Pengakuan Marzuki Alie Dinilai Ungkit Perseteruan SBY-Megawati
Selasa, 16 Februari 2021 - 08:41 WIB
JAKARTA - Pengakuan mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie dalam sebuah diskusi di Channel YouTube Akbar Faizal Uncensored yang diunggah pada Kamis 11 Februari 2021 menyita perhatian banyak pihak. Dalam diskusi dengan Akbar Faizal itu, Marzuki Alie mengungkapkan Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) pernah menyampaikan bahwa Megawati Soekarnoputri dua kali kecolongan.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, pengakuan Marzuki Alie (MA) itu berpotensi kembali menghidupkan dendam politik Megawati kepada SBY . "MA dalam hal ini berpotensi kembali menghidupkan dendam politik Megawati, yang semestinya mulai padam, tetapi mengingatkan kontestasi SBY-Megawati," ujar Dedi Kurnia Syah kepada SINDOnews, Selasa (16/2/2021).
Baca juga: Soal Megawati Kecolongan 2 Kali, Pengamat Sebut SBY Perlu Klarifikasi
Dedi berpendapat, bukan tidak mungkin semangat permusuhan politik itu kembali tumbuh. "Terlebih Megawati saat ini miliki kuasa jauh lebih dominan dibanding SBY," ujarnya.
Maka itu, Dedi menilai putra sulung SBY yang kini menjabat Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) perlu mengikat kuat solidaritas partai agar siap menghadapi segala kemungkinan yang bisa saja akan dihadapi partai berlambang mercy itu menjelang kontestasi 2024. Di samping itu, Dedi menilai konteks pembicaraan yang diungkapkan Marzuki Alie itu sepertinya hanya soal kepiawaian SBY membaca momentum politik.
Baca juga: Pengakuan Marzuki Alie Semakin Menebalkan Jarak Megawati dengan SBY
"Terutama saat SBY memilih mundur dari daftar menteri saat itu, juga keberhasilannya memenangi pemilu (2004) dengan menggandeng Jusuf Kalla. Dua hal ini dianggap sebagai kekalahan Megawati, di mana justru SBY mampu melesat," kata Dedi.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, pengakuan Marzuki Alie (MA) itu berpotensi kembali menghidupkan dendam politik Megawati kepada SBY . "MA dalam hal ini berpotensi kembali menghidupkan dendam politik Megawati, yang semestinya mulai padam, tetapi mengingatkan kontestasi SBY-Megawati," ujar Dedi Kurnia Syah kepada SINDOnews, Selasa (16/2/2021).
Baca juga: Soal Megawati Kecolongan 2 Kali, Pengamat Sebut SBY Perlu Klarifikasi
Dedi berpendapat, bukan tidak mungkin semangat permusuhan politik itu kembali tumbuh. "Terlebih Megawati saat ini miliki kuasa jauh lebih dominan dibanding SBY," ujarnya.
Maka itu, Dedi menilai putra sulung SBY yang kini menjabat Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) perlu mengikat kuat solidaritas partai agar siap menghadapi segala kemungkinan yang bisa saja akan dihadapi partai berlambang mercy itu menjelang kontestasi 2024. Di samping itu, Dedi menilai konteks pembicaraan yang diungkapkan Marzuki Alie itu sepertinya hanya soal kepiawaian SBY membaca momentum politik.
Baca juga: Pengakuan Marzuki Alie Semakin Menebalkan Jarak Megawati dengan SBY
"Terutama saat SBY memilih mundur dari daftar menteri saat itu, juga keberhasilannya memenangi pemilu (2004) dengan menggandeng Jusuf Kalla. Dua hal ini dianggap sebagai kekalahan Megawati, di mana justru SBY mampu melesat," kata Dedi.
tulis komentar anda