Penyedia Layanan Transportasi Jangan Sepelekan Informasi Cuaca dari BMKG
Kamis, 19 Agustus 2021 - 14:48 WIB
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) meminta penyedia layanan angkutan penyeberangan tidak menyepelekan informasi cuaca yang rutin dikeluarkan. Hal ini sebagai langkah mitigasi dan antisipasi dalam upaya meningkatkan keselamatan transportasi.
"Indonesia adalah negara kepulauan dan memiliki banyak sekali pelabuhan dan dermaga yang melayani angkutan penyeberangan. Hampir 65% wilayah Indonesia merupakan perairan, maka informasi cuaca laut sangat krusial dalam menciptakan keselamatan transportasi di titik-titik penyeberangan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Kamis (19/8/2021).
Ia menyebut, kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan keamanan transportasi penyeberangan laut. Menurutnya, kemungkinan hujan, badai, angin, dan gelombang tinggi sangat besar terjadi selama perjalanan.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Hasil Tangkapan Nelayan di Aceh Berkurang
Terlebih, sambungnya, saat ini Indonesia dan negara-negara lain tengah menghadapi perubahan iklim yang memicu pergeseran pola musim dan suhu udara. Sehingga juga mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi.
"Perubahan cuaca berlangsung sangat cepat dan tidak menentu yang dipengaruhi banyak faktor. Karenanya, kami juga terus berupaya meningkatkan, kecepatan, ketepatan, dan akurasi dalam prakiraan cuaca hingga skala tapak," katanya.
"Untuk itu pada tahun 2018 dan 2019 BMKG memasang HF Radar yg berfungsi mendeteksi kecepatan dan arah arus, serta tinggi gelombang dan tsunami secara real time di Selat Bali dan Selat Sunda," imbuhnya.
Baca juga: Basarnas Sudah Ingatkan Pendaki Cuaca Buruk di Gunung Bawakaraeng
Dwikorita memastikan BMKG terus menyisir berbagai persoalan yang dihadapi penyedia layanan angkutan penyeberangan dan stakeholder lain guna meningkatkan keselamatan transportasi penyeberangan. Menurut dia, BMKG ingin informasi cuaca dan iklim yang dikeluarkan tidak hanya dimengerti dan dipahami, tapi juga dapat dipatuhi.
"Jadi para operator dan penyedia layanan penyeberangan tahu kapan harus jalan, kapan harus berhenti. Dengan begitu, kemungkinan jatuhnya korban dan kerugian lainnya dapat diminimalisasi," ujarnya.
"Indonesia adalah negara kepulauan dan memiliki banyak sekali pelabuhan dan dermaga yang melayani angkutan penyeberangan. Hampir 65% wilayah Indonesia merupakan perairan, maka informasi cuaca laut sangat krusial dalam menciptakan keselamatan transportasi di titik-titik penyeberangan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Kamis (19/8/2021).
Ia menyebut, kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan keamanan transportasi penyeberangan laut. Menurutnya, kemungkinan hujan, badai, angin, dan gelombang tinggi sangat besar terjadi selama perjalanan.
Baca juga: Cuaca Ekstrem, Hasil Tangkapan Nelayan di Aceh Berkurang
Terlebih, sambungnya, saat ini Indonesia dan negara-negara lain tengah menghadapi perubahan iklim yang memicu pergeseran pola musim dan suhu udara. Sehingga juga mengakibatkan peningkatan frekuensi dan intensitas bencana hidrometeorologi.
"Perubahan cuaca berlangsung sangat cepat dan tidak menentu yang dipengaruhi banyak faktor. Karenanya, kami juga terus berupaya meningkatkan, kecepatan, ketepatan, dan akurasi dalam prakiraan cuaca hingga skala tapak," katanya.
"Untuk itu pada tahun 2018 dan 2019 BMKG memasang HF Radar yg berfungsi mendeteksi kecepatan dan arah arus, serta tinggi gelombang dan tsunami secara real time di Selat Bali dan Selat Sunda," imbuhnya.
Baca juga: Basarnas Sudah Ingatkan Pendaki Cuaca Buruk di Gunung Bawakaraeng
Dwikorita memastikan BMKG terus menyisir berbagai persoalan yang dihadapi penyedia layanan angkutan penyeberangan dan stakeholder lain guna meningkatkan keselamatan transportasi penyeberangan. Menurut dia, BMKG ingin informasi cuaca dan iklim yang dikeluarkan tidak hanya dimengerti dan dipahami, tapi juga dapat dipatuhi.
"Jadi para operator dan penyedia layanan penyeberangan tahu kapan harus jalan, kapan harus berhenti. Dengan begitu, kemungkinan jatuhnya korban dan kerugian lainnya dapat diminimalisasi," ujarnya.
(abd)
tulis komentar anda