DPR: Masyarakat Harus Ingat, Libur Panjang Selalu Munculkan Klaster Baru Covid-19
Selasa, 19 Oktober 2021 - 13:05 WIB
JAKARTA - Masyarakat perlu mengingat bahwa libur panjang di masa pandemi selalu memunculkan klaster Covid-19. Sehingga, akhir tahun menjadi masa paling krusial atau menentukan apakah Indonesia bisa melewati ancaman gelombang ketiga atau tidak.
"Kita tak boleh lupa bahwa fakta selama masa pandemi menunjukkan libur panjang menjadi faktor pemicu munculnya klaster baru penularan virus Corona," kata anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi, Selasa (19/10/2021).
Nurhadi menilai upaya pencegahan lonjakan penularan Covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru mendatang harus dilakukan secara ketat dan terkoordinasi dari pusat hingga daerah. "Sejumlah langkah pengendalian harus konsisten dilakukan, meski pelonggaran kegiatan di beberapa sektor terus terjadi menyusul tren penurunan jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air," ujar Nurhadi.
Dia mengatakan untuk mempertahankan terkendalinya sebaran Covid-19 berbagai kegiatan masyarakat di area publik juga harus terus memiliki mekanisme agar tetap bisa dikendalikan. "Saat ini masyarakat harus terus dipersiapkan agar mampu menjalani norma-norma baru dalam kegiatan keseharian demi menjaga penyebaran Covid-19 tetap terkendali," katanya.
Dia menambahkan DPR RI menunggu roadmap seperti apa yang disiapkan pemerintah terkait dengan transisi dari pandemi ke endemi Covid-19. Nurhadi menuturkan jumlah kasus Covid-19, baik yang positif maupun meninggal dunia telah melandai. "Saatnya masyarakat hidup tenang dengan kebiasaan baru bersama Covid-19 sebab virus ini tidak mungkin menghilang 100%," imbuhnya.
Menurut Nurhadi, kewaspadaan dan disiplin mematuhi protokol kesehatan tetap harus diperhatikan. "Kita masih punya PR, yaitu menyelesaikan vaksinasi hingga tuntas menjangkau paling tidak 70% penduduk Indonesia," kata Nurhadi.
Senada, anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan, libur Natal dan Tahun Baru menjadi hal yang krusial dalam pengendalian Covid-19. "Saya kira akhir tahun dan tahun depan, libur Natal dan Tahun Baru menjadi krusial bagi kita untuk pengendalian Covid-19," kata Rahmad Handoyo.
Karena, kata dia, libur panjang selalu membuat kasus Covid-19 meningkat. "Jadi ini saya kira harus jadi perhatian serius buat warga dan pemerintah, bahwa kita harus hati-hati, kita harus waspada, jangan sampai yang sudah kita perjuangkan bersama menjadi naik kembali," katanya.
Dia pun memberikan contoh Negara India yang kembali mengalami peningkatan kasus Covid-19 setelah melakukan pelonggaran kegiatan masyarakat, termasuk memperbolehkan acara keagamaan digelar. Menurut dia, apa yang dialami India itu perlu menjadi pelajaran bagi Indonesia.
Dia pun menyarankan agar cuti bersama akhir tahun ditiadakan atau diundur. Atau memberikan cuti bersama ke masyarakat tidak secara bersamaan. "Yang penting kita harus menghindarkan warga berkerumun, menghindarkan pergerakan masyarakat dari satu kota ke kota lain secara bersamaan, ini sangat bahaya," kata Rahmad.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan juga menilai akhir tahun menjadi masa paling krusial. "Karena di akhir tahun biasanya terjadi mobilitas penduduk yang sangat tinggi dan mobilitas penduduk berhubungan erat dengan transmisi Covid-19," ujar Iwan.
Iwan pun setuju dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan Covid-19 di Indonesia akan berstatus endemi bila bisa melewati akhir tahun dengan baik. Namun, kata Iwan, dengan syarat tidak ada varian baru yang lebih menular. "PPKM terbukti efektif untuk mengedalikan pandemi Covid-19 di Indonesia. PPKM akan terus diperpanjang sampai dengan Covid-19 menjadi endemik," ucapnya.
"Kita tak boleh lupa bahwa fakta selama masa pandemi menunjukkan libur panjang menjadi faktor pemicu munculnya klaster baru penularan virus Corona," kata anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi, Selasa (19/10/2021).
Nurhadi menilai upaya pencegahan lonjakan penularan Covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru mendatang harus dilakukan secara ketat dan terkoordinasi dari pusat hingga daerah. "Sejumlah langkah pengendalian harus konsisten dilakukan, meski pelonggaran kegiatan di beberapa sektor terus terjadi menyusul tren penurunan jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air," ujar Nurhadi.
Baca Juga
Dia mengatakan untuk mempertahankan terkendalinya sebaran Covid-19 berbagai kegiatan masyarakat di area publik juga harus terus memiliki mekanisme agar tetap bisa dikendalikan. "Saat ini masyarakat harus terus dipersiapkan agar mampu menjalani norma-norma baru dalam kegiatan keseharian demi menjaga penyebaran Covid-19 tetap terkendali," katanya.
Dia menambahkan DPR RI menunggu roadmap seperti apa yang disiapkan pemerintah terkait dengan transisi dari pandemi ke endemi Covid-19. Nurhadi menuturkan jumlah kasus Covid-19, baik yang positif maupun meninggal dunia telah melandai. "Saatnya masyarakat hidup tenang dengan kebiasaan baru bersama Covid-19 sebab virus ini tidak mungkin menghilang 100%," imbuhnya.
Menurut Nurhadi, kewaspadaan dan disiplin mematuhi protokol kesehatan tetap harus diperhatikan. "Kita masih punya PR, yaitu menyelesaikan vaksinasi hingga tuntas menjangkau paling tidak 70% penduduk Indonesia," kata Nurhadi.
Senada, anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mengatakan, libur Natal dan Tahun Baru menjadi hal yang krusial dalam pengendalian Covid-19. "Saya kira akhir tahun dan tahun depan, libur Natal dan Tahun Baru menjadi krusial bagi kita untuk pengendalian Covid-19," kata Rahmad Handoyo.
Karena, kata dia, libur panjang selalu membuat kasus Covid-19 meningkat. "Jadi ini saya kira harus jadi perhatian serius buat warga dan pemerintah, bahwa kita harus hati-hati, kita harus waspada, jangan sampai yang sudah kita perjuangkan bersama menjadi naik kembali," katanya.
Dia pun memberikan contoh Negara India yang kembali mengalami peningkatan kasus Covid-19 setelah melakukan pelonggaran kegiatan masyarakat, termasuk memperbolehkan acara keagamaan digelar. Menurut dia, apa yang dialami India itu perlu menjadi pelajaran bagi Indonesia.
Dia pun menyarankan agar cuti bersama akhir tahun ditiadakan atau diundur. Atau memberikan cuti bersama ke masyarakat tidak secara bersamaan. "Yang penting kita harus menghindarkan warga berkerumun, menghindarkan pergerakan masyarakat dari satu kota ke kota lain secara bersamaan, ini sangat bahaya," kata Rahmad.
Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan juga menilai akhir tahun menjadi masa paling krusial. "Karena di akhir tahun biasanya terjadi mobilitas penduduk yang sangat tinggi dan mobilitas penduduk berhubungan erat dengan transmisi Covid-19," ujar Iwan.
Iwan pun setuju dengan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang mengatakan Covid-19 di Indonesia akan berstatus endemi bila bisa melewati akhir tahun dengan baik. Namun, kata Iwan, dengan syarat tidak ada varian baru yang lebih menular. "PPKM terbukti efektif untuk mengedalikan pandemi Covid-19 di Indonesia. PPKM akan terus diperpanjang sampai dengan Covid-19 menjadi endemik," ucapnya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda