Moeldoko Memang Dipilih Khusus Kubu KLB Sibolangit untuk Hadapi SBY
Kamis, 18 Maret 2021 - 21:07 WIB
JAKARTA - Wakil Sekjen Partai Demokrat versi KLB Deliserdang Muhammad Rahmad mengungkapkan alasan mengapa Moeldoko yang dipinang menjadi ketua umum. Ada dua alasan yang dijelaskannya saat ditanya Akbar Faizal.
”Pertama, karena kita berpikir Pak Moeldoko jenderal bintang 4,” ujar Rahmad dalam video yang ditayangkan akun youtube Akbar Faizal Uncencored, Kamis (18/3/2021) malam.
Sebagai jenderal bintang empat, kata Rahmat, Moeldoko dipandang sebagai sosok yang tepat dalam pertempuran dengan kubu Cikeas. ”Kami pandang Pak Moeldoko mampu menghadapi Pak SBY, yang sama-sama bintang 4 walaupun hadiah,” kata mantan Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat 2010-2015 itu.
Alasan kedua, Rahmad mengatakan bahwa timbul simpati dari para senior dan pendiri Partai Demokrat ketika Moeldoko membantu meringankan beban kader partai yang terkena musibah banjir di Kalimantan.
”Kita kan ingin mengangkat kembali elektabilitas Partai Demokrat yang terus merosot, maka setelah melihat belian mau bantu kader, para senior punya gagasan bagaimana kalau Pak Moeldoko diminta pimpin Demokrat, mungkin beliau mau. Karena desakan KLB kan sebenarnya sudah lama,” tutur Rahmat.
Maka, sekitar Oktober 2020 keinginan itu disampaikan kepada Moeldoko. ”Waktu itu Pak Moeldoko menolak. Beliau baru benar-benar bersedia pada tanggal 4 Maret lalu. Itu pun setelah ditantang Pak SBY. Maksudnya dituduh sebagai otak di balik kudeta dan diberitakan secara masif. Bahkan Pak SBY mengatakan menyesal pernah mengangkat beliau, itu kan menyakitkan,” kata Rahmat.
”Pertama, karena kita berpikir Pak Moeldoko jenderal bintang 4,” ujar Rahmad dalam video yang ditayangkan akun youtube Akbar Faizal Uncencored, Kamis (18/3/2021) malam.
Sebagai jenderal bintang empat, kata Rahmat, Moeldoko dipandang sebagai sosok yang tepat dalam pertempuran dengan kubu Cikeas. ”Kami pandang Pak Moeldoko mampu menghadapi Pak SBY, yang sama-sama bintang 4 walaupun hadiah,” kata mantan Wakil Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat 2010-2015 itu.
Alasan kedua, Rahmad mengatakan bahwa timbul simpati dari para senior dan pendiri Partai Demokrat ketika Moeldoko membantu meringankan beban kader partai yang terkena musibah banjir di Kalimantan.
”Kita kan ingin mengangkat kembali elektabilitas Partai Demokrat yang terus merosot, maka setelah melihat belian mau bantu kader, para senior punya gagasan bagaimana kalau Pak Moeldoko diminta pimpin Demokrat, mungkin beliau mau. Karena desakan KLB kan sebenarnya sudah lama,” tutur Rahmat.
Maka, sekitar Oktober 2020 keinginan itu disampaikan kepada Moeldoko. ”Waktu itu Pak Moeldoko menolak. Beliau baru benar-benar bersedia pada tanggal 4 Maret lalu. Itu pun setelah ditantang Pak SBY. Maksudnya dituduh sebagai otak di balik kudeta dan diberitakan secara masif. Bahkan Pak SBY mengatakan menyesal pernah mengangkat beliau, itu kan menyakitkan,” kata Rahmat.
(muh)
tulis komentar anda