Menhub Bersama Kepala BNPB Tinjau Persiapan Kegiatan Praktik di PPI Curug
Sabtu, 06 Maret 2021 - 19:06 WIB
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo, meninjau persiapan kegiatan belajar mengajar tatap muka (on campus) untuk kegiatan praktik di Politeknik Penerbangan Indonesia di Curug, Tangerang, Banten, Sabtu (6/3/2021).
Budi Karya mengatakan, kegiatan praktik tatap muka akan dilakukan dengan metode block system. Dimana nantinya, para pengasuh/pengajar dan taruna/i tidak boleh keluar-masuk area kampus selama dilakukannya kegiatan praktek di kampus selama 2-3 minggu. Dia menjelaskan, rencana penerapan kegiatan ini telah dikoordinasikan dengan Satgas Penanganan Covid-19.
Sebelumnya, Kemenhub juga telah melakukan studi banding (benchmarking) dengan beberapa sekolah kedinasan yang telah lebih dulu melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka, seperti : Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta, Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya dan Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.
Lebih lanjut Menhub menyampaikan terima kasih kepada Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan bagi sekolah perhubungan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka untuk kegiatan praktik
"Saya minta pihak sekolah dan para taruna-taruni agar memanfaatkan kesempatan ini dengan baik dengan terus konsisten menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Jika terjadi penularan agar segera di stop dan lakukan evaluasinya," ucap Budi Karya.
Sementara itu Kepala BNPB/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan, telah mendapatkan penjelasan dari pengelola PPI Curung mengenai penerapan pembelajaran tatap muka melalui metode block system.
"Saya melihat ini adalah cara yang sangat baik, yang mampu meminimalkan resiko terpapar Covid-19. Tetapi yang paling penting adalah konsistensi penerapannya. Jangan sampai di awal ketat, kemudian di tengahnya kendor. Saya melihat kesiapan prakondisi sudah dilakukan dengan baik oleh pihak sekolah," ujar Doni Monardo.
Menurutnya, yang paling berbahaya jika terjadi penularan di dalam asrama sekolah adalah para pengasuh/pengajar yang berusia di atas 47 tahun dan memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Baca Juga
Budi Karya mengatakan, kegiatan praktik tatap muka akan dilakukan dengan metode block system. Dimana nantinya, para pengasuh/pengajar dan taruna/i tidak boleh keluar-masuk area kampus selama dilakukannya kegiatan praktek di kampus selama 2-3 minggu. Dia menjelaskan, rencana penerapan kegiatan ini telah dikoordinasikan dengan Satgas Penanganan Covid-19.
Sebelumnya, Kemenhub juga telah melakukan studi banding (benchmarking) dengan beberapa sekolah kedinasan yang telah lebih dulu melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka, seperti : Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta, Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya dan Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang.
Lebih lanjut Menhub menyampaikan terima kasih kepada Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan jajarannya yang telah memberikan kesempatan bagi sekolah perhubungan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka untuk kegiatan praktik
"Saya minta pihak sekolah dan para taruna-taruni agar memanfaatkan kesempatan ini dengan baik dengan terus konsisten menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Jika terjadi penularan agar segera di stop dan lakukan evaluasinya," ucap Budi Karya.
Sementara itu Kepala BNPB/Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan, telah mendapatkan penjelasan dari pengelola PPI Curung mengenai penerapan pembelajaran tatap muka melalui metode block system.
"Saya melihat ini adalah cara yang sangat baik, yang mampu meminimalkan resiko terpapar Covid-19. Tetapi yang paling penting adalah konsistensi penerapannya. Jangan sampai di awal ketat, kemudian di tengahnya kendor. Saya melihat kesiapan prakondisi sudah dilakukan dengan baik oleh pihak sekolah," ujar Doni Monardo.
Menurutnya, yang paling berbahaya jika terjadi penularan di dalam asrama sekolah adalah para pengasuh/pengajar yang berusia di atas 47 tahun dan memiliki penyakit penyerta (komorbid).
tulis komentar anda