Heboh Menag Ucap Hari Raya Baha'i, Setara Ungkap tentang Konstitusi Negara
Rabu, 28 Juli 2021 - 19:22 WIB
JAKARTA - Setara Institute turut menanggapi soal ucapan selamat Hari Naw-Ruz 178 EB yang disampaikan oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas kepada umat Baha'i yang belakangan tengah menuai polemik.
"Sikap konstitusional dan kenegarawanan demikian hendaknya direplikasi dalam aneka perlakuan negara terhadap seluruh kelompok agama yang lain di negara kita," kata Halili dalam keterangannya, Rabu (28/7/2021).
Setara Institute kata dia, juga mengingatkan seluruh elemen pemerintahan negara bahwa Baha’i merupakan entitas kolektif sekelompok anak bangsa yang dijamin eksistensinya, memiliki legitimasi, dan dilindungi berdasarkan hak atas kebebasan pikiran, hati nurani, dan agama/keyakinan. Keputusan Presiden RI Nomor 69 Tahun 2000 menegaskan jaminan atas eksistensi Baha’i.
"Oleh karena itu, sikap Menteri Agama sudah semestinya mendapatkan dukungan dari jajaran pemerintahan yang lain," ujarnya.
Selanjutnya, Setara Institute juga mendorong tokoh-tokoh agama, elite politik, dan tokoh-tokoh masyarakat untuk membangun inisiatif dan mendorong kehendak masyarakat untuk hidup berdampingan secara damai (peaceful coexistence) di tengah perbedaan dan tata kebinekaan, termasuk dengan komunitas Baha’i.
"Dalam konteks itu, provokasi dan hasutan yang memancing kecurigaan terhadap eksistensi Baha’i dan memicu segregasi antar kelompok anak bangsa hendaknya dihentikan," pungkasnya.
"Sikap konstitusional dan kenegarawanan demikian hendaknya direplikasi dalam aneka perlakuan negara terhadap seluruh kelompok agama yang lain di negara kita," kata Halili dalam keterangannya, Rabu (28/7/2021).
Setara Institute kata dia, juga mengingatkan seluruh elemen pemerintahan negara bahwa Baha’i merupakan entitas kolektif sekelompok anak bangsa yang dijamin eksistensinya, memiliki legitimasi, dan dilindungi berdasarkan hak atas kebebasan pikiran, hati nurani, dan agama/keyakinan. Keputusan Presiden RI Nomor 69 Tahun 2000 menegaskan jaminan atas eksistensi Baha’i.
"Oleh karena itu, sikap Menteri Agama sudah semestinya mendapatkan dukungan dari jajaran pemerintahan yang lain," ujarnya.
Selanjutnya, Setara Institute juga mendorong tokoh-tokoh agama, elite politik, dan tokoh-tokoh masyarakat untuk membangun inisiatif dan mendorong kehendak masyarakat untuk hidup berdampingan secara damai (peaceful coexistence) di tengah perbedaan dan tata kebinekaan, termasuk dengan komunitas Baha’i.
"Dalam konteks itu, provokasi dan hasutan yang memancing kecurigaan terhadap eksistensi Baha’i dan memicu segregasi antar kelompok anak bangsa hendaknya dihentikan," pungkasnya.
(maf)
tulis komentar anda