Di Markas PKS, Ryamizard Ryacudu Ungkap Kekecewaannya dengan Nadiem Makarim
Rabu, 10 November 2021 - 16:06 WIB
JAKARTA - Mantan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku kecewa dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim . Kekecewaannya itu diungkapkan Ryamizard di acara dialog kebangsaan dalam momentum peringatan Hari Pahlawan bertajuk Bela Negara Tanggung Jawab Bersama di Kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ), Jakarta Selatan, Rabu (10/11/2021).
"Saya juga agak kecewa itu pada Mendikbud. Karena kenapa? Kalau menurut saya, itu kalau menjadikan anak itu hebat, artinya dia bermoral, wawasan kebangsaannya mulai Kelas 1 SD itu,” kata Ryamizard dalam acara yang juga dihadiri oleh Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri itu.
Menurut Ryamizard, generasi milenial juga harus mengenal dan memahami perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan. “Betapa sulit merebut, mengorbankan nyawa dan raga," ujarnya.
Dia juga mengungkapkan seorang anak hendaknya juga harus mengerti ajaran agama. Sehingga tidak melenceng dari ajaran agama. "Tetap berpegang kepada yang tiga itu. Sekarang milenial saja dia tidak mengerti agama, lebih banyak rusak moral kan gitu," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia menilai bela negara sebagai pondasi untuk menjadi daya tangkal menghadapi berbagai ancaman. “Bela negara sebagai pondasi kekuatan bangsa yang menjamin tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia, dan dalam menghadapi ancaman dari dalam dan luar negeri,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, bela negara menjadi bagian dari karakter jati diri bangsa untuk membangun daya tangkal menghadapi berbagai ancaman yang mengancam bangsa.
"Saya juga agak kecewa itu pada Mendikbud. Karena kenapa? Kalau menurut saya, itu kalau menjadikan anak itu hebat, artinya dia bermoral, wawasan kebangsaannya mulai Kelas 1 SD itu,” kata Ryamizard dalam acara yang juga dihadiri oleh Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri itu.
Menurut Ryamizard, generasi milenial juga harus mengenal dan memahami perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan. “Betapa sulit merebut, mengorbankan nyawa dan raga," ujarnya.
Dia juga mengungkapkan seorang anak hendaknya juga harus mengerti ajaran agama. Sehingga tidak melenceng dari ajaran agama. "Tetap berpegang kepada yang tiga itu. Sekarang milenial saja dia tidak mengerti agama, lebih banyak rusak moral kan gitu," katanya.
Dalam kesempatan itu, dia menilai bela negara sebagai pondasi untuk menjadi daya tangkal menghadapi berbagai ancaman. “Bela negara sebagai pondasi kekuatan bangsa yang menjamin tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia, dan dalam menghadapi ancaman dari dalam dan luar negeri,” ungkapnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, bela negara menjadi bagian dari karakter jati diri bangsa untuk membangun daya tangkal menghadapi berbagai ancaman yang mengancam bangsa.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda