Bripda Fajar Astuti, Anak Petani Cabai yang Kini Menjadi Pasukan Pengamanan PBB
Senin, 12 Juli 2021 - 14:40 WIB
JAKARTA - Epos Mahabharata menyimpan banyak catatan tentang perempuan perkasa yang mampu menginspirasi. Srikandi, misalnya. Kemampuannya memanah berhasil mengalahkan Bisma.
Tapi pencapaian Srikandi tidak serta-merta muncul begitu saja. Tempaan dan gemblengan dari berbagai latihan hingga kontemplasi terhadap diri serta lingkungan, adalah modal awal keahlian dari Srikandi.
Serupa dengan polisi wanita ( Polwan ) bernama Fajar Astuti. Perempuan berpangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda) tersebut, menapaki hidup seperti Srikandi.
Baca juga: Anak Korban Kekerasan Sang Ayah di Tangsel Bercita-cita Ingin Jadi Polwan
Berasal dari keluarga petani, Bripda Fajar Astuti adalah sulung dari empat bersaudara. Lahir di Sleman, Yogyakarta, 28 Oktober 1998, orang tua Bripda Fajar bekerja hanya sebagai petani cabai di lereng Gunung Merapi. Tepatnya di kawasan Turi, Sleman, Yogyakarta.
Menjadi tulang punggung keluarga, Bripda Fajar menjalani karir di Kepolisian Republik Indonesia, lengkap dengan berbagai kerikil. Salah satunya, melawan rasa tidak percaya diri.
"Saya mudah inscure. Apalagi latar belakang saya yang hanya berasal dari keluarga petani cabai. Tapi karena tanggung jawab menjadi tulang punggung keluarga, membuat saya harus belajar untuk mengendalikan ketidak-percayaan diri tersebut," kata Bripda Fajar.
Lulus Bintara Polri pada 2017, Bripda Fajar mengenang salah satu momen yang akhirnya benar-benar membuat ia percaya, tidak ada yang tidak mungkin apabila terus berusaha. Caranya dimulai dengan mempercayai dirinya sendiri.
Tapi pencapaian Srikandi tidak serta-merta muncul begitu saja. Tempaan dan gemblengan dari berbagai latihan hingga kontemplasi terhadap diri serta lingkungan, adalah modal awal keahlian dari Srikandi.
Serupa dengan polisi wanita ( Polwan ) bernama Fajar Astuti. Perempuan berpangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda) tersebut, menapaki hidup seperti Srikandi.
Baca juga: Anak Korban Kekerasan Sang Ayah di Tangsel Bercita-cita Ingin Jadi Polwan
Berasal dari keluarga petani, Bripda Fajar Astuti adalah sulung dari empat bersaudara. Lahir di Sleman, Yogyakarta, 28 Oktober 1998, orang tua Bripda Fajar bekerja hanya sebagai petani cabai di lereng Gunung Merapi. Tepatnya di kawasan Turi, Sleman, Yogyakarta.
Menjadi tulang punggung keluarga, Bripda Fajar menjalani karir di Kepolisian Republik Indonesia, lengkap dengan berbagai kerikil. Salah satunya, melawan rasa tidak percaya diri.
"Saya mudah inscure. Apalagi latar belakang saya yang hanya berasal dari keluarga petani cabai. Tapi karena tanggung jawab menjadi tulang punggung keluarga, membuat saya harus belajar untuk mengendalikan ketidak-percayaan diri tersebut," kata Bripda Fajar.
Lulus Bintara Polri pada 2017, Bripda Fajar mengenang salah satu momen yang akhirnya benar-benar membuat ia percaya, tidak ada yang tidak mungkin apabila terus berusaha. Caranya dimulai dengan mempercayai dirinya sendiri.
tulis komentar anda