Riset Potensi Tsunami Terjang Jakarta Bukan Bikin Resah tapi untuk Mitigasi Bencana
Senin, 23 Agustus 2021 - 07:43 WIB
JAKARTA - Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan riset potensi tsunami menerjang Jakarta adalah skenario terburuk untuk membangun kesiapsiagaan masyarakat.
"Menyikapi hasil kajian terkait potensi tsunami dampak gempa megathrust di selatan Jawa yang berdampak hingga Jakarta, pada dasarnya BMKG selalu mengapresiasi setiap hasil riset potensi bencana dengan skenario terburuk untuk tujuan membangun kesiapsiagaan masyarakat," kata Daryono lewat media sosial pribadinya dikutip, Senin (23/8/2021).
Daryono mengatakan riset semacam itu diperlukan sebagai acuan langkah mitigasi tsunami. "Jadi perlu dibuat model yang paling pahit agar kita lebih siap dan tangguh, meskipun kapan terjadinya tidak ada yang tahu dan bisa jadi jika terjadi belum tentu mencapai skenario terburuknya," ujarnya.
Baca juga: Potensi Tsunami Selatan Jawa Sampai Jakarta? BMKG: Skenario Terburuk, Belum Tentu Terjadi
Selain itu, Daryono meminta agar masyarakat tidak resah, karena kajian ini disiapkan untuk strategi mitigasi guna mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi. "Untuk itu kepada masyarakat diimbau agar tidak panik, karena kajian ini dibuat bukan untuk membuat masyarakat resah, tetapi untuk menyiapkan strategi mitigasi yang tepat dan efektif guna mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi," kata Daryono.
Apalagi, kata Daryono, di Jakarta pernah terjadi tsunami akibat gempa megathrust pada 1883. "Sebelum membahas pemodelan tsunami akibat gempa megathrust yang berdampak hingga Jakarta, kiranya perlu kita mengetahui sejarah tsunami yang pernah melanda pantai Jakarta akibat erupsi katastropik Gunung Krakatau di Selat Sunda pada 27 Agustus 1883," katanya.
Daryono menjelaskan erupsi katastropik ini menyebabkan runtuhnya badan Gunung Krakatau ke laut serta terjadinya kontak material erupsi yang panas dengan air laut sehingga memicu tsunami lebih dari 30 meter.
Baca juga: Jika Gempa Terjadi di Tempat Ini, Pantai Jakarta Bisa Diterjang Tsunami
"Dahsyatnya tsunami mampu menimbulkan kerusakan di Pulau Onrust yang merupakan bagian gugus pulau di Kepulauan Seribu. Sejak tahun 1848 Pulau Onrust dan sekitarnya difungsikan pemerintah Kolonial Belanda sebagai Pangkalan Angkatan Laut, namun sarana ini rusak berat diterjang tsunami tahun 1883," ungkap Daryono.
Selain menerjang Pulau Onrust, Daryono mengatakan bahwa tsunami saat itu juga menerjang Pantai Batavia. "Gambaran Pantai Batavia dan Tanjung Priok yang dilanda tsunami sangat jelas dilaporkan Bataviaasch Handelsblad yang terbit pada 28 Agustus 1883. Tsunami dilaporkan menerjang daratan dan menghempaskan perahu-perahu di Pantai Batavia. Suasana sangat kacau di perkampungan China yang umumnya terletak di pinggir sungai, ketika air mendadak naik setelah tengah hari,” katanya.
"Menyikapi hasil kajian terkait potensi tsunami dampak gempa megathrust di selatan Jawa yang berdampak hingga Jakarta, pada dasarnya BMKG selalu mengapresiasi setiap hasil riset potensi bencana dengan skenario terburuk untuk tujuan membangun kesiapsiagaan masyarakat," kata Daryono lewat media sosial pribadinya dikutip, Senin (23/8/2021).
Daryono mengatakan riset semacam itu diperlukan sebagai acuan langkah mitigasi tsunami. "Jadi perlu dibuat model yang paling pahit agar kita lebih siap dan tangguh, meskipun kapan terjadinya tidak ada yang tahu dan bisa jadi jika terjadi belum tentu mencapai skenario terburuknya," ujarnya.
Baca juga: Potensi Tsunami Selatan Jawa Sampai Jakarta? BMKG: Skenario Terburuk, Belum Tentu Terjadi
Selain itu, Daryono meminta agar masyarakat tidak resah, karena kajian ini disiapkan untuk strategi mitigasi guna mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi. "Untuk itu kepada masyarakat diimbau agar tidak panik, karena kajian ini dibuat bukan untuk membuat masyarakat resah, tetapi untuk menyiapkan strategi mitigasi yang tepat dan efektif guna mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi," kata Daryono.
Apalagi, kata Daryono, di Jakarta pernah terjadi tsunami akibat gempa megathrust pada 1883. "Sebelum membahas pemodelan tsunami akibat gempa megathrust yang berdampak hingga Jakarta, kiranya perlu kita mengetahui sejarah tsunami yang pernah melanda pantai Jakarta akibat erupsi katastropik Gunung Krakatau di Selat Sunda pada 27 Agustus 1883," katanya.
Daryono menjelaskan erupsi katastropik ini menyebabkan runtuhnya badan Gunung Krakatau ke laut serta terjadinya kontak material erupsi yang panas dengan air laut sehingga memicu tsunami lebih dari 30 meter.
Baca juga: Jika Gempa Terjadi di Tempat Ini, Pantai Jakarta Bisa Diterjang Tsunami
"Dahsyatnya tsunami mampu menimbulkan kerusakan di Pulau Onrust yang merupakan bagian gugus pulau di Kepulauan Seribu. Sejak tahun 1848 Pulau Onrust dan sekitarnya difungsikan pemerintah Kolonial Belanda sebagai Pangkalan Angkatan Laut, namun sarana ini rusak berat diterjang tsunami tahun 1883," ungkap Daryono.
Selain menerjang Pulau Onrust, Daryono mengatakan bahwa tsunami saat itu juga menerjang Pantai Batavia. "Gambaran Pantai Batavia dan Tanjung Priok yang dilanda tsunami sangat jelas dilaporkan Bataviaasch Handelsblad yang terbit pada 28 Agustus 1883. Tsunami dilaporkan menerjang daratan dan menghempaskan perahu-perahu di Pantai Batavia. Suasana sangat kacau di perkampungan China yang umumnya terletak di pinggir sungai, ketika air mendadak naik setelah tengah hari,” katanya.
(abd)
tulis komentar anda