Airlangga-Muhaimin Disebut Ideal, IPO: Mudah Diterima Kelompok Religius
Kamis, 30 September 2021 - 21:13 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyatakan, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto memiliki kans besar untuk menjadi calon presiden pada Pemilu 2024 .
Dari sisi ketokohan, Dedi melanjutkan, Airlangga bisa masuk dalam kelompok mana pun. Belakangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu ramai diduetkan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Selain bertemu dengan Muhaimin, Airlangga juga semakin akrab dengan kalangan pondok pesantren. “Dari sisi gestur, Airlangga tidak terlihat canggung berada di lingkungan santri. Ini penanda kuat jika Airlangga punya kans untuk mendapatkan ceruk pemilih kelompok pesantren,” kata Dedi, Kamis (30/9/2021).
Di sisi lain, Dedi menilai kolaborasi antara calon presiden potensial untuk 2024 memang mengarah pada komposisi nasionalis-religius. Duet tersebut diingat Dedi mampu memenangkan kontestasi 2019. Karenanya, Dedi melanjutkan, penduetan Airlangga-Muhaimin bisa menjadi pasangan ideal yang menggabungkan nasionalis dan religius.
“Airlangga-Muhaimin bisa saja menjadi pasangan akomodatif, PKB (masih) berpeluang, mengingat ia partai politik berbasis pemilih Islam terbesar, sementara Golkar tentu tidak perlu diragukan lagi komposisi maupun ketokohan kadernya,” ujar Dedi.
Karena itu, menurut Dedi, dengan pendekatan yang tepat, Airlangga maupun Muhaimin berpeluang mendapat mitra koalisi partai politik berbasis Islam lainnya. “Dengan begitu, cita-cita koalisi partai Islam dapat terwujud, plus Golkar,” ucapnya.
Sementara analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai koalisi antara Partai Golkar dengan PKB, mempertemukan Airlangga-Muhaimin, bisa menjadi kuda hitam dalam kontestasi Pilpres 2024. “Potensi untuk memenangkan Pilpres 2024 juga terbuka. Namun, kuncinya ketua umum kedua partai itu memiliki elektabilitas yang tinggi agar bisa bersaing dengan capres dan cawapres yang lain,” kata Ujang.
Dari sisi ketokohan, Dedi melanjutkan, Airlangga bisa masuk dalam kelompok mana pun. Belakangan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu ramai diduetkan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Selain bertemu dengan Muhaimin, Airlangga juga semakin akrab dengan kalangan pondok pesantren. “Dari sisi gestur, Airlangga tidak terlihat canggung berada di lingkungan santri. Ini penanda kuat jika Airlangga punya kans untuk mendapatkan ceruk pemilih kelompok pesantren,” kata Dedi, Kamis (30/9/2021).
Di sisi lain, Dedi menilai kolaborasi antara calon presiden potensial untuk 2024 memang mengarah pada komposisi nasionalis-religius. Duet tersebut diingat Dedi mampu memenangkan kontestasi 2019. Karenanya, Dedi melanjutkan, penduetan Airlangga-Muhaimin bisa menjadi pasangan ideal yang menggabungkan nasionalis dan religius.
“Airlangga-Muhaimin bisa saja menjadi pasangan akomodatif, PKB (masih) berpeluang, mengingat ia partai politik berbasis pemilih Islam terbesar, sementara Golkar tentu tidak perlu diragukan lagi komposisi maupun ketokohan kadernya,” ujar Dedi.
Karena itu, menurut Dedi, dengan pendekatan yang tepat, Airlangga maupun Muhaimin berpeluang mendapat mitra koalisi partai politik berbasis Islam lainnya. “Dengan begitu, cita-cita koalisi partai Islam dapat terwujud, plus Golkar,” ucapnya.
Sementara analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai koalisi antara Partai Golkar dengan PKB, mempertemukan Airlangga-Muhaimin, bisa menjadi kuda hitam dalam kontestasi Pilpres 2024. “Potensi untuk memenangkan Pilpres 2024 juga terbuka. Namun, kuncinya ketua umum kedua partai itu memiliki elektabilitas yang tinggi agar bisa bersaing dengan capres dan cawapres yang lain,” kata Ujang.
(cip)
tulis komentar anda