Relawan Jokowi: Manuver Moeldoko Salah, KLB Demokrat Justru Untungkan SBY-AHY
Minggu, 07 Maret 2021 - 16:42 WIB
JAKARTA - Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Sumatera Utara (Sumut), mendapat sorotan banyak pihak, tak terkecuali kelompok relawan Jokowi.
Adapun KLB bikinan mereka yang kontra dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu menetapkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko sebagai ketua umum partai berlambang mercy itu.
Aktivis 98 ini meyakini, Presiden Jokowi sama sekali tidak terlibat dalam KLB. Jadi, menurut Noel, salah jika Istana dituduh mengintervensi konflik Partai Demokrat. Dia juga meyakini bahwa perebutan Partai Demokrat adalah konflik internal lama.
Tentunya ada syahwat keinginan menuju pasar bebas Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. "Saat ini, banyak tokoh yang bersiap diri menuju 2024. Salah satunya, mungkin Moeldoko," kata Noel.
Dia pun menganalisa ada perangkap politik yang disadari atau tidak disadari oleh Moeldoko sendiri. Mantan Panglima TNI itu dianggap terjebak dalam desain politik Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"SBY ingin membesarkan anaknya. Desain kontruksi konflik seperti ini harusnya mudah terbaca oleh Moeldoko. Sayang beliau terjebak dalam syahwatnya," ucapnya.
Dia pun meyakini, konflik itu akan memunculkan persepsi publik SBY teraniaya oleh elite politik yang berkuasa. Kata dia, kalau narasi teraniaya ini dimainkan secara piawai oleh kelompok SBY pastinya menguntungkan AHY untuk Pilpres 2024.
"Kita lihat saja siapa yang menang dalam pertarungan opini ini. Pastinya ini bakal panjang, menguras energi Moeldoko sendiri," pungkasnya.
Adapun KLB bikinan mereka yang kontra dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu menetapkan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI Purnawirawan Moeldoko sebagai ketua umum partai berlambang mercy itu.
Aktivis 98 ini meyakini, Presiden Jokowi sama sekali tidak terlibat dalam KLB. Jadi, menurut Noel, salah jika Istana dituduh mengintervensi konflik Partai Demokrat. Dia juga meyakini bahwa perebutan Partai Demokrat adalah konflik internal lama.
Tentunya ada syahwat keinginan menuju pasar bebas Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. "Saat ini, banyak tokoh yang bersiap diri menuju 2024. Salah satunya, mungkin Moeldoko," kata Noel.
Dia pun menganalisa ada perangkap politik yang disadari atau tidak disadari oleh Moeldoko sendiri. Mantan Panglima TNI itu dianggap terjebak dalam desain politik Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"SBY ingin membesarkan anaknya. Desain kontruksi konflik seperti ini harusnya mudah terbaca oleh Moeldoko. Sayang beliau terjebak dalam syahwatnya," ucapnya.
Dia pun meyakini, konflik itu akan memunculkan persepsi publik SBY teraniaya oleh elite politik yang berkuasa. Kata dia, kalau narasi teraniaya ini dimainkan secara piawai oleh kelompok SBY pastinya menguntungkan AHY untuk Pilpres 2024.
"Kita lihat saja siapa yang menang dalam pertarungan opini ini. Pastinya ini bakal panjang, menguras energi Moeldoko sendiri," pungkasnya.
(maf)
tulis komentar anda