Fatayat NU Dorong Pengesahan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual

Kamis, 25 November 2021 - 10:12 WIB
Ketua Umum Fatayat NU, Anggia Ermarini. Foto/Ist
JAKARTA - Nahdlatul Ulama (NU) lewat Fatayat NU , mendorong disahkannya RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) yang sudah dinanti-nantikan. Hal ini dikatakan Ketua Umum Fatayat NU , Anggia Ermarini dalam seminar nasional dan pengajian.

Baca juga: LBH Sebut Ada 45 Mahasiswi Jadi Korban Kekerasan Seksual di Bali

Acara bertajuk Urgensi Pengesahan RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual untuk Proteksi dan Perlindungan Perempuan dan Anak Menuju Keluarga Maslahah ini digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu 24 November 2021.

"Fatayat NU memiliki keinginan besar memberikan edukasi kepada masyarakat dan juga menggalang dukungan dari segala komponen masayarakat agar terus merapatkan barisan untuk mendukung RUU TPKS ini," kata Anggia dalam keterangan resminya, Kamis (25/11/2021).

Komisioner Komnas Perempuan, Maria Ulfah Anshor mengatakan, acara ini merupakan momentum yang sangat tepat karena besok pagi, Kamis, 25 November 2021 dalam agenda DPR akan ada rapat pleno Badan Legislasi untuk mengesahkan RUU TPKS sebagai Rancangan Undang-Undang inisiatif DPR RI.



Kekerasan seksual tidak bisa diselesaikan dengan damai, melalui restorative justice karena termasuk tindak pidana. Kekerasan seksual buat isu moralitas. Pihaknya berharap Fatayat NU mampu mendorong seluruh elemen masyarakat untuk menyetujui pengesahan RUU TPKS.

"Fatayat NU perlu terus mengadvokasi tokoh agama, tokoh masyarakat, media NU khususnya untuk mendukung dan mendorong agar RUU TP-KS ini segera dibahas dan disahkan oleh DPR," ucapnya.

Sementara Ketua Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) Nyai Badriyah Fayumi mengatakan, meski RUU P-KS berganti nama menjadi RUU TP-KS, mudah-mudahan tidak menghilangkan substansi.

Kata dia, diharapkan dari penyusunan sebelumnya yang mencakup aspek pencegahan, pemidanaan, pemulihan korban, dan rehabilitasi pelaku, sebab kekerasan seksual lebih kompleks dari tindak pidana.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More