DPR Nilai Masih Banyak Insentif Nakes Tahun 2020 Belum Dibayar
Kamis, 04 Februari 2021 - 20:46 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR , Yahya Zaini mengungkapkan bahwa masih banyak insentif tahun 2020 bagi para tenaga kesehatan (Nakes) yang belum dibayar. Hal tersebut merupakan hasil kunjungan Komisi IX DPR RI ke berbagai daerah.
Seharusnya keterlambatan itu yang harus diprioritaskan untuk diselesaikan, bukan justru memotong insentifnya. “Bahkan, yang terjadi sekarang banyak rumah sakit yang kewalahan termasuk banyak menolak pasien karena kasus COVID-19 yang meningkat tajam. Akibatnya tidak sedikit pula yang meninggal lantaran tidak tertangani dengan optitmal," ujar Yahya dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (4/2/2021). Baca juga: Owalah! Insentif Nakes Ternyata Masih Banyak Ndekem di Rekening Pemda
Politikus Partai Golkar ini mengatakan bahwa keadaan yang sangat memprihatinkan itu perlu dicarikan solusi. "Bukan melemahkan semangat kerja para Nakes,” tutur Legislator dari Dapil Jawa Timur VIII tersebut.
Maka itu, dia menilai kebijakan pemerintah yang sempat ingin melakukan pemotongan insentif para nakes kurang tepat. "Di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang melampaui angka 1 juta dengan jumlah kasus harian sekitar 14.000, beban kerja para nakes justru sangat berat. Seharusnya mereka mendapat penghargaan yang layak, bukan dengan memotong insentifnya,” jelas Yahya.
Dia melanjutkan para nakes adalah petugas terdepan yang berjibaku dalam penanganan pandemi dengan bertaruh nyawa dan sangat rentan untuk tertular. Di antara mereka sudah ratusan orang yang meninggal dunia dalam menjalankan tugasnya.
“Di tengah angka penularan yang masih tinggi, sangat tidak arif jika pemerintah justru memangkas insentif nakes sampai 50 persen,” tuturnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Kementerian Keuangan memastikan tidak ada pengurangan besaran nilai insentif bagi nakes pada tahun 2021. Penjelasan dari pemerintah itu disampaikan setelah wacana pemangkasan insentif nakes itu panen kritikan, termasuk dari Yahya Zaini.
Seharusnya keterlambatan itu yang harus diprioritaskan untuk diselesaikan, bukan justru memotong insentifnya. “Bahkan, yang terjadi sekarang banyak rumah sakit yang kewalahan termasuk banyak menolak pasien karena kasus COVID-19 yang meningkat tajam. Akibatnya tidak sedikit pula yang meninggal lantaran tidak tertangani dengan optitmal," ujar Yahya dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (4/2/2021). Baca juga: Owalah! Insentif Nakes Ternyata Masih Banyak Ndekem di Rekening Pemda
Politikus Partai Golkar ini mengatakan bahwa keadaan yang sangat memprihatinkan itu perlu dicarikan solusi. "Bukan melemahkan semangat kerja para Nakes,” tutur Legislator dari Dapil Jawa Timur VIII tersebut.
Maka itu, dia menilai kebijakan pemerintah yang sempat ingin melakukan pemotongan insentif para nakes kurang tepat. "Di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang melampaui angka 1 juta dengan jumlah kasus harian sekitar 14.000, beban kerja para nakes justru sangat berat. Seharusnya mereka mendapat penghargaan yang layak, bukan dengan memotong insentifnya,” jelas Yahya.
Dia melanjutkan para nakes adalah petugas terdepan yang berjibaku dalam penanganan pandemi dengan bertaruh nyawa dan sangat rentan untuk tertular. Di antara mereka sudah ratusan orang yang meninggal dunia dalam menjalankan tugasnya.
“Di tengah angka penularan yang masih tinggi, sangat tidak arif jika pemerintah justru memangkas insentif nakes sampai 50 persen,” tuturnya.
Sekadar diketahui sebelumnya, Kementerian Keuangan memastikan tidak ada pengurangan besaran nilai insentif bagi nakes pada tahun 2021. Penjelasan dari pemerintah itu disampaikan setelah wacana pemangkasan insentif nakes itu panen kritikan, termasuk dari Yahya Zaini.
(kri)
tulis komentar anda