Jokowi Ingatkan Kampus Jaga Mahasiswa agar Tak Jadi Ekstremis atau Pecandu Narkoba
Rabu, 13 Oktober 2021 - 14:44 WIB
JAKARTA - Presiden Jokowi mengingatkan perguruan tinggi memiliki kewajiban melahirkan mahasiswa yang unggul dan utuh. Artinya lulusan harus sehat secara jasmani, rohani, memiliki budi pekerti yang baik serta memiliki jiwa nasionalisme.
"Artinya tugas perguruan tinggi itu tidak hanya mendidik di dalam kampus, tetapi nanti di luar kampus. Jangan sampai di dalam kampus dididik mengenai kebangsaan, mengenai Pancasila, tetapi nanti di luar kampus ada yang mendidik lagi menjadi ekstremis garis keras atau radikal garis keras," kata Jokowi saat memberi pembekalan kepada alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII dan peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII Tahun Ajaran 2021 Lemhanas RI di Istana Negara, Jakarta sebagaimana dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (13/10/2021).
Selain masalah radikalisme, Jokowi juga menyoroti persoalan narkoba. Presiden ingin kampus mendidik mahasiswanya, baik di dalam maupun di luar pembelajaran, agar menjauhi narkoba.
Baca juga: AS Akui Pemerintah Taliban jika Hormati Hak Wanita dan Hindari Ekstremisme
"Jangan sampai di dalam kampus dididik mengenai budi pekerti yang baik tapi di luar kampus ada yang didik lagi menjadi pecandu narkoba. Ini saya kira tugas perguruan tinggi sekarang ini tidak gampang. Artinya tanggung jawab perguruan tinggi ya di dalam dan ya luar kampus," kata Jokowi.
Di sisi lain, Jokowi ingin universitas tidak membiarkan mahasiswanya larut dalam rutinitas monoton. Mantan Wali Kota Solo itu ingin mahasiswa berani mencoba hal-hal baru.
"Dan harus didorong mahasiswa untuk belajar di mana saja dengan siapa saja. Itu menjadi keharusan. Tidak harus dengan para dosen. Porsinya bisa saja diatur 30% atau 50% tetapi itu harus berani kita mulai," katanya.
Baca juga: Bawa Kunci T dan Positif Narkoba, Satu Pelaku Tawuran di Senen Diciduk Polisi
"Taruh mahasiswa di sebuah perusahaan teknologi, technology company, untuk mereka belajar misalnya apa itu hyperloop, apa itu space act, apa itu advanced robotic. Semua memang harus karena kecepatan perubahan betul-betul sangat cepat sekali," katanya.
"Artinya tugas perguruan tinggi itu tidak hanya mendidik di dalam kampus, tetapi nanti di luar kampus. Jangan sampai di dalam kampus dididik mengenai kebangsaan, mengenai Pancasila, tetapi nanti di luar kampus ada yang mendidik lagi menjadi ekstremis garis keras atau radikal garis keras," kata Jokowi saat memberi pembekalan kepada alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII dan peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII Tahun Ajaran 2021 Lemhanas RI di Istana Negara, Jakarta sebagaimana dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (13/10/2021).
Selain masalah radikalisme, Jokowi juga menyoroti persoalan narkoba. Presiden ingin kampus mendidik mahasiswanya, baik di dalam maupun di luar pembelajaran, agar menjauhi narkoba.
Baca juga: AS Akui Pemerintah Taliban jika Hormati Hak Wanita dan Hindari Ekstremisme
"Jangan sampai di dalam kampus dididik mengenai budi pekerti yang baik tapi di luar kampus ada yang didik lagi menjadi pecandu narkoba. Ini saya kira tugas perguruan tinggi sekarang ini tidak gampang. Artinya tanggung jawab perguruan tinggi ya di dalam dan ya luar kampus," kata Jokowi.
Di sisi lain, Jokowi ingin universitas tidak membiarkan mahasiswanya larut dalam rutinitas monoton. Mantan Wali Kota Solo itu ingin mahasiswa berani mencoba hal-hal baru.
"Dan harus didorong mahasiswa untuk belajar di mana saja dengan siapa saja. Itu menjadi keharusan. Tidak harus dengan para dosen. Porsinya bisa saja diatur 30% atau 50% tetapi itu harus berani kita mulai," katanya.
Baca juga: Bawa Kunci T dan Positif Narkoba, Satu Pelaku Tawuran di Senen Diciduk Polisi
"Taruh mahasiswa di sebuah perusahaan teknologi, technology company, untuk mereka belajar misalnya apa itu hyperloop, apa itu space act, apa itu advanced robotic. Semua memang harus karena kecepatan perubahan betul-betul sangat cepat sekali," katanya.
(abd)
tulis komentar anda