Menhub Sebut Tren Perubahan Wisata Jadi Perhatian Pemerintah

Kamis, 21 Oktober 2021 - 21:12 WIB
Menhub Budi Karya Sumadi, saat menjadi keynote speaker dalam Webinar Penganggaran Desa Wisata Perancangan Kebijakan Penganggaran Desa Wisata di kantor DPP PDIP, Kamis (21/10/2021). Foto/Ist
JAKARTA - Tren perjalanan wisata saat ini mengalami perubahan yaitu dari wisata massal, menjadi wisata alternatif. Tren ini mengarah pada jenis kegiatan wisata yang berorientasi pada alam atau budaya lokal.



Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, saat menjadi keynote speaker dalam Webinar Penganggaran Desa Wisata Perancangan Kebijakan Penganggaran Desa Wisata di kantor DPP PDIP, Kamis (21/10/2021).

"Kemenhub telah menyusun serangkaian kebijaksanaan dan langkah konkret berupa dukungan program dan kegiatan pengembangan infrastruktur untuk peningkatan konektivitas dan aksesabilitas dari dan menuju kawasan strategis pariwisata nasional," kata Budi Karya.

"Maupun aksesabilitas wilayah yang menghubungkan simpul-simpul transportasi menuju ke lokasi pariwisata di seluruh Indonesia. Dengan adanya keterhubungan simpul bandara, pelabuhan, terminal atau stasiun kereta api menjadi lebih sempurna," tambahnya.



Dikatakannya, Presiden Jokowi telah mengeluarkan kebijaksanaan mendorong terwujudnya 10 Bali baru sebagai tindak lanjut. "Semua kementerian/lembaga untuk bersinergi dan berkolaborasi mendukung sektor pariwisata ini secara masif," ujarnya.

"Sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama akan diwujudkan world class tourism destination. Meningkatnya angka kunjungan ke destinasi wisata nasional serta peningkatan perekonomian masyarakat," lanjut Menhub.

Menhub mengapresiasi berbagai program PDIP yang banyak memberikan perhatian terhadap pengembangan potensi daerah dan pariwisata.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo di dalam webinar menyampaikan Jateng mempunyai Perda tentang Pemberdayaan Desa Wisata.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More