Panas dengan PDIP, Megawati Disebut Uji Loyalitas Ganjar Pranowo
Minggu, 23 Mei 2021 - 17:29 WIB
JAKARTA - Hubungan PDIP dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dikabarkan sedang memanas. Pasalnya, Ganjar tak diundang saat pameran photo di Panti Marhaen, Semarang, baru-baru ini.
Bahkan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto atau akrab disapa Bambang Pacul menyebut alasan kader kepala daerahnya itu tidak diundang karena menyalahi aturan partai dan terlalu ambisius 'nyapres'.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai memanasnya hubungan PDIP-Ganjar tak lepas dari persaingan internal partai banteng moncong putih dalam kaitannya menyambut Pilpres 2024 mendatang.
"Kalau kita perhatikan, Ganjar selalu masuk kandidat capres potensial versi survei. Tetapi angganya stagnan bersaing ketat dengan kandidat lainnya yang juga punya potensi yang sama. Karena PDIP paham betul, untuk mengusung calon itu tidak hanya modal populer, kerap terpampang di hasil survei. Artinya, Ganjar tidak boleh puas diri," ujarnya saat dihubungi, Minggu (23/5/2021).
Analis politik asal UIN Jakarta itu menduga Ganjar sedang diuji oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk lebih serius menyiapkan berbagai sarana prasarana untuk menuju ke perhelatan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Mungkin saja modal medsos dan pengikut belum cukup, rajin menyapa rakyat belum cukup. Artinya, Ganjar harus berkaca, menunjukkan kinerja nyata ketimbang banyak hal lainnya. Sehingga ini menjadi lecutan, Bu Mega sedang mengujinya," terang Fadhli.
Menurutnya, Ganjar harus betul-betul meyakinkan Megawati Soekarnoputri agar dia berhasil diusung PDIP, baik secara pribadi maupun sebagai kepala daerah. Sebab, selain tengah menguji Ganjar, Megawati dan PDIP juga ditengarahi sedang cek ombak (test the water) mengingat dinamika Pilpres semakin berjalan dinamis.
"Ganjar tentu perlu meyakinkan Bu Mega. Secara pribadi dia harus menunjukkan kader yang loyal terhadap partai, sebagai kepala daerah dia harus populer di mata rakyat, populer sebagai individu maupun populer karena kebijakannya yang berpihak kepada rakyat," pungkas pria yang akrab disapa Fadhli Kincay itu. (Rakhmatulloh).
Bahkan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto atau akrab disapa Bambang Pacul menyebut alasan kader kepala daerahnya itu tidak diundang karena menyalahi aturan partai dan terlalu ambisius 'nyapres'.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai memanasnya hubungan PDIP-Ganjar tak lepas dari persaingan internal partai banteng moncong putih dalam kaitannya menyambut Pilpres 2024 mendatang.
"Kalau kita perhatikan, Ganjar selalu masuk kandidat capres potensial versi survei. Tetapi angganya stagnan bersaing ketat dengan kandidat lainnya yang juga punya potensi yang sama. Karena PDIP paham betul, untuk mengusung calon itu tidak hanya modal populer, kerap terpampang di hasil survei. Artinya, Ganjar tidak boleh puas diri," ujarnya saat dihubungi, Minggu (23/5/2021).
Analis politik asal UIN Jakarta itu menduga Ganjar sedang diuji oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk lebih serius menyiapkan berbagai sarana prasarana untuk menuju ke perhelatan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Mungkin saja modal medsos dan pengikut belum cukup, rajin menyapa rakyat belum cukup. Artinya, Ganjar harus berkaca, menunjukkan kinerja nyata ketimbang banyak hal lainnya. Sehingga ini menjadi lecutan, Bu Mega sedang mengujinya," terang Fadhli.
Menurutnya, Ganjar harus betul-betul meyakinkan Megawati Soekarnoputri agar dia berhasil diusung PDIP, baik secara pribadi maupun sebagai kepala daerah. Sebab, selain tengah menguji Ganjar, Megawati dan PDIP juga ditengarahi sedang cek ombak (test the water) mengingat dinamika Pilpres semakin berjalan dinamis.
"Ganjar tentu perlu meyakinkan Bu Mega. Secara pribadi dia harus menunjukkan kader yang loyal terhadap partai, sebagai kepala daerah dia harus populer di mata rakyat, populer sebagai individu maupun populer karena kebijakannya yang berpihak kepada rakyat," pungkas pria yang akrab disapa Fadhli Kincay itu. (Rakhmatulloh).
(muh)
tulis komentar anda