Soal Mural Jokowi 404 Not Found, Moeldoko: Presiden Engga Pernah Pusing dengan Kritik

Rabu, 18 Agustus 2021 - 19:57 WIB
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan presiden selalu terbuka dengan kritik. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Mural mirip Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertuliskan 404 Not Found ramai diperbincangkan warganet di media sosial. Terkait hal tersebut Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengatakan presiden selalu terbuka dengan kritik.

Namun begitu sebagaimana imbauan presiden kritik harus dilakukan secara beradab. “Presiden sangat terbuka, engga pernah pusing dengan kritik. Tetapi beliau selalu menyisipkan sebuah kalimat yang indah. Kita orang timur memiliki adat. Kalau mengkritik sesuatu yang beradab. Tata krama ukuran-ukuran culture kita supaya di ke depankan. Bukan hanya berbicara anti kritik-anti kritik. Cobalah lihat cara-cara-cara mengkritiknya,” Rabu (18/8/2021).

Menurutnya, presiden adalah orang yang perlu dihormati sehingga seharusnya tidak sembarangan menyatakan sesuatu dengan gambar maupun kalimat. “Karena apapun presiden adalah orang tua kita, yang perlu sekali lagi dan sangat perlu untuk kita hormati. Jangan sembarangan berbicara. Jangan sembarangan menyatakan sesuatu dalam bentuk kalimat atau dalam bentuk gambar,” tuturnya.

Mantan Panglima TNI ini berpendapat bahwa kadang-kadang seringkali orang dengan mudah menjustifikasi, dan menyamakan antara kritik dengan fitnah. Bahkan menurutnya banyak tokoh publik yang tidak memberikan pendidikan. “Justru terlibat di dalamnya untuk memperkeruh situasi. Janganlah seperti itu,” ungkapnya.



Apalagi sering juga ditemui orang bertindak salah lalu langsung minta maaf. Padahal seharusnya dipikirkan dulu sebelum bertindak. “Saya sering mengatakan jangan setelah itu minta maaf. Ini apa bangsa ini? Berbuat sesuatu, habis itu adakan tindakan, minta maaf. Ini sungguh sangat tidak baik. Mestinya bangsa yang pandai adalah bangsa yang berpikir dulu sebelum bertindak sesuatu. Ini saya tegaskan ini,” tuturnya.

Terkait rencana polisi yang mencari pembuat mural, Moeldoko menilai tindakan tersebut jangan langsung dijustifikasi dengan sesuatu yang negatif. Menurutnya bisa saja dilakukan pembinaan agar tidak melakukan hal itu lagi. “Bisa aja diajak ngopi-ngopi dulu, dibina dan seterusnya, agar tidak melakukan hal-hal yang tak baik. kan seperti itu Jadi jangan dijustifikasi represif dan seterusnya. Ini kan kadang-kadang kita melihat hanya kulitnya, tidak memahami dalamnya,” katanya.
(cip)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More