Menuju 2024, Airlangga Didorong Bangun Koalisi Nasionalis-Religius
Kamis, 30 September 2021 - 09:07 WIB
JAKARTA - Membangun koalisi nasionalis-religius dinilai bisa mendorong Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menjadi Calon Presiden (Capres) 2024.
"Simbol nasionalis religius tetap kombinasi yang ideal untuk pasangan ideal capres dengan cawapres," kata Pangi.
Pria yang juga berstatus analisis politik itu menyebutkan, Airlangga tinggal menggandeng kader dari partai berkarakter religius seperti dari PKS, PKB, dan PAN.
Pasalnya kata Pangi, Airlangga diketahui sebagai sosok yang berkarakter nasionalis. Begitu pun Golkar yang memiliki kesan nasionalis.
"Tinggal bagaimana Airlangga memilih cawapres yang ideal untuk menutupi kelemahannya selama ini," ucapnya.
Menurut Pangi, Airlangga sebaiknya memberanikan diri maju sebagai Capres 2024 dengan mencari koalisi nasional-religius. Sebab, majunya pria yang juga menjabat Menko Perekonomian berpotensi meningkatkan elektabilitas Golkar.
"Pilihan Airlangga maju sebagai capres dan tidak punya beban sebetulnya, mau kalah mau menang, dalam sejarah pemilu tetap Golkar menang banyak, tetap menjadi partai penguasa," tutur Pangi.
Sebelumnya, Satuan Karya Ulama Indonesia (Satkar) Partai Golkar mendorong Ketua Umum Airlangga Hartarto membentuk koalisi nasionalis religius. Koalisi itu dianggap mumpuni untuk meraup lumbung suara.
"Simbol nasionalis religius tetap kombinasi yang ideal untuk pasangan ideal capres dengan cawapres," kata Pangi.
Pria yang juga berstatus analisis politik itu menyebutkan, Airlangga tinggal menggandeng kader dari partai berkarakter religius seperti dari PKS, PKB, dan PAN.
Pasalnya kata Pangi, Airlangga diketahui sebagai sosok yang berkarakter nasionalis. Begitu pun Golkar yang memiliki kesan nasionalis.
"Tinggal bagaimana Airlangga memilih cawapres yang ideal untuk menutupi kelemahannya selama ini," ucapnya.
Menurut Pangi, Airlangga sebaiknya memberanikan diri maju sebagai Capres 2024 dengan mencari koalisi nasional-religius. Sebab, majunya pria yang juga menjabat Menko Perekonomian berpotensi meningkatkan elektabilitas Golkar.
"Pilihan Airlangga maju sebagai capres dan tidak punya beban sebetulnya, mau kalah mau menang, dalam sejarah pemilu tetap Golkar menang banyak, tetap menjadi partai penguasa," tutur Pangi.
Sebelumnya, Satuan Karya Ulama Indonesia (Satkar) Partai Golkar mendorong Ketua Umum Airlangga Hartarto membentuk koalisi nasionalis religius. Koalisi itu dianggap mumpuni untuk meraup lumbung suara.
tulis komentar anda