Menakar Calon Panglima TNI, Ini Kata Praktisi Intelijen
Kamis, 28 Mei 2020 - 12:29 WIB
JAKARTA - Pergantian Panglima TNI sudah menjadi perbincangan di berbagai kalangan. Beberapa nama sudah muncul ke permukaan. Namun dari nama-nama yang muncul, analisis tajam dan akurat terkait kondisi bangsa dan negara disampaikan Praktisi Intelijen, Fauka Noor Farid.
Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII) tersebut menjelaskan, Panglima TNI harus dipegang oleh orang yang tepat. Melihat kondisi bangsa dan negara, bahkan kondisi global saat ini, Panglima TNI harus memiliki koneksi yang kuat, paham segalanya, ideologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, pertahanan dan keamanan. (Baca juga: Mutasi 78 Pati TNI, I Nyoman Pangkogabwilhan I, Imran Baidirus Pangkogabwilhan II)
"Harus kuat, matang dan mapan. Melihat kondisi saat ini, Panglima TNI harus benar-benar dipegang orang yang pas. Harus dilihat kondisi bangsa dan negara, kondisi global, apalagi adanya pandemik, tidak hanya kedaulatan, akan tetapi harus kuat dalam sektor lainnya," ujar Fauka dalam keterangannya, Kamis (28/5/2020).
Disampaikan Fauka, pemilihan sosok Panglima TNI tidak boleh sembarang mengikuti "urut kacang". Akan tetapi, harus melihat kondisi dan situasi. Sebab, dampaknya akan besar, dan meliputi berbagai sektor.
Berdasarkan rotasi, lanjut Fauka, "urut kacang" bisa dilakukan kalau negara dalam keadaan normal. Namun, masalahnya sekarang ini negara tidak dalam kondisi normal, apalagi setelah dilanda wabah virus Corona, ekonomi berantakan.
"Negara juga tidak memiliki banyak uang untuk menopang kondisi saat ini, dan ini akan berdampak terhadap stabilitas nasional. Ancaman dan gangguan yang dihadapi bangsa kita ke depan akan lebih kompleks lagi. di samping masalah kedaulatan, Ipoleksusbudmil, belum lagi masalah bencana alam. Nah, yang kita takutkan adalah kerusuhan sosial karenan orang kelaparan yang bisa mengakibatkan pertumpahan darah," jelasnya.
Selain itu, masalah batas wilayah antar negara, belum lagi China yang meluaskan wilayahnya dengan mengklaim wilayah laut China Selatan yang tidak bisa dianggap remeh. "Kita perlu pemimpin yang memiliki koneksitas dengan negara adidaya yaitu Amerika, bukan sekadar koneksitas tapi suatu hubungan yang sudah terjalin erat akan membatu kekuatan pertahanan kita,"katanya.
Maka dari itu, sosok yang paling pas melihat situasi dan kondisi, menurut Fauka adalah Jenderal TNI Andika Perkasa. Sebab, Jenderal TNI Andika Perkasa mumpuni dan mapan dalam menjawab permasalahan saat ini.
"Koneksi yang dimiliki Jenderal TNI Andika Perkasa juga sangat kuat. Apalagi beliau, baru saja mendapatkan medali kehormatan dari Pemerintah Amerika Serikat. Koneksi beliau tidak diragukan lagi, integritas, kapabilitas, kredibilitas sudah jelas memiliki kualitas prima," tuturnya.
Menurutnya, bukan berarti yang lain tidak bagus akan tetapi bangsa ini perlu jenderal yang sudah matang dan sudah tahu kondisi dan situasi bangsa ini. "Kalau ibarat perang, tinggal langsung perang. Karena sudah tahu musuhnya. Jadi, gak terlambat menangani masah bangsa yang complecated ini. Jadi, jangan coba-coba untuk menangani masalah bangsa saat ini," pungkasnya.
Direktur Eksekutif Institute Kajian Pertahanan dan Intelijen Indonesia (IKAPII) tersebut menjelaskan, Panglima TNI harus dipegang oleh orang yang tepat. Melihat kondisi bangsa dan negara, bahkan kondisi global saat ini, Panglima TNI harus memiliki koneksi yang kuat, paham segalanya, ideologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, pertahanan dan keamanan. (Baca juga: Mutasi 78 Pati TNI, I Nyoman Pangkogabwilhan I, Imran Baidirus Pangkogabwilhan II)
"Harus kuat, matang dan mapan. Melihat kondisi saat ini, Panglima TNI harus benar-benar dipegang orang yang pas. Harus dilihat kondisi bangsa dan negara, kondisi global, apalagi adanya pandemik, tidak hanya kedaulatan, akan tetapi harus kuat dalam sektor lainnya," ujar Fauka dalam keterangannya, Kamis (28/5/2020).
Disampaikan Fauka, pemilihan sosok Panglima TNI tidak boleh sembarang mengikuti "urut kacang". Akan tetapi, harus melihat kondisi dan situasi. Sebab, dampaknya akan besar, dan meliputi berbagai sektor.
Berdasarkan rotasi, lanjut Fauka, "urut kacang" bisa dilakukan kalau negara dalam keadaan normal. Namun, masalahnya sekarang ini negara tidak dalam kondisi normal, apalagi setelah dilanda wabah virus Corona, ekonomi berantakan.
"Negara juga tidak memiliki banyak uang untuk menopang kondisi saat ini, dan ini akan berdampak terhadap stabilitas nasional. Ancaman dan gangguan yang dihadapi bangsa kita ke depan akan lebih kompleks lagi. di samping masalah kedaulatan, Ipoleksusbudmil, belum lagi masalah bencana alam. Nah, yang kita takutkan adalah kerusuhan sosial karenan orang kelaparan yang bisa mengakibatkan pertumpahan darah," jelasnya.
Selain itu, masalah batas wilayah antar negara, belum lagi China yang meluaskan wilayahnya dengan mengklaim wilayah laut China Selatan yang tidak bisa dianggap remeh. "Kita perlu pemimpin yang memiliki koneksitas dengan negara adidaya yaitu Amerika, bukan sekadar koneksitas tapi suatu hubungan yang sudah terjalin erat akan membatu kekuatan pertahanan kita,"katanya.
Maka dari itu, sosok yang paling pas melihat situasi dan kondisi, menurut Fauka adalah Jenderal TNI Andika Perkasa. Sebab, Jenderal TNI Andika Perkasa mumpuni dan mapan dalam menjawab permasalahan saat ini.
"Koneksi yang dimiliki Jenderal TNI Andika Perkasa juga sangat kuat. Apalagi beliau, baru saja mendapatkan medali kehormatan dari Pemerintah Amerika Serikat. Koneksi beliau tidak diragukan lagi, integritas, kapabilitas, kredibilitas sudah jelas memiliki kualitas prima," tuturnya.
Menurutnya, bukan berarti yang lain tidak bagus akan tetapi bangsa ini perlu jenderal yang sudah matang dan sudah tahu kondisi dan situasi bangsa ini. "Kalau ibarat perang, tinggal langsung perang. Karena sudah tahu musuhnya. Jadi, gak terlambat menangani masah bangsa yang complecated ini. Jadi, jangan coba-coba untuk menangani masalah bangsa saat ini," pungkasnya.
(kri)
tulis komentar anda