MUI Minta Jamaah Haji Jaga Kesehatan, Tahan Diri Sampai 2022
Kamis, 03 Juni 2021 - 15:15 WIB
JAKARTA - Pemerintah telah memutuskan untuk pemberangkatan ibadah haji 2021 dibatalkan . Hal itu disampaikan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Kemenag , Jakarta, Kamis (3/6/2021) siang.
Menanggapi itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis menuturkan bahwasannya itu adalah keputusan yang tepat. Menurutnya, saat ini kondisi pandemi COVID-19 belum terkendali dan masyarakat diminta untuk sabar.
"Menjaga keamanan kita pandemi kita belum selesai dan pastinya ongkos ke sana dua kali lipat. Jadi saya pikir sama-sama saja menahan diri di tahun 2021 tidak perlu ada yang berangkat haji," ujar Cholil saat ditemui di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/6/2021).
Dia menjelaskan seharusnya pemerintah dan masyarakat Indonesia harus tetap menyiapkan diri agar tahun 2022 dapat berangkat ke Tanah Suci. Dalam masa persiapan tahun depan, protokol kesehatan yang berlaku harus tetap diterapkan.
"Kita siapkan diri di tahun 2022 pastikan kita mengikuti standar protokol kesehatan. Jaga kesehatan kita, sehingga insya Allah di tahun depan kita sudah bisa buka masker dan kita sudah bisa berkumpul," tuturnya.
Selain itu, pembatalan haji ini juga dinilai tidak akan memberikan kecemburuan sosial. Hal itu dikarenakan bisa saja masyarakat yang memiliki rezeki lebih bisa berangkat dengan jalur haji khusus.
"Kita kan mengatakan tahun ini tidak ada haji. Biar kita sama-sama saja. Jadi enggak dianggap yang bisa berangkat haji yang kaya-kaya saja," katanya.
Menurut dia, menunda haji lebih baik ketimbang tertular penyakit saat berada di dalam perjalanan. Kemudian, lanjutnya, ketika sudah berniat untuk melaksanakan haji namun batal maka itu sudah termasuk ke dalam kebaikan.
"Kita menghindari dari kemungkinan kita tertular dari perjalanan dan interaksi itu lebih baik. Toh menurut Islam ajaran kita, orang yang sudah niat tapi terhalangi itu sudah dapat pahalanya," jelasnya.
Menanggapi itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis menuturkan bahwasannya itu adalah keputusan yang tepat. Menurutnya, saat ini kondisi pandemi COVID-19 belum terkendali dan masyarakat diminta untuk sabar.
"Menjaga keamanan kita pandemi kita belum selesai dan pastinya ongkos ke sana dua kali lipat. Jadi saya pikir sama-sama saja menahan diri di tahun 2021 tidak perlu ada yang berangkat haji," ujar Cholil saat ditemui di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/6/2021).
Dia menjelaskan seharusnya pemerintah dan masyarakat Indonesia harus tetap menyiapkan diri agar tahun 2022 dapat berangkat ke Tanah Suci. Dalam masa persiapan tahun depan, protokol kesehatan yang berlaku harus tetap diterapkan.
"Kita siapkan diri di tahun 2022 pastikan kita mengikuti standar protokol kesehatan. Jaga kesehatan kita, sehingga insya Allah di tahun depan kita sudah bisa buka masker dan kita sudah bisa berkumpul," tuturnya.
Selain itu, pembatalan haji ini juga dinilai tidak akan memberikan kecemburuan sosial. Hal itu dikarenakan bisa saja masyarakat yang memiliki rezeki lebih bisa berangkat dengan jalur haji khusus.
"Kita kan mengatakan tahun ini tidak ada haji. Biar kita sama-sama saja. Jadi enggak dianggap yang bisa berangkat haji yang kaya-kaya saja," katanya.
Menurut dia, menunda haji lebih baik ketimbang tertular penyakit saat berada di dalam perjalanan. Kemudian, lanjutnya, ketika sudah berniat untuk melaksanakan haji namun batal maka itu sudah termasuk ke dalam kebaikan.
"Kita menghindari dari kemungkinan kita tertular dari perjalanan dan interaksi itu lebih baik. Toh menurut Islam ajaran kita, orang yang sudah niat tapi terhalangi itu sudah dapat pahalanya," jelasnya.
(kri)
tulis komentar anda