Romo Benny Sebut Peran Ulama Mempertahankan Indonesia yang Majemuk
Jum'at, 26 Maret 2021 - 07:19 WIB
JAKARTA - Pastor Romo Antonius Benny Susetyo menyebut peran ulama pada saat perumusan Pancasila sangat penting dan menentukan arah demi persatuan dan kesatuan bangsa Indoneisa. Menurut Romo Benny , jika tidak ada Soekarno-Hatta dan peran umat muslim (ulama) yang sudah rela menghapus 7 kata dalam Piagam Jakarta pada sila pertama tidak akan seindah ini.
“Imajinasi Soekarno-Hatta itu luar biasa dan juga jika tidak ada jasa tokoh besar umat muslim, Kiai Hasyim Asy’ari, Ketua Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo, mungkin kita tidak seindah ini, dan itu kita harus catat jasa terbesar umat muslim, demi menjaga persatuan mereka rela mencabut 7 kata itu yang harus kita ingat,” ucapnya saat menjadi narasumber pada talkshow di kanal youtube Padasukatv Kamis, (25/3/2021).
Dia lalu mengatakan Masjid Istiqlal merupakan simbol kemerdekaan. Dia menyatu dengan Gereja Katedral sehingga menjadi simbol Kebhinekaan. “Nah masjid Istiqlal kan dulu dibangun bekas benteng yang disebut “citadel “ dibangun sebagai simbol kemerdekaan, yang menyatu dengan Gereja Katedral,” ucap Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.
Dengan modal tersebut, Benny menekankan agar kemerdekaan bangsa Indonesia harus dirawat dengan kekuatan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. “Dan memang waktu itu luar biasa, kerjasama lintas iman dalam merawat Kebhinekaan,” terangnya.
Dirinya juga mengatakan keberadaan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal sejak dibangun tidak pernah ada persoalan, hal tersebut menunjukan simbol keberagaman yang harus dijaga seluruh masyarakat Indonesia.
“Istiqlal dan Katerdal tidak hanya menjadi simbol peradaban (simbol Kebhinekaan) tetapi membawa kita semua, bahwa hebatnya bapak para pendiri bangsa kita, membawa intuisi bagaiamana merajut Indonesia,” tegasnya.
Dengan kerukunan yang dipupuk, maka dirinya optimistis akan memperkuat struktur ekonomi bangsa, kondusifitas maupun kesejahteraan bangsa Indonesia seperti yang dicita-citakan nenek moyang kita.
“Kita punya modal, bahawa kerukunan kalau sudah dipupuk akan memperkuat struktur ekonomi, ekonomi itu kan bukan hanya sarana, barang dan jasa, tetapi hanya iklim yang saling membantu,” terangnya.
“Imajinasi Soekarno-Hatta itu luar biasa dan juga jika tidak ada jasa tokoh besar umat muslim, Kiai Hasyim Asy’ari, Ketua Muhammadiyah Ki Bagus Hadikusumo, mungkin kita tidak seindah ini, dan itu kita harus catat jasa terbesar umat muslim, demi menjaga persatuan mereka rela mencabut 7 kata itu yang harus kita ingat,” ucapnya saat menjadi narasumber pada talkshow di kanal youtube Padasukatv Kamis, (25/3/2021).
Baca Juga
Dia lalu mengatakan Masjid Istiqlal merupakan simbol kemerdekaan. Dia menyatu dengan Gereja Katedral sehingga menjadi simbol Kebhinekaan. “Nah masjid Istiqlal kan dulu dibangun bekas benteng yang disebut “citadel “ dibangun sebagai simbol kemerdekaan, yang menyatu dengan Gereja Katedral,” ucap Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.
Dengan modal tersebut, Benny menekankan agar kemerdekaan bangsa Indonesia harus dirawat dengan kekuatan persatuan dan kesatuan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. “Dan memang waktu itu luar biasa, kerjasama lintas iman dalam merawat Kebhinekaan,” terangnya.
Dirinya juga mengatakan keberadaan Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal sejak dibangun tidak pernah ada persoalan, hal tersebut menunjukan simbol keberagaman yang harus dijaga seluruh masyarakat Indonesia.
“Istiqlal dan Katerdal tidak hanya menjadi simbol peradaban (simbol Kebhinekaan) tetapi membawa kita semua, bahwa hebatnya bapak para pendiri bangsa kita, membawa intuisi bagaiamana merajut Indonesia,” tegasnya.
Dengan kerukunan yang dipupuk, maka dirinya optimistis akan memperkuat struktur ekonomi bangsa, kondusifitas maupun kesejahteraan bangsa Indonesia seperti yang dicita-citakan nenek moyang kita.
“Kita punya modal, bahawa kerukunan kalau sudah dipupuk akan memperkuat struktur ekonomi, ekonomi itu kan bukan hanya sarana, barang dan jasa, tetapi hanya iklim yang saling membantu,” terangnya.
(muh)
tulis komentar anda