Posting 4 Tokoh Penting, Fadli Zon: Pendiri Republik Ini Bukan Soekarno Saja

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 08:48 WIB
Politikus Gerindra, Fadli Zon menegaskan, pendiri Republik Indonesia bukan hanya didirikan oleh Presiden Soekarno saja, karena ada sejumlah tokoh lainnya. Foto/Twitter/Fadli Zon
JAKARTA - Politikus Partai Gerindra, Fadli Zon menegaskan, pendiri Republik Indonesia bukan hanya didirikan oleh Presiden Soekarno saja. Menurut Fadli Zon ada sejumlah tokoh yang menjadi figur penting dalam berdirinya negara ini.

Baca juga: Penjelasan PDIP Soal Gatot Pertanyakan Banyak Patung Soekarno tapi Patung Soeharto Hilang

"Soekarno n Hatta adalah Proklamator, "DWITUNGGAL". Jangan seolah Republik ini didirikan oleh Soekarno saja," kata Fadli Zon di Twitter pribadinya, @fadlizon, Jumat (1/10/2021).





"Ini saya bangun patung pendiri Republik tahun 2017: Soekarno-Hatta-Syahrir-Tan Malaka. Masih banyak para pejuang lain yang belum diakui, apalagi dihargai," sambung Fadli Zon.

Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mempertanyakan banyaknya patung Proklamator RI, Soekarno, sementara patung Presiden RI ke-2 Soeharto dkk hilang dari Markas Kostrad.

Hal ini mendapat respons dari kader senior PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno. Ia menjelaskan, patung tidak bisa dipahami seperti fesyen. Patung tokoh nasional merupakan wujud dari literasi sejarah masyarakat.

"Keberadaan patung tidak boleh dipahami seperti kita memahami mode atau fesyen, tetapi makna simbolik yang dipancarkan," kata Hendrawan, Kamis (30/9/2021).

"Dalam alam demokrasi, ketika akses terhadap informasi tidak terdistorsi, ketika memori kolektif masyarakat mengalami proses penjernihan, patung mengekspresikan literasi historis masyarakat," tambahnya.

Ia mengungkapkan, di masa lalu ada upaya mendegradasi peran Soekarno dalam sejarah bangsa Indonesia. Dia menyebutkan, upaya itu dilakukan demi melanggengkan kekuasaan.

"Kita pernah mengalami era di mana peran dan jasa Bung Karno berusaha didegradasi. Politik sejarah diintervensi kepentingan melanggengkan kekuasaan. Di era terbuka seperti sekarang, masyarakat rindu orientasi kebangsaan yang otentik, kepada narasi negara bangsa yang orisinal," kata Hendrawan.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More