Cegah Radikalisme, Gus AMI Imbau untuk Bijak Pakai Medsos
Sabtu, 21 Agustus 2021 - 04:07 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhaimin/Gus AMI) menjelaskan, di tengah wabah pandemi yang masih belum diketahui kapan akan berakhir masyarakat Indonesia masih tetap perlu mewaspadai gerakan penguatan politik identitas agama yang ada di dalam media sosial.
"Di sisi yang lain agama kemudian subur, kemudian dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang melihat agama sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik, tujuan ideologis, tujuan semangat negatif, salah satunya melalui jaringan media sosial," lanjutnya.
Gua Muhaimin menyarakan kepada seluruh stakeholder, untuk menjembatani semangat keagamaan dengan kebhinekaan yang dimiliki Indonesia agar ideologi radikalisme tidak berkembang dengan pesat
"Dalam posisi seperti ini kita harus memiliki kemampuan semangat dan sekaligus intensitas untuk menjembatani semangat keagamaan ini dengan kesadaran untuk tidak mudah dimanfaatkan, nah suburnya radikalisme, fundamentalisme, agama di jadikan jalan untuk kemanfaatan ekonomi, politik dan lainnya ini yang harus di antisipasi," kata Gus Muhaimin.
Selanjutnya Gus Muhaimin menyebutkan Hasil analisis pakar dan tokoh mengungkapkan bahwa di media sosial dalam 5 tahun terakhir kecenderungan nya pasar radikalisme dan fundamentalisme subur bukan hanya di Indonesia akan tetapi diberbagai negara bukan hanya fundamentalisme dan radikalisme Islam tapi semua agama.
"Radikalisasi ini ada beberapa sebab, salah satunya keterasingan dengan perkembangan dan perubahan yang cepat, kaget terhadap ancaman dan kemudian lari pada solusi cepat yang berbentuk radikal," tuturnya.
Ketua Umum PKB itu menghimbau agar seluruh masyarakat Indonesia untuk bijak dalam penggunaan media sosial dalam rangka membendung gerakan radikalisme di Indonesia.
"Kita harus memanfaatkan media sosial dengan sadar bahwa Indonesia adalah negara yang subur terhadap pertarungan ideologi dari ideologi-ideologi yang ada di seluruh dunia. Dalam konteks ini kita harus mampu membendung paham intoleransi, paham pro perpecahan, paham yang bersifat disintegratif terhadap Indonesia," jelasnya.
"Di sisi yang lain agama kemudian subur, kemudian dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang melihat agama sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik, tujuan ideologis, tujuan semangat negatif, salah satunya melalui jaringan media sosial," lanjutnya.
Gua Muhaimin menyarakan kepada seluruh stakeholder, untuk menjembatani semangat keagamaan dengan kebhinekaan yang dimiliki Indonesia agar ideologi radikalisme tidak berkembang dengan pesat
"Dalam posisi seperti ini kita harus memiliki kemampuan semangat dan sekaligus intensitas untuk menjembatani semangat keagamaan ini dengan kesadaran untuk tidak mudah dimanfaatkan, nah suburnya radikalisme, fundamentalisme, agama di jadikan jalan untuk kemanfaatan ekonomi, politik dan lainnya ini yang harus di antisipasi," kata Gus Muhaimin.
Selanjutnya Gus Muhaimin menyebutkan Hasil analisis pakar dan tokoh mengungkapkan bahwa di media sosial dalam 5 tahun terakhir kecenderungan nya pasar radikalisme dan fundamentalisme subur bukan hanya di Indonesia akan tetapi diberbagai negara bukan hanya fundamentalisme dan radikalisme Islam tapi semua agama.
"Radikalisasi ini ada beberapa sebab, salah satunya keterasingan dengan perkembangan dan perubahan yang cepat, kaget terhadap ancaman dan kemudian lari pada solusi cepat yang berbentuk radikal," tuturnya.
Ketua Umum PKB itu menghimbau agar seluruh masyarakat Indonesia untuk bijak dalam penggunaan media sosial dalam rangka membendung gerakan radikalisme di Indonesia.
"Kita harus memanfaatkan media sosial dengan sadar bahwa Indonesia adalah negara yang subur terhadap pertarungan ideologi dari ideologi-ideologi yang ada di seluruh dunia. Dalam konteks ini kita harus mampu membendung paham intoleransi, paham pro perpecahan, paham yang bersifat disintegratif terhadap Indonesia," jelasnya.
tulis komentar anda