KRI Nanggala 402 Hilang, Pengamat: Ini Kecelakaan Kapal Selam Pertama di Indonesia
Rabu, 21 April 2021 - 23:23 WIB
JAKARTA - Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan insiden hilangnya kapal selam KRI Nanggala-402 milik TNI AL di perairan utara Bali sekitar pukul 03.00 WIB merupakan kali pertama terjadi di Indonesia.
“Ini memang kecelakaan kapal Selam pertama di Indonesia,” katanya saat dihubungi, Rabu (21/4/2021).
Mantan anggota Komisi I DPR ini menilai, dalam insiden tersebut sebenarnya masih ada peluang KRI Nanggala-402 untuk melakukan combat SAR. Pasalnya kemampuan menyelam normal pada ambang batas kedalaman operasional adalah 48 jam. Lalu ditambah cadangan darurat untuk 24 jam sehingga total 72 jam.
“Menurut kemampuan tersebut kesempatan masih terbuka melakukan operasi Combat SAR sampai dengan 58-60 jam ke depan,” kata Nuning, panggilan akrab Susaningtyas Kertopati.
Dia mengatakan bahwa kesempatan ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Salah satunya dengan mengundang Angkatan Laut negara lain untuk melaksanakan misi kemanusiaan tersebut. “Kita ketahui tidak banyak Angkatan Laut yang memiliki kapal tender kapal Selam untuk operasi salvage dan/atau combat SAR. Yang penting saat ini TNI AL dapat segera menyelenggarakan konferensi pers untuk mengundang bantuan internasional,” tuturnya.
Seperti diketahui KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam buatan Jerman 1977. Dimana masuk jajaran TNI AL 1981. Saat insiden tersebut, terdapat 53 awak di kapal selam yang terdiri atas 49 anak buah kapal (ABK), 1 komandan satuan 3 personel arsenal.
“Ini memang kecelakaan kapal Selam pertama di Indonesia,” katanya saat dihubungi, Rabu (21/4/2021).
Mantan anggota Komisi I DPR ini menilai, dalam insiden tersebut sebenarnya masih ada peluang KRI Nanggala-402 untuk melakukan combat SAR. Pasalnya kemampuan menyelam normal pada ambang batas kedalaman operasional adalah 48 jam. Lalu ditambah cadangan darurat untuk 24 jam sehingga total 72 jam.
“Menurut kemampuan tersebut kesempatan masih terbuka melakukan operasi Combat SAR sampai dengan 58-60 jam ke depan,” kata Nuning, panggilan akrab Susaningtyas Kertopati.
Dia mengatakan bahwa kesempatan ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Salah satunya dengan mengundang Angkatan Laut negara lain untuk melaksanakan misi kemanusiaan tersebut. “Kita ketahui tidak banyak Angkatan Laut yang memiliki kapal tender kapal Selam untuk operasi salvage dan/atau combat SAR. Yang penting saat ini TNI AL dapat segera menyelenggarakan konferensi pers untuk mengundang bantuan internasional,” tuturnya.
Seperti diketahui KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam buatan Jerman 1977. Dimana masuk jajaran TNI AL 1981. Saat insiden tersebut, terdapat 53 awak di kapal selam yang terdiri atas 49 anak buah kapal (ABK), 1 komandan satuan 3 personel arsenal.
(cip)
tulis komentar anda