Survei Indometer: Prabowo Kokoh, Ridwan Kamil Salip Ganjar Pranowo

Kamis, 18 Februari 2021 - 06:45 WIB
Posisi Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) terkuat masih relatif stabil. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Posisi Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) terkuat masih relatif stabil. Setelah sempat turun elektabilitasnya, kini Prabowo kembali rebound. Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sedikit melemah, dan kini tersalip oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, terpaut tipis elektabilitasnya.

Temuan survei Indometer menunjukkan elektabilitas Prabowo sebesar 17,2%, setelah sebelumnya sempat turun dari 17,6% pada survei Juli 2020 menjadi 16,8% pada survei Oktober 2020. Sedangkan, elektabilitas Ganjar saat ini sebesar 15,9%, setelah sebelumnya naik dari 15,4% pada Juli 2020 menjadi 16,5% di Oktober 2020. Sedangkan Kang Emil melesat hingga 16,1%, padahal sebelumnya turun dari 11,3% pada Juli 2020 menjadi 10,6% pada Oktober 2020. “Prabowo masih kokoh sebagai capres terkuat, sementara Ridwan Kamil dan Ganjar kini mulai salip-salipan,” ungkap Direktur Eksekutif lembaga survei Indometer Leonard SB dalam press release di Jakarta, pada Kamis (18/2/2021).

Menurut Leonard, melonjaknya elektabilitas Kang Emil menjadi tantangan, bukan hanya bagi Ganjar, tetapi juga koalisi PDIP dan Gerindra. Ganjar merupakan representasi PDIP, sedangkan Prabowo sangat mungkin dicalonkan lagi oleh Gerindra. “Meskipun bukan figur partai politik, tetapi Kang Emil terbukti mampu memenangkan dukungan dari parpol-parpol yang berbeda,” lanjut Leonard.

Dimulai dari pemilihan wali kota Bandung pada 2013 dan pemilihan gubernur Jawa Barat pada 2018 silam. Posisi tiga besar makin mantap dikuasai oleh Prabowo, Ganjar, dan Kang Emil. Pada posisi berikutnya Anies Baswedan dan Sandiaga Uno makin melorot. Elektabilitas Anies terus menurun, dari 10,1% pada Juli 2020 menjadi 8,9% pada Oktober 2020, dan kini 7,6%. Sementara itu Sandi juga terus-menerus merosot, dari 8,8% pada Juli 2020 menjadi 7,7% di Oktober 2020, dan kini 6,8%. “Jika tren ke depan terus menurun, peluang Anies dan Sandi untuk masuk bursa pilpres semakin berat,” tandas Leonard.

Pada urutan berikutnya adalah Khofifah Indar Parawansa sebesar 4,1% kemudian menjadi 3,8% dan kini 4,3 persen, Tri Rismaharini dari 2,9% kemudian menjadi 2,1% dan kini 3,4%, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari 3,3% kemudian 2,9% dan saat ini 2,7%, serta Giring Ganesha dari 0% kemudian 1,9% dan saat ini 2,2%.



Lalu ada Erick Thohir dari 1,8% menjadi 2,3% dan kini 1,6%, Mahfud MD dari 1,4% kemudian menjadi 1,3% dan kini 1,5%. Selain itu, Puan Maharani dari 1,2% kemudian menjadi 1,1% dan kini 1,3%, Susi Pudjiastuti dari 0,6% kemudian menjadi 1,0% dan saat ini berkisar 1,1%, dan Moeldoko dari 0,3% kemudian menjadi 0,5% dan kini 1,0%.

Selebihnya masih ada sejumlah nama lain yang elektabilitasnya di bawah 1 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 14,6%. “Masih terbuka peluang peluang bagi tokoh-tokoh baru maupun ceruk suara yang diperebutkan menuju 2024,” pungkas Leonard. Survei Indometer dilakukan pada 1-10 Februari 2021 melalui sambungan telepon kepada 1.200 responden dari seluruh provinsi yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2019. Margin of error sebesar 2,98%pada tingkat kepercayaan 95%.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(cip)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More