Tetap Fokus Krisis Kesehatan dan Potensi Bencana Alam
Minggu, 06 Juni 2021 - 14:12 WIB
Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI/Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia
BERSELIMUT masalah serius, dinamika kehidupan bersama saat ini masih jauh dari normal. Maka, semua elemen masyarakat, Dari kalangan elite hingga akar rumput didorong untuk tetap fokus pada upaya bersama mengakhiri krisis kesehatan atau pandemi Covid-19 dan antisipatif terhadap ragam potensi bencana alam.
Karena itu, menggoreng isu-isu lain di luar kedua masalah itu, terutama isu politik tentang calon presiden, dirasakan bukan hanya tidak membumi, tetapi juga amat sangat tidak elok.
Hiruk-pikuk politik bisa dihindari jika para politikus berkenan untuk menahan diri, dan lebih menunjukkan empati kepada begitu banyak masyarakat yang menderita atau serba kekurangan. Dalam situasi serba prihatin seperti sekarang, amat bijaksana jika siapa pun tidak meniupkan kebisingan politik, agar baik masyarakat maupun pemerintah, termasuk pemerintah daerah, tidak kehilangan fokus pada upaya mengakhiri pandemi Covid-19 serta mengantisipasi potensi bencana alam akibat tidak menentunya iklim.
Selepas pertengahan Mei 2021, beberapa daerah masih dilanda gempa bumi. Hari pertama Juni 2021, gempa berkekuatan magnitudo 4,8 mengguncang Pasaman, Sumatra Barat.
Dua hari kemudian, tepatnya Kamis (3/6), gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 5,2 mengguncang Melonguane, Sulawesi Utara. Pada hari yang sama, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya peningkatan aktivitas kegempaan di wilayah selatan Jawa Timur.
Ada potensi tsunami jika gempa bumi berkekuatan di atas M 6,5. BPBD Jawa Timur mengidentifikasi sedikitnya delapan (8) kabupaten rawan tsunami dengan risiko tinggi. Delapan Kabupaten itu meliputi Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan. Masyarakat pada semua pemukiman di wilayah selatan Jawa Timur diminta meningkatkan kewaspadaannya. Semua ini memberi gambaran bahwa potensi bencana masih mengintai kehidupan masyarakat di banyak daerah, dan karena itu masyarakat bersama pemerintah harus antisipatif, setidaknya untuk meminimalisir korban jiwa maupun korban luka, serta meminimalisir kerugian masyarakat.
Sementara itu, perkembangan pandemi Covid-19 di dalam negeri juga masih memprihatinkan. Dari sejumlah daerah, dilaporkan bahwa terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 pasca libur lebaran. Bahkan Kementerian Kesehatan memperkirakan kenaikan jumlah kasus Covid-19 pasca-Lebaran masih akan terjadi dan mencapai puncaknya pada akhir Juni 2021. Kecenderungannya sudah terlihat, setidaknya tercermin dari naiknya tingkat keterisian tempat tidur di Wisma Atlet, Jakarta; terjadi lonjakan keterisian dari sebelumnya 15 persen menjadi 30 persen pada akhir Mei 2021.
Ketua MPR RI/Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia
BERSELIMUT masalah serius, dinamika kehidupan bersama saat ini masih jauh dari normal. Maka, semua elemen masyarakat, Dari kalangan elite hingga akar rumput didorong untuk tetap fokus pada upaya bersama mengakhiri krisis kesehatan atau pandemi Covid-19 dan antisipatif terhadap ragam potensi bencana alam.
Karena itu, menggoreng isu-isu lain di luar kedua masalah itu, terutama isu politik tentang calon presiden, dirasakan bukan hanya tidak membumi, tetapi juga amat sangat tidak elok.
Hiruk-pikuk politik bisa dihindari jika para politikus berkenan untuk menahan diri, dan lebih menunjukkan empati kepada begitu banyak masyarakat yang menderita atau serba kekurangan. Dalam situasi serba prihatin seperti sekarang, amat bijaksana jika siapa pun tidak meniupkan kebisingan politik, agar baik masyarakat maupun pemerintah, termasuk pemerintah daerah, tidak kehilangan fokus pada upaya mengakhiri pandemi Covid-19 serta mengantisipasi potensi bencana alam akibat tidak menentunya iklim.
Selepas pertengahan Mei 2021, beberapa daerah masih dilanda gempa bumi. Hari pertama Juni 2021, gempa berkekuatan magnitudo 4,8 mengguncang Pasaman, Sumatra Barat.
Dua hari kemudian, tepatnya Kamis (3/6), gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 5,2 mengguncang Melonguane, Sulawesi Utara. Pada hari yang sama, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya peningkatan aktivitas kegempaan di wilayah selatan Jawa Timur.
Ada potensi tsunami jika gempa bumi berkekuatan di atas M 6,5. BPBD Jawa Timur mengidentifikasi sedikitnya delapan (8) kabupaten rawan tsunami dengan risiko tinggi. Delapan Kabupaten itu meliputi Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Blitar, Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan. Masyarakat pada semua pemukiman di wilayah selatan Jawa Timur diminta meningkatkan kewaspadaannya. Semua ini memberi gambaran bahwa potensi bencana masih mengintai kehidupan masyarakat di banyak daerah, dan karena itu masyarakat bersama pemerintah harus antisipatif, setidaknya untuk meminimalisir korban jiwa maupun korban luka, serta meminimalisir kerugian masyarakat.
Sementara itu, perkembangan pandemi Covid-19 di dalam negeri juga masih memprihatinkan. Dari sejumlah daerah, dilaporkan bahwa terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 pasca libur lebaran. Bahkan Kementerian Kesehatan memperkirakan kenaikan jumlah kasus Covid-19 pasca-Lebaran masih akan terjadi dan mencapai puncaknya pada akhir Juni 2021. Kecenderungannya sudah terlihat, setidaknya tercermin dari naiknya tingkat keterisian tempat tidur di Wisma Atlet, Jakarta; terjadi lonjakan keterisian dari sebelumnya 15 persen menjadi 30 persen pada akhir Mei 2021.
Lihat Juga :
tulis komentar anda