Tiru Nabi Ibrahim, Masyarakat Harus Ikhlas Ibadah Idul Adha di Rumah
Senin, 19 Juli 2021 - 14:43 WIB
Anggota DPR dari Fraksi PAN Ashabul Kahfi mendukung imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk melaksanakan Salat Idul Adha di rumah. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi PAN Ashabul Kahfi mendukung imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk melaksanakan Salat Idul Adha di rumah masing-masing. Ia pun memberikan imbauan yang sama untuk seluruh umat Islam.
“Saya mengimbau agar masyarakat melaksanakan Salat Idul Adha di rumah. Para ulama diberbagai belahan dunia telah memutuskan menghindari mudharat Covid-19 hukumnya wajib,” kata Kahfi dalam keterangannya, Senin (19/7/2021).
Kahfi pun mencontohkan kisah pengabdian Nabi Ibrahim AS yang menyembelih putranya Ismail atas perintah Allah SWT. Jika Nabi Ibrahim mengikhlaskan putranya Ismail demi ketaatan pada Allah SWT, maka seharusnya umat Islam pun ikhlas mengalihkan kebiasaan Salat Idul Adha di masjid ataupun di lapangan. “Demi menjalankan kewajiban menjaga nyawa manusia yang merupakan salah satu tujuan utama agama,” imbuhnya.
Ketua DPW PAN Sulawesi Selatan itu mengatakan, menghindari terjadinya kerumunan merupakan upaya memutus penyebaran Covid-19. Serta, sebagai upaya menghindarkan orang terdekat terpapar Covid-19. Menurut Kahfi, tidak Salat Idul Adha di lapangan karena ancaman Covid-19 bukan berarti menyalahi perintah agama. Sebab, para ulama di berbagai belahan dunia telah memutuskan bahwa menghindari mudharat Covid-19 hukumnya wajib.
Dan salah satu bentuknya adalah menunda sementara perkumpulan, seperti Salat Idul Adha di lapangan/masjid. “Inilah salah satu wujud ikhtiar kita memutus mata rantai Covid-19. Selain itu, mari kita senantiasa berdoa, semoga pandemi segera berlalu,” tandas Kahfi. Kiswondari
“Saya mengimbau agar masyarakat melaksanakan Salat Idul Adha di rumah. Para ulama diberbagai belahan dunia telah memutuskan menghindari mudharat Covid-19 hukumnya wajib,” kata Kahfi dalam keterangannya, Senin (19/7/2021).
Kahfi pun mencontohkan kisah pengabdian Nabi Ibrahim AS yang menyembelih putranya Ismail atas perintah Allah SWT. Jika Nabi Ibrahim mengikhlaskan putranya Ismail demi ketaatan pada Allah SWT, maka seharusnya umat Islam pun ikhlas mengalihkan kebiasaan Salat Idul Adha di masjid ataupun di lapangan. “Demi menjalankan kewajiban menjaga nyawa manusia yang merupakan salah satu tujuan utama agama,” imbuhnya.
Ketua DPW PAN Sulawesi Selatan itu mengatakan, menghindari terjadinya kerumunan merupakan upaya memutus penyebaran Covid-19. Serta, sebagai upaya menghindarkan orang terdekat terpapar Covid-19. Menurut Kahfi, tidak Salat Idul Adha di lapangan karena ancaman Covid-19 bukan berarti menyalahi perintah agama. Sebab, para ulama di berbagai belahan dunia telah memutuskan bahwa menghindari mudharat Covid-19 hukumnya wajib.
Dan salah satu bentuknya adalah menunda sementara perkumpulan, seperti Salat Idul Adha di lapangan/masjid. “Inilah salah satu wujud ikhtiar kita memutus mata rantai Covid-19. Selain itu, mari kita senantiasa berdoa, semoga pandemi segera berlalu,” tandas Kahfi. Kiswondari
(cip)
tulis komentar anda