Jokowi: Hanya Bio Farma yang Boleh Stok Vaksin, Lainnya Tidak!
Sabtu, 17 Juli 2021 - 16:54 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa perbandingan antara ketersediaan vaksin dengan jumlah yang sudah disuntikkan cukup jauh perbedaannya. Indonesia sudah menerima 137 juta dosis vaksin jadi maupun dalam bentuk bulk tapi yang disuntikkan dalam vaksinasi kurang lebih 54 juta orang.
"Artinya stok yang ada baik mungkin di Bio Farma maupun di Kementerian Kesehatan atau mungkin di provinsi, di kabupaten, di kota, di rumah sakit, di puskesmas-puskesman, terlalu besar," katanya dikutip dari akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (17/7/2021).
Jokowi pun meminta kepada Menteri Kesehatan agar menyampaikan ke organisasi terbawah tidak boleh lagi menyetok vaksin Covid-19. Hanya Bio Farma yang boleh memiliki stok.
Baca juga: Panglima TNI Tinjau Serbuan Vaksinasi di Solo: Terima Kasih Sudah Perangi Covid-19
"Artinya dikirim langsung habiskan. Kirim habiskan, kirim habiskan. Karena kita ingin mengejar vaksinasi ini secepat-cepatnya. Dan terbukti dua atau tiga hari yang lalu kita sehari bisa menyuntikkan 2,3 juta. Saya yakin 5 juta itu bisa. Sekali lagi tidak usah ada stok. Stoknya itu yang ada hanya di Bio Farma. Yang lain, cepet habisin, cepet habisin. Sehingga ada kecepatan," katanya.
Presiden menekankan bahwa kecepatan vaksinasi adalah langkah untuk menuntaskan pandemi. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Badan Kesehatan Dunia atau WHO. "Karena salah satu kunci kita menyelesaikan masalah ini adalah kecepatan vaksinasi. Ini sesuai yang juga disampaikan oleh Dirjen WHO," ujarnya.
Lebih lanjut dia juga meminta agar sistem vaksinasi dari pintu ke pintu atau door to door dapat diteruskan. "Mengenai vaksinasi juga seperti yang saya lihat kemarin, yang dilakukan oleh BIN vaksinasi door to door itu, ini saya kira diteruskan," katanya.
Baca juga: Tinjau Vaksinasi Massal di Terminal Pulogebang, Anies dan Pangdam Jaya Ajak Warga Sadar Vaksin
"Artinya stok yang ada baik mungkin di Bio Farma maupun di Kementerian Kesehatan atau mungkin di provinsi, di kabupaten, di kota, di rumah sakit, di puskesmas-puskesman, terlalu besar," katanya dikutip dari akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (17/7/2021).
Jokowi pun meminta kepada Menteri Kesehatan agar menyampaikan ke organisasi terbawah tidak boleh lagi menyetok vaksin Covid-19. Hanya Bio Farma yang boleh memiliki stok.
Baca juga: Panglima TNI Tinjau Serbuan Vaksinasi di Solo: Terima Kasih Sudah Perangi Covid-19
"Artinya dikirim langsung habiskan. Kirim habiskan, kirim habiskan. Karena kita ingin mengejar vaksinasi ini secepat-cepatnya. Dan terbukti dua atau tiga hari yang lalu kita sehari bisa menyuntikkan 2,3 juta. Saya yakin 5 juta itu bisa. Sekali lagi tidak usah ada stok. Stoknya itu yang ada hanya di Bio Farma. Yang lain, cepet habisin, cepet habisin. Sehingga ada kecepatan," katanya.
Presiden menekankan bahwa kecepatan vaksinasi adalah langkah untuk menuntaskan pandemi. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Badan Kesehatan Dunia atau WHO. "Karena salah satu kunci kita menyelesaikan masalah ini adalah kecepatan vaksinasi. Ini sesuai yang juga disampaikan oleh Dirjen WHO," ujarnya.
Lebih lanjut dia juga meminta agar sistem vaksinasi dari pintu ke pintu atau door to door dapat diteruskan. "Mengenai vaksinasi juga seperti yang saya lihat kemarin, yang dilakukan oleh BIN vaksinasi door to door itu, ini saya kira diteruskan," katanya.
Baca juga: Tinjau Vaksinasi Massal di Terminal Pulogebang, Anies dan Pangdam Jaya Ajak Warga Sadar Vaksin
(abd)
tulis komentar anda