Febri Diansyah Heran Tes Kontroversial Kalahkan Proses Panjang Jadi Pegawai KPK
Jum'at, 07 Mei 2021 - 04:04 WIB
JAKARTA - Sekitar 75 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) diisukan bakal dipecat. Dalihnya, mereka tidak lolos tes wawasan kebangsaan, termasuk penyidik senior Novel Baswedan . Hal ini mengundang gelombang kritik dari masyarakt luas, tak terkecuali mantan juru bicara KPK Febri Diansyah .
Lewat akun twitter @febridiansyah, dia menyatakan keheranannya atas hal tersebut. Menurut dia, menjadi pegawai KPK bukan hal yang mudah. Butuh perjuangan keras agar bisa diterima. Proses seleksinya panjang dan berjenjang.
”Karena itu saya ga habis pikir skrg bbrpa pegawai senior yg berdedikasi dan kinerja bagus terancam disingkirkan hanya krn tes wawasan kebangsaan yg kontroversial ini,” cuit Febri, Kamis (6/5/2021).
Baca juga: Menpan-KPK Beda Pendapat soal Pegawai KPK, Febri: Ibarat Lomba Lempar Batu Sembunyi Tangan
Febri berbagi pengalaman bagaimana beratnya mengikuti seleksi pegawai KPK sekitar tahun 2013. Dia menuturkan seluruh tes sebelum tahap wawancara unit kerja, dilakukan konsultan independen yang berpengalaman melakukan tes serupa untuk sejumlah lembaga negara dan swasta.
Tahap 1, tulis Febri, selain seleksi administrasi, juga ada pertanyaan awal soal fondasi integritas dan motivasi masuk KPK. Tahap 2 adalah tes potensi yang dinilainya ada beberapa soal yang mirip tes PNS. ”Tp saya merasakan tesnya sgt berat hari itu. Slain menguji potensi IQ, jg kesabaran dan konsistensi,” kata Febri.
Tahap 3 tes kompetensi sesuai bidang masing-masing dan pengetahuan umum tentang berbangsa dan bernegara, hukum serta pemberantasan korupsi. Febri yang melamar sebagai penyelidik, juga mendapat pertanyaan tentang audit. Tahap 4 tes bahasa Inggris.
”Pada tahap kompetensi ada wawancara dg konsultan. Saya merasakan hanya hal yg relevan yg digali. Bhkan ada pertanyaan mendalam ttg integritas dan independensi. Trmasuk pertanyaan, apa yg akan anda lakukan jk tahu atasan salah? Saya jwb, saya akan ingatkan dg cara yg tepat,” tutur Febri.
”Saya jg dtanya, situasi apa yg paling sulit ketika harus memilih kepentingan pribadi dg kepentingan pelaksanaan tugas. Hingga terkait kepemimpinan tim dan pengambilan keputusan. Saya memahami, ini pertanyaan sgt penting krn terkait aspek kepemimpinan dan konflik kepentingan,” lanjut dia.
Lewat akun twitter @febridiansyah, dia menyatakan keheranannya atas hal tersebut. Menurut dia, menjadi pegawai KPK bukan hal yang mudah. Butuh perjuangan keras agar bisa diterima. Proses seleksinya panjang dan berjenjang.
”Karena itu saya ga habis pikir skrg bbrpa pegawai senior yg berdedikasi dan kinerja bagus terancam disingkirkan hanya krn tes wawasan kebangsaan yg kontroversial ini,” cuit Febri, Kamis (6/5/2021).
Baca juga: Menpan-KPK Beda Pendapat soal Pegawai KPK, Febri: Ibarat Lomba Lempar Batu Sembunyi Tangan
Febri berbagi pengalaman bagaimana beratnya mengikuti seleksi pegawai KPK sekitar tahun 2013. Dia menuturkan seluruh tes sebelum tahap wawancara unit kerja, dilakukan konsultan independen yang berpengalaman melakukan tes serupa untuk sejumlah lembaga negara dan swasta.
Tahap 1, tulis Febri, selain seleksi administrasi, juga ada pertanyaan awal soal fondasi integritas dan motivasi masuk KPK. Tahap 2 adalah tes potensi yang dinilainya ada beberapa soal yang mirip tes PNS. ”Tp saya merasakan tesnya sgt berat hari itu. Slain menguji potensi IQ, jg kesabaran dan konsistensi,” kata Febri.
Tahap 3 tes kompetensi sesuai bidang masing-masing dan pengetahuan umum tentang berbangsa dan bernegara, hukum serta pemberantasan korupsi. Febri yang melamar sebagai penyelidik, juga mendapat pertanyaan tentang audit. Tahap 4 tes bahasa Inggris.
”Pada tahap kompetensi ada wawancara dg konsultan. Saya merasakan hanya hal yg relevan yg digali. Bhkan ada pertanyaan mendalam ttg integritas dan independensi. Trmasuk pertanyaan, apa yg akan anda lakukan jk tahu atasan salah? Saya jwb, saya akan ingatkan dg cara yg tepat,” tutur Febri.
”Saya jg dtanya, situasi apa yg paling sulit ketika harus memilih kepentingan pribadi dg kepentingan pelaksanaan tugas. Hingga terkait kepemimpinan tim dan pengambilan keputusan. Saya memahami, ini pertanyaan sgt penting krn terkait aspek kepemimpinan dan konflik kepentingan,” lanjut dia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda