Tokoh Komunitas Berperan Penting Dalam Mencegah Penyebaran COVID-19
Jum'at, 19 Februari 2021 - 20:55 WIB
JAKARTA - Pencegahan penularan pandemi COVID-19 semakin mudah jika setiap individu disiplin. Maka itu, peran tokoh komunitas dinilai sangat penting dalam mengubah perilaku individu agar semakin taat menerapkan protokol kesehatan .
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, individu yang disiplin menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir akan mencegah infeksi baik pada diri sendiri maupun dalam komunitasnya.
"Dari disiplin individu akan membuat pertahanan selanjutnya dalam populasi yang besar. Tentu saja gerakan itu harus banyak dilakukan," ujar Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi daring Alinea Forum bertajuk Mempertangguh Komunitas Saat PPKM Mikro, Jumat (19/2/2021).
Dalam menangani pandemi, kata dia, pemerintah harus melakukan berbagai macam intervensi, salah satunya perubahan perilaku masyarakat. Dia menambahkan, pola hidup merupakan hal sentral dalam menanggulangi pandemi.
"Apalagi saat ini kita belum temukan cara, misalnya obat untuk mengobati COVID-19. Jadi kita baru tahap pencegahan. Pencegahan pun risiko penularannya masih sangat tinggi, karena memang penularannya sangat cepat. Secara cepat banyak orang terjangkit, kemudian menjadi sakit," jelasnya.
Dia berpendapat untuk mempercepat perubahan perilaku di tingkat komunitas, kontribusi para tokoh sangat signifikan. "Kalau kita bicara perubahan prilaku, memang membutuhkan keteladanan dari tokoh-tokoh atau publik figur untuk melakukan peran ini," paparnya.
Sementara itu, Sosiolog dari Universitas Indonesia Imam B Prasodjo menilai upaya pendisiplinan dan penertiban masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan seharusnya berbasis mikro di level kerumunan. “Yang harus difokuskan untuk mendorong ketangguhan adalah wilayah-wilayah mikro, tetapi bukan RT/RW. Yang benar adalah komunitas, di mana tempat berinteraksi terjadi, dan di situ ada kerumunan yang cukup padat,” kata Imam dalam kesempatan sama
Mengubah perilaku masyarakat tidak dapat sekadar imbauan. Untuk memengaruhi perilaku masyarakat perlu melibatkan orang berpengaruh dalam komunitas kerumunan tertentu yang dapat menegakkan protokol kesehatan. Dalam komunitas pengajian misalnya, masyarakat akan mematuhi ustaz. Sehingga ustaz bisa berperan mengajak jamaah lebih taat protokol kesehatan. Baca juga: Hari Ke-11 PPKM Mikro, Delapan Anak di Blitar Positif COVID-19
Imam pun menyarankan agar sistem zonasi lebih menitikberatkan pada komunitas kerumunan, dibandingkan di tingkat RT/RW. Di sisi lain, kekayaan modal sosial, seperti gotong royong perlu terus didorong. Sehingga masyarakat tidak hanya mengandalkan pemerintah.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, individu yang disiplin menerapkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir akan mencegah infeksi baik pada diri sendiri maupun dalam komunitasnya.
"Dari disiplin individu akan membuat pertahanan selanjutnya dalam populasi yang besar. Tentu saja gerakan itu harus banyak dilakukan," ujar Siti Nadia Tarmizi dalam diskusi daring Alinea Forum bertajuk Mempertangguh Komunitas Saat PPKM Mikro, Jumat (19/2/2021).
Dalam menangani pandemi, kata dia, pemerintah harus melakukan berbagai macam intervensi, salah satunya perubahan perilaku masyarakat. Dia menambahkan, pola hidup merupakan hal sentral dalam menanggulangi pandemi.
"Apalagi saat ini kita belum temukan cara, misalnya obat untuk mengobati COVID-19. Jadi kita baru tahap pencegahan. Pencegahan pun risiko penularannya masih sangat tinggi, karena memang penularannya sangat cepat. Secara cepat banyak orang terjangkit, kemudian menjadi sakit," jelasnya.
Dia berpendapat untuk mempercepat perubahan perilaku di tingkat komunitas, kontribusi para tokoh sangat signifikan. "Kalau kita bicara perubahan prilaku, memang membutuhkan keteladanan dari tokoh-tokoh atau publik figur untuk melakukan peran ini," paparnya.
Sementara itu, Sosiolog dari Universitas Indonesia Imam B Prasodjo menilai upaya pendisiplinan dan penertiban masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan seharusnya berbasis mikro di level kerumunan. “Yang harus difokuskan untuk mendorong ketangguhan adalah wilayah-wilayah mikro, tetapi bukan RT/RW. Yang benar adalah komunitas, di mana tempat berinteraksi terjadi, dan di situ ada kerumunan yang cukup padat,” kata Imam dalam kesempatan sama
Mengubah perilaku masyarakat tidak dapat sekadar imbauan. Untuk memengaruhi perilaku masyarakat perlu melibatkan orang berpengaruh dalam komunitas kerumunan tertentu yang dapat menegakkan protokol kesehatan. Dalam komunitas pengajian misalnya, masyarakat akan mematuhi ustaz. Sehingga ustaz bisa berperan mengajak jamaah lebih taat protokol kesehatan. Baca juga: Hari Ke-11 PPKM Mikro, Delapan Anak di Blitar Positif COVID-19
Imam pun menyarankan agar sistem zonasi lebih menitikberatkan pada komunitas kerumunan, dibandingkan di tingkat RT/RW. Di sisi lain, kekayaan modal sosial, seperti gotong royong perlu terus didorong. Sehingga masyarakat tidak hanya mengandalkan pemerintah.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
(kri)
tulis komentar anda