Bisakah Partai Kebangkitan Nusantara Goyahkan Partai Demokrat?
Minggu, 31 Oktober 2021 - 08:12 WIB
JAKARTA - Politikus Gede Pasek Suardika telah mengundurkan diri dari Partai Hanura . Mantan anggota DPR RI itu pun didapuk sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
PKN diketahui banyak diikuti dan didirikan oleh para loyalis mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Sedangkan Anas diketahui memiliki hubungan yang kurang baik dengan Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ), ayah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ). Lalu, bisakah PKN goyahkan Partai Demokrat?
“Semua tergantung pada komunikasi politik yang dibangun oleh masing-masing stakeholder partai,” ujar Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam kepada SINDOnews, Minggu (31/10/2021).
Menurut Umam, partai politik membutuhkan sinergi dan kolaborasi seluruh elemen agar berkembang besar, termasuk dukungan dan sambutan partai-partai lain. “Meskipun pada dasarnya mereka adalah kompetitor satu sama lain. Kalau PKN ditujukan untuk politik kebangsaan jangka panjang, maka penguatan jejaring sangat diperlukan,” kata Umam.
Namun, kata dia, kalau partai politik ditujukan untuk hantam menghantam, hal itu berpotensi menyempitkan ruang gerak dan kesulitan untuk berkembang. Selain itu, dia menilai mundurnya Gede Pasek dari Partai Hanura akan semakin memperkecil peluang partai yang dipimpin Oesman Sapta Odang (OSO) untuk bisa reborn dan tumbuh kembang lagi hingga lolos ambang batas parlemen di level Senayan.
“Hal itu mengindikasikan lemahnya soliditas internal Hanura di bawah kepemimpinan OSO, hingga akhirnya Hanura tumbang di level nasional,” pungkasnya.
PKN diketahui banyak diikuti dan didirikan oleh para loyalis mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Sedangkan Anas diketahui memiliki hubungan yang kurang baik dengan Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ), ayah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ). Lalu, bisakah PKN goyahkan Partai Demokrat?
“Semua tergantung pada komunikasi politik yang dibangun oleh masing-masing stakeholder partai,” ujar Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam kepada SINDOnews, Minggu (31/10/2021).
Menurut Umam, partai politik membutuhkan sinergi dan kolaborasi seluruh elemen agar berkembang besar, termasuk dukungan dan sambutan partai-partai lain. “Meskipun pada dasarnya mereka adalah kompetitor satu sama lain. Kalau PKN ditujukan untuk politik kebangsaan jangka panjang, maka penguatan jejaring sangat diperlukan,” kata Umam.
Namun, kata dia, kalau partai politik ditujukan untuk hantam menghantam, hal itu berpotensi menyempitkan ruang gerak dan kesulitan untuk berkembang. Selain itu, dia menilai mundurnya Gede Pasek dari Partai Hanura akan semakin memperkecil peluang partai yang dipimpin Oesman Sapta Odang (OSO) untuk bisa reborn dan tumbuh kembang lagi hingga lolos ambang batas parlemen di level Senayan.
“Hal itu mengindikasikan lemahnya soliditas internal Hanura di bawah kepemimpinan OSO, hingga akhirnya Hanura tumbang di level nasional,” pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda