merupakan komandan batalyon Bau Masseppe di Korps Cadangan Nasional Sulsel. Andi Selle awalnya satu barusan dengan Kahar Muzakkar. Namun mereka akhirnya berpisah jalan.
Kahar merupakan pemimpin Tentara Islam Indonesia/Darul Islam (TII/DI) Sulsel. Akibat kekecewaannya terhadap Pemerintah Indonesia, dia memutuskan bergabung dengan NII Kartosuwiryo.
Akan halnya Andi Selle, dia menjadi tuan tanah di Mandar. Dia mengeruk keuntungan dengan menjadi ‘raja lokal’. Dia berusaha mengendalikan perdagangan yang cara-caranya itu berseberangan dengan kebijakan pemerintah pusat.
Jusuf menoleh kepada Danyon 330 Siliwangi Himawan Susanto. Dia meminta Himawan menyiapkan anak buahnya. “Pertemuan ini dipersiapkan Letkol Eddy Sabara, Komandan Brigif 011, namun saya tidak tahu pasti bagaimana kelanjutan dari pertemuan ini. Karena itu siapkan satu kompi 330 untuk pengamanan,” kata Jusuf.
Baku Tembak di Pinrang
Lihat Juga :
tulis komentar anda