Bicara Kebenaran, SBY: Ya Allah, Kabulkanlah Permintaanku
Kamis, 18 Maret 2021 - 16:11 WIB
JAKARTA - Masalah internal Partai Demokrat disinggung oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui tulisannya berjudul Kebenaran dan Keadilan Datangnya Sering Terlambat, Tapi Pasti.
Tulisan bergaya puitis curahan hati (Curhat) SBY tertanggal 15 Maret 2021 itu ditayangkan di media sosial Facebook, Youtube SBY dan akun Instagram istrinya, Ani Yudhoyono in Memoriam.
"Kau harus bersyukur ketika jagad raya mengamini kata-katamu bahwa tak ada jalan yang lunak untuk meraih cita-cita yang besar. Juga tak ada yang serba mudah untuk mengatasi masalah yang berat. Terhadap itu semua, sejarah telah mencatat bahwa yang kau katakan itu juga telah kau jalankan dalam perjalanan hidupmu. Saat ini kau juga tengah melakukannya lagi. Artinya kau bukan termasuk golongan yang mudah menyerah,” tutur SBY menceritakan bisikan kalbunya dalam tulisannya itu dikutip SINDOnews, Kamis (18/3/2021).
“Semangat dan tekadmu tak mudah patah. Ini modal penting bagimu dan semua pemimpin partai, dalam meraih sukses di hadapan. Barangkali kau sering merasa lemah ketika menghadapi yang kuat. Apalagi sangat kuat. Namun, jangan lupa... jika Tuhan menakdirkan, yang lemah-lemah itu akan diangkat menjadi yang kuat,” lanjut SBY.
Sementara itu, dia juga merasa sangat berat untuk mendapatkan kebenaran dan keadilan yang sejati. Seolah jalan di hadapannya tertutup, tak ada yang terbuka.
“Ada jurang yang sangat dalam dan tebing tinggi yang amat terjal. Namun percayalah, hukum kehidupan mengajarkan bahwa pada akhirnya kebenaran dan keadilan akan datang. Datangnya mungkin lambat, tapi pasti," kata Mantan Presiden dua periode ini.
Di penghujung bisikan yang disebutnya nurani itu, SBY mengaku segera terjaga. “Aku tengadahkan tanganku seraya berucap 'terima kasih Tuhan'. Betapa tenteram rasa hatiku ketika Sang Pencipta kuyakini telah menguatkan hati dan pikiranku,” katanya.
SBY mengaku dilahirkan untuk mencintai kedamaian, bukan pertentangan dan kekerasan. Namun, kata dia, bagaimanapun dirinya lebih mencintai kebenaran dan keadilan.
“Jika kebenaran dan keadilan tegak, damailah hati kita. Damailah negara kita. Damailah dunia kita. Ya Allah, kabulkanlah permintaanku akan hadirnya kedamaian, kebenaran dan keadilan di negeri tercinta ini. KepadaMu aku berserah diri, dan kepadaMu aku memohon pertolongan,” tuturnya.
Tulisan bergaya puitis curahan hati (Curhat) SBY tertanggal 15 Maret 2021 itu ditayangkan di media sosial Facebook, Youtube SBY dan akun Instagram istrinya, Ani Yudhoyono in Memoriam.
"Kau harus bersyukur ketika jagad raya mengamini kata-katamu bahwa tak ada jalan yang lunak untuk meraih cita-cita yang besar. Juga tak ada yang serba mudah untuk mengatasi masalah yang berat. Terhadap itu semua, sejarah telah mencatat bahwa yang kau katakan itu juga telah kau jalankan dalam perjalanan hidupmu. Saat ini kau juga tengah melakukannya lagi. Artinya kau bukan termasuk golongan yang mudah menyerah,” tutur SBY menceritakan bisikan kalbunya dalam tulisannya itu dikutip SINDOnews, Kamis (18/3/2021).
“Semangat dan tekadmu tak mudah patah. Ini modal penting bagimu dan semua pemimpin partai, dalam meraih sukses di hadapan. Barangkali kau sering merasa lemah ketika menghadapi yang kuat. Apalagi sangat kuat. Namun, jangan lupa... jika Tuhan menakdirkan, yang lemah-lemah itu akan diangkat menjadi yang kuat,” lanjut SBY.
Sementara itu, dia juga merasa sangat berat untuk mendapatkan kebenaran dan keadilan yang sejati. Seolah jalan di hadapannya tertutup, tak ada yang terbuka.
“Ada jurang yang sangat dalam dan tebing tinggi yang amat terjal. Namun percayalah, hukum kehidupan mengajarkan bahwa pada akhirnya kebenaran dan keadilan akan datang. Datangnya mungkin lambat, tapi pasti," kata Mantan Presiden dua periode ini.
Di penghujung bisikan yang disebutnya nurani itu, SBY mengaku segera terjaga. “Aku tengadahkan tanganku seraya berucap 'terima kasih Tuhan'. Betapa tenteram rasa hatiku ketika Sang Pencipta kuyakini telah menguatkan hati dan pikiranku,” katanya.
SBY mengaku dilahirkan untuk mencintai kedamaian, bukan pertentangan dan kekerasan. Namun, kata dia, bagaimanapun dirinya lebih mencintai kebenaran dan keadilan.
“Jika kebenaran dan keadilan tegak, damailah hati kita. Damailah negara kita. Damailah dunia kita. Ya Allah, kabulkanlah permintaanku akan hadirnya kedamaian, kebenaran dan keadilan di negeri tercinta ini. KepadaMu aku berserah diri, dan kepadaMu aku memohon pertolongan,” tuturnya.
(dam)
tulis komentar anda