Demokrat Dukung Kemenkumham Evaluasi Total Infrastruktur dan Fasilitas Lapas
Jum'at, 08 Oktober 2021 - 14:03 WIB
JAKARTA - Pemerintah melakukan evaluasi atas peristiwa kebakaran hebat Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang (8/9/2021), yang menewaskan 41 narapidana dan menjadi perhatian banyak kalangan. Menanggapi evaluasi itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP P artai Demokr at Agust Jovan Latuconsina mendukung pelaksanaan evaluasi total terhadap pengelolaan Lapas di Indonesia.
Jovan juga mengatakan rangkaian tragedi di sejumlah Lapas beberapa tahun terakhir ini tidak boleh berlanjut sampai terjadi tragedi yang lebih besar.
“Tragedi Lapas Tangerang harus menjadi yang terakhir. Jika kita cek, telah terjadi 13 kali kebakaran Lapas selama tiga tahun terakhir, yang mana 10 di antaranya tergolong melebihi kapasitas (over-capacity),” ujar Jovan yang juga mantan Komandan Batalyon Infanteri Raider 323 Kostrad (2017-2019) tersebut, Jumat (8/10/2021).
Jovan menggarisbawahi persoalan Lapas yang over capacity itu bukanlah hal baru. Lapas Tangerang yang dibangun tahun 1972 itu misalnya, lanjut Jovan, dibangun untuk kapasitas 900 narapidana tapi sekarang harus menampung 2.072 orang narapidana.
“Pembangunan infrastruktur perlu menjawab kebutuhan sosial kemasyarakatan. Persoalan Lapas kelebihan kapasitas ini bukan hal baru. Kita harus pikirkan bersama,” tegas alumni Akademi Militer (2000) tersebut.
Selain persoalan infrastruktur, Jovan juga mendukung Kemenkumham untuk segera mengevaluasi total problem fasilitas di dalam Lapas. Dia mencontohkan banyak Lapas yang memiliki sistem kelistrikan yang cukup lama belum diperbaiki. Akibatnya, lanjut Jovan, tragedi kebakaran akibat kerusakan sistem listrik terulang lagi.
“Kita tidak boleh mencari kambing hitam, apalagi menyalahkan Menkumham. Ini tanggung jawab kita bersama. Bukan hanya tanggung jawab Menkumham dan jajarannya saja. Ingat, di dalam Lapas itu ada nyawa manusia. Mereka dibina oleh negara dan ditunggu oleh keluarganya. Setiap nyawa warga Lapas yang dibina itu tetaplah berharga,” jelasnya.
Ke depan, Jovan berpesan agar pemerintah betul-betul mengantisipasi perkembangan tren peningkatan kapasitas Lapas di masa mendatang dengan membangun infrastruktur Lapas baru guna menjawab tantangan kapasitas, fasilitas, penegakan aturan, dan aspek-aspek lainnya yang terkait dengan penanganan para warga binaan.
“Beri mereka kesempatan untuk menjadi warga negara yang baik. Ini tanggung jawab kita semua,” pungkasnya.
Jovan juga mengatakan rangkaian tragedi di sejumlah Lapas beberapa tahun terakhir ini tidak boleh berlanjut sampai terjadi tragedi yang lebih besar.
“Tragedi Lapas Tangerang harus menjadi yang terakhir. Jika kita cek, telah terjadi 13 kali kebakaran Lapas selama tiga tahun terakhir, yang mana 10 di antaranya tergolong melebihi kapasitas (over-capacity),” ujar Jovan yang juga mantan Komandan Batalyon Infanteri Raider 323 Kostrad (2017-2019) tersebut, Jumat (8/10/2021).
Jovan menggarisbawahi persoalan Lapas yang over capacity itu bukanlah hal baru. Lapas Tangerang yang dibangun tahun 1972 itu misalnya, lanjut Jovan, dibangun untuk kapasitas 900 narapidana tapi sekarang harus menampung 2.072 orang narapidana.
“Pembangunan infrastruktur perlu menjawab kebutuhan sosial kemasyarakatan. Persoalan Lapas kelebihan kapasitas ini bukan hal baru. Kita harus pikirkan bersama,” tegas alumni Akademi Militer (2000) tersebut.
Selain persoalan infrastruktur, Jovan juga mendukung Kemenkumham untuk segera mengevaluasi total problem fasilitas di dalam Lapas. Dia mencontohkan banyak Lapas yang memiliki sistem kelistrikan yang cukup lama belum diperbaiki. Akibatnya, lanjut Jovan, tragedi kebakaran akibat kerusakan sistem listrik terulang lagi.
“Kita tidak boleh mencari kambing hitam, apalagi menyalahkan Menkumham. Ini tanggung jawab kita bersama. Bukan hanya tanggung jawab Menkumham dan jajarannya saja. Ingat, di dalam Lapas itu ada nyawa manusia. Mereka dibina oleh negara dan ditunggu oleh keluarganya. Setiap nyawa warga Lapas yang dibina itu tetaplah berharga,” jelasnya.
Ke depan, Jovan berpesan agar pemerintah betul-betul mengantisipasi perkembangan tren peningkatan kapasitas Lapas di masa mendatang dengan membangun infrastruktur Lapas baru guna menjawab tantangan kapasitas, fasilitas, penegakan aturan, dan aspek-aspek lainnya yang terkait dengan penanganan para warga binaan.
“Beri mereka kesempatan untuk menjadi warga negara yang baik. Ini tanggung jawab kita semua,” pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda