AHY: Wabah Tak Mereda, Perekonomian Akan Terpukul Lagi

Senin, 01 Juni 2020 - 08:51 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Foto/Dok SINDO
JAKARTA - Partai Demokrat meminta pemerintah untuk hati-hati menjalankan kenormalan baru atau new normal . Ini untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, penerapan kenormalan baru harus dijalankan dengan protokol kesehatan dan pengawasan ketat. Dia mengutip polling sebuah surat kabar yang menyebutkan 64 persen masyarakat memilih menyelamatkan kesehatan dan ekonomi.

Kemudian, ada 26,4 persen masyarakat yang memilih mengutamakan kesehatan dan hanya 6 persen yang memilih menyelamatkan ekonomi. Melihat hasil itu, AHY menyarankan pemerintah untuk terbuka mengenai penanggulangan pandemi Covid-19 ini.

"Data dan informasi sebaran wabah harus transparan dan akuntabel sehingga semua bisa memahami tingkat risiko penyebaran Covid-19 saat kegiatan di tempat publik dibuka lagi secara bertahap," ujarnya melalui akun Twitter @AgusYudhoyono, Minggu (31/5/2020) malam. (Baca Juga: Peristiwa 1 Juni: Lahirnya Pancasila).



Pemerintah mengungkapkan ingin masyarakat tetap produktif dan aman berkegiatan meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir. Pemerintah mengampanyekan kenormalan baru dan ingin membuka kegiatan ekonomi secara perlahan di zona hijau atau wilayah yang tidak ada kasus positif atau sudah turun drastis.

Namun, wacana kenormalan baru ini banyak mendapatkan kritik karena jumlah orang terpapar virus Sars Cov-II masih tinggi. Data terbaru Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, ada tambahan 700 orang yang positif Covid 19 pada Minggu (31/5/2020). ( ).

"Jika wabah tak kunjung reda atau meningkat lagi, perekonomian kita akan terpukul lagi dan sulit bangkit. We can bring the economy back, but we can't bring the dead back. Jangan sampai lebih dari 1.600 nyawa yang hilang, ratusan triliun yang kita keluarkan, sia-sia," pungkas AHY.
(zik)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More