Jokowi Sebut Penanganan Pandemi Bertumpu pada Tiga Pilar
Senin, 02 Agustus 2021 - 20:27 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, pemerintah bertumpu pada tiga pilar utama. Pertama, adalah kecepatan vaksinasi.
“Yang pertama, kecepatan vaksinasi. Terutama pada wilayah-wilayah yang jadi pusat mobilitas dan kegiatan ekonomi,” ujarnya dalam konferensi persnya, Selasa (2/8/2021).
Kedua, penerapan 3M yang masif di seluruh komponen masyarakat. Kemudian yang ketiga adalah kegiatan testing tracing isolasi dan treatment secara masif.
“Termasuk, menjaga BOR, penambahan fasilitas isolasi terpusat, serta menjamin ketersediaan obat2an dan pasokan oksigen,” jelasnya.
Jokowi juga menekankan akan terus mengatakan bahwa kebijakan gas dan rem harus dilakukan secara dinamis sesuai dengan perkembangan kasus COVID-19 di hari-hari terakhir. Dia juga menegaskan bahwa tidak bisa menggunakan kebijakan yang sama dalam durasi yang panjang.
“Kita tidak bisa membuat kebijakan yang sama dalam durasi yang panjang. Kita harus menentukan derajat pembatasan mobilitas masyarakat sesuai dengan data di hari-hari terakhir agar pilihan kita tepat. Baik untuk kesehatan maupun untuk perekonomian,” ungkapnya.
“Yang pertama, kecepatan vaksinasi. Terutama pada wilayah-wilayah yang jadi pusat mobilitas dan kegiatan ekonomi,” ujarnya dalam konferensi persnya, Selasa (2/8/2021).
Kedua, penerapan 3M yang masif di seluruh komponen masyarakat. Kemudian yang ketiga adalah kegiatan testing tracing isolasi dan treatment secara masif.
“Termasuk, menjaga BOR, penambahan fasilitas isolasi terpusat, serta menjamin ketersediaan obat2an dan pasokan oksigen,” jelasnya.
Jokowi juga menekankan akan terus mengatakan bahwa kebijakan gas dan rem harus dilakukan secara dinamis sesuai dengan perkembangan kasus COVID-19 di hari-hari terakhir. Dia juga menegaskan bahwa tidak bisa menggunakan kebijakan yang sama dalam durasi yang panjang.
“Kita tidak bisa membuat kebijakan yang sama dalam durasi yang panjang. Kita harus menentukan derajat pembatasan mobilitas masyarakat sesuai dengan data di hari-hari terakhir agar pilihan kita tepat. Baik untuk kesehatan maupun untuk perekonomian,” ungkapnya.
(kri)
tulis komentar anda