Kubu AHY: KLB Abal-abal Terpapar Virus Halusinasi, Mungkin Ini Maksud Razman
Selasa, 06 April 2021 - 08:40 WIB
JAKARTA - Aksi saling sindir disampaikan kedua kubu dalam kisruh Partai Demokrat terkait pendirian partai baru. Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyarankan Moeldoko untuk membuat partai baru pasca permohonan kepengurusan mereka ditolak Kemenkumham .
Tetapi juru bicara kubu Moeldoko Muhammad Rahmad sebaliknya justru menyatakan yang semestinya membuat partai baru adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab dia yang merebut Partai Demokrat dari para pendirinya.
Dihubungi Selasa (6/4/2021), Deputi Bappilu DPP kubu AHY Kamhar Lakumani menyebut, gerombolan KLB abal-abal pasca penolakan pengesahan oleh Menkumham terus menerus menebar sensasi demi mencari perhatian.
"Memutarbalikkan fakta seolah memiliki legal standing dan legitimasi atas apa yang disampaikannya. Padahal sebaliknya," tutur Kamhar.
Menurut dia, Rahmad sama sekali tak punya hak berbicara atas nama atau membawa-bawa Partai Demokrat pasca pengurunduran dirinya dari keanggotaan Partai Demokrat pada 2013.
Di sisi lain, pasca penolakan pengesahan hasil KLB abal-abal mereka dianggap terus menebar sensasi. Menurutnya, jika kubu Moeldoko normal dan waras semestinya malu. Bukannya terus menerus merepresentasi wacana picisan yang semakin mempermalukan diri mereka di mata publik.
"Mungkin ini yang dimaksud Razman, gerombolan KLB abal-abal banyak yang terpapar virus halusinasi. Tak bisa membedakan hayalannya dengan kenyataan," ujarnya.
Tetapi juru bicara kubu Moeldoko Muhammad Rahmad sebaliknya justru menyatakan yang semestinya membuat partai baru adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab dia yang merebut Partai Demokrat dari para pendirinya.
Baca Juga
Dihubungi Selasa (6/4/2021), Deputi Bappilu DPP kubu AHY Kamhar Lakumani menyebut, gerombolan KLB abal-abal pasca penolakan pengesahan oleh Menkumham terus menerus menebar sensasi demi mencari perhatian.
"Memutarbalikkan fakta seolah memiliki legal standing dan legitimasi atas apa yang disampaikannya. Padahal sebaliknya," tutur Kamhar.
Menurut dia, Rahmad sama sekali tak punya hak berbicara atas nama atau membawa-bawa Partai Demokrat pasca pengurunduran dirinya dari keanggotaan Partai Demokrat pada 2013.
Di sisi lain, pasca penolakan pengesahan hasil KLB abal-abal mereka dianggap terus menebar sensasi. Menurutnya, jika kubu Moeldoko normal dan waras semestinya malu. Bukannya terus menerus merepresentasi wacana picisan yang semakin mempermalukan diri mereka di mata publik.
"Mungkin ini yang dimaksud Razman, gerombolan KLB abal-abal banyak yang terpapar virus halusinasi. Tak bisa membedakan hayalannya dengan kenyataan," ujarnya.
(muh)
tulis komentar anda