Puncak Pandemi Corona Diprediksi Saat Bulan Ramadhan
Senin, 13 April 2020 - 14:38 WIB
JAKARTA - Puncak pandemi Corona diperdiksi pada saat bulan Ramadhan mendatang. Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan bahwa puncak pandemi ini akan terjadi lima sampai enam minggu ke depan.
“Masa puncak untuk di negara diperdiksi akan terjadi pada lima sampai enam minggu yang akan datang,” ujarnya saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (13/4/2020).
Doni mengatakan pemerintah pun berupaya maksimal untuk meningkatkan kapasitas pemeriksaan. Dimana untuk mempercepat proses tes, Kementerian BUMN telah melakukan pengadan 18 alat tes PCR cepat.
“Yang mana nanti bisa meningkatkan menjadi 9.000 tes per hari. Terus bagaimana ketersediaan reagen, apakah sudah mendukung dan bagaimana upaya peningkatan lainnya. Ini memang perlu kita upayakan maksimal,” jelasnya.
Dia melanjutkan bahwa Presiden Jokowi dan Wakil Preesiden Ma'ruf Amin agar tes Corona dilakukan secara masif. Dengan begitu dapat segera diketahui status kesehatan masyarakat sehigga dapat dilakukan langkah-langkah, baik isolasi maupun perawatan intensif di rumah sakit.
“Kemudian juga disampaikan begini, perintah bapak presiden untuk meningkatkan kapasitas laboratorium yang semula hanya ada 3, kemudian 12, dan saat ini 29 menuju ke 52,” jelasnya.
Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional juga telah membantu Lembaga Eikjman agar kapasitas pemeriksaannya agar bisa lebih banyak lagi. Kemudian juga ada beberapa swasta yang nantinnya akan berpatispasi dalam pelaksanaan PCR. Swasta tersebut bekerj sama dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan.
“Kemudian Gugus Tugas juga sudah menerima sejumlah permintaan dari swasta yang bekerja sama dengan BUMN dan dapat dukungan dari Menteri Kesehatan untuk memanfaatkan salah satu pihak di Beijing Instutite yang nantinya akan back up peningkatan PCR di negara kita,” paparnya.
“Masa puncak untuk di negara diperdiksi akan terjadi pada lima sampai enam minggu yang akan datang,” ujarnya saat konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Senin (13/4/2020).
Doni mengatakan pemerintah pun berupaya maksimal untuk meningkatkan kapasitas pemeriksaan. Dimana untuk mempercepat proses tes, Kementerian BUMN telah melakukan pengadan 18 alat tes PCR cepat.
“Yang mana nanti bisa meningkatkan menjadi 9.000 tes per hari. Terus bagaimana ketersediaan reagen, apakah sudah mendukung dan bagaimana upaya peningkatan lainnya. Ini memang perlu kita upayakan maksimal,” jelasnya.
Dia melanjutkan bahwa Presiden Jokowi dan Wakil Preesiden Ma'ruf Amin agar tes Corona dilakukan secara masif. Dengan begitu dapat segera diketahui status kesehatan masyarakat sehigga dapat dilakukan langkah-langkah, baik isolasi maupun perawatan intensif di rumah sakit.
“Kemudian juga disampaikan begini, perintah bapak presiden untuk meningkatkan kapasitas laboratorium yang semula hanya ada 3, kemudian 12, dan saat ini 29 menuju ke 52,” jelasnya.
Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional juga telah membantu Lembaga Eikjman agar kapasitas pemeriksaannya agar bisa lebih banyak lagi. Kemudian juga ada beberapa swasta yang nantinnya akan berpatispasi dalam pelaksanaan PCR. Swasta tersebut bekerj sama dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan.
“Kemudian Gugus Tugas juga sudah menerima sejumlah permintaan dari swasta yang bekerja sama dengan BUMN dan dapat dukungan dari Menteri Kesehatan untuk memanfaatkan salah satu pihak di Beijing Instutite yang nantinya akan back up peningkatan PCR di negara kita,” paparnya.
(kri)
tulis komentar anda