Hadapi Nataru, Epidemiolog: Vaksinasi Kelompok Rentan Harus Dipercepat
Rabu, 03 November 2021 - 02:13 WIB
JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengingatkan pemerintah untuk mengakselerasi vaksinasi khususnya pada kelompok rentan jelang periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) .
Pada momentum tersebut dikhawatirkan terjadi lonjakan ketiga kasus Covid-19 akibat adanya pergerakan orang dalam jumlah besar. Kunci menghadapinya adalah dengan vaksinasi.
”Bicara potensi ledakan ketiga tidak satu faktor, tidak dari sisi dari pergerakan masyarakat saja, tapi bahwa fakta utamanya itu adanya kelompok masyarakat yang belum memiliki imunitas, belum divaksin,” katanya, Rabu (3/11/2021).
Dengan akselerasi vaksinasi baik kepada masyarakat umum dan khususnya kelompok rentan, maka dapat meminimalkan potensi penuhnya fasilitas kesehatan (faskes) maupun kematian bilamana terjadi lonjakan kasus.
”Mengejar kelompok yang rawan, sehingga ketika terjadi ledakan, ya beban di faskes dan kematian bisa sangat kecil kalau prioritasnya bisa dikerjakan dengan cepat, ini PR besarnya,” ucapnya.
”Kalau belajar dari Singapura walaupun 82 persen sudah dicapai vaksinasi lengkap tapi sisa yang 18 persenan itu banyak lansia, banyak yang rawan banyak ke RS dan banyak yang meninggal,” ungkapnya.
Dicky mengingatkan pemerintah untuk betul-betul menentukan strategi yang tepat untuk mengejar cakupan vaksinasi kelompok rentan untuk mengantisipasi lonjakan kasus pada periode akhir tahun. ”Jadi ini harus dipahami pemerintah,” tutupnya.
Pada momentum tersebut dikhawatirkan terjadi lonjakan ketiga kasus Covid-19 akibat adanya pergerakan orang dalam jumlah besar. Kunci menghadapinya adalah dengan vaksinasi.
”Bicara potensi ledakan ketiga tidak satu faktor, tidak dari sisi dari pergerakan masyarakat saja, tapi bahwa fakta utamanya itu adanya kelompok masyarakat yang belum memiliki imunitas, belum divaksin,” katanya, Rabu (3/11/2021).
Dengan akselerasi vaksinasi baik kepada masyarakat umum dan khususnya kelompok rentan, maka dapat meminimalkan potensi penuhnya fasilitas kesehatan (faskes) maupun kematian bilamana terjadi lonjakan kasus.
”Mengejar kelompok yang rawan, sehingga ketika terjadi ledakan, ya beban di faskes dan kematian bisa sangat kecil kalau prioritasnya bisa dikerjakan dengan cepat, ini PR besarnya,” ucapnya.
Baca Juga
”Kalau belajar dari Singapura walaupun 82 persen sudah dicapai vaksinasi lengkap tapi sisa yang 18 persenan itu banyak lansia, banyak yang rawan banyak ke RS dan banyak yang meninggal,” ungkapnya.
Dicky mengingatkan pemerintah untuk betul-betul menentukan strategi yang tepat untuk mengejar cakupan vaksinasi kelompok rentan untuk mengantisipasi lonjakan kasus pada periode akhir tahun. ”Jadi ini harus dipahami pemerintah,” tutupnya.
(ams)
Lihat Juga :
tulis komentar anda